Chapter 7

1.1K 84 41
                                    

~Selamat Membacaaa~

Mungkin perempuan normal akan berpikir untuk berhenti mengejar laki-laki yang sudah berkali-kali menyakiti, lebih tepatnya tidak pernah menganggap ada. Tapi Keisha tidak temasuk dalam kategori perempuan normal itu.

"This is cegil. Cegilnya Kak Rafka," gumam Keisha senyum-senyum sendiri di parkiran.

Kemarin memang dirinya hancur, merasa sakit melihat Rafka yang ternyata sama sekali tidak peduli padanya. Tapi itu kemarin, bukan hari ini. Dia sudah membuka kertas baru, dan menutup hari sedih kemarin dengan tanda titik yang sangat tebal. Artinya, hari kemarin ya hari kemarin, tidak akan pernah dia bawa pada hari ini. Khusus untuk masalah percintaanya dengan Rafka!

Perempuan yang sedang dimabuk cinta satu bulan belakangan ini, dengan berani berjalan santai dilingkungan Fakultas Manajemen Bisnis. Mencari sosok laki-laki yang setiap detik selalu mengganggu pikiranya. Dia ingin berpura-pura menuntut, mengapa Rafka tiba-tiba memecatnya tanpa memberi penjelasan khusus. Maklum, modus dalam pendekatan kutub es.

"Kak Rafka," panggil Keisha di lorong koridor Fakultas Manajemen Bisnis.

Rafka yang merasa namanya dipanggil pun membalikan tubuhnya. Dia mengerutkan kening bingung ketika melihat Keisha berjalan dengan riang menghampiri. Tunggu dulu! Bukankah kemarin dia sudah memecat gadis itu dengan seenaknya? Mengapa raut wajah itu sama sekali tidak terlihat tanda-tanda kemarahan pada umumnya?

"Sorry sorry. Gue boleh ngobrol sama Kak Rafka sebentar?" tanya Keisha sopan pada rekan organisasi Rafka yang sepertinya sedang mengobrolkan sesuatu didepan kelas.

Terlihat dua laki-laki itu tersenyum lalu mengangguk. "Yaudah kalo gitu nanti ini kita revisi Raf. Kita usahain besok proposal ini udah siap."

"Hemm," balas Rafka singkat.

Setelahnya mereka meninggalkan Rafka dan Keisha. Jantung Keisha tiba-tiba berdetak dengan tidak karuan. Mendadak dia gugup dan lupa bagaimana caranya untuk memprotes. Pesona Rafka terlalu awur-awuran untuk hatinya yang gampang baper.

"Ada apa?" tanya Rafka dingin.

"Ah itu... a-anu Kak. Apa kabar?"

Sial! Dia salah berbicara. Apa-apaan ini? Tiba-tiba menanyakan kabar padahal dia sendiri tahu Rafka dalam keadaan baik-baik saja.

"Baik."

Syukurlah. Setidaknya Rafka membalas pertanyaan konyolnya. Walaupun Keisha sendiri yakin, dalam hati laki-laki itu pasti sedang membicarakan tingkat kebodohanya ini.

"Ekhem. K-kak gue mau nanya," gugup Keisha merutuki dirinya yang mendadak ciut.

Rafka hanya mengangkat satu alisnya saja sebagai jawaban.

"Kemarin gue dipecat sama manajer. Katanya itu suruhan Kak Rafka. Kalo boleh tau kenapa ya Kak?"

"Padahal gue udah tau jawabanya," batin Keisha cekikikan.

"Tidak ada alasan."

Keisha hampir tersedak ludahnya sendiri. Jawaban yang sangat tidak pernah dia duga.

"Tapikan gue berhak tau Kak. Gak fair dong kalo gue dipecat sepihak gini?"

Rafka menghela nafasnya pelan. "Besok silahkan kerja kembali," katanya hendak memasuki kelas, namun kembali Keisha tahan.

"Eh bukan gitu maksud gue Kak. Gue cuman mau tau alasanya aja kok. Kalo emang gue buat kesalahan, gue minta maaf Kak."

"Tidak ada kesalahan."

Semesta MerinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang