~Selamat Membacaaa~
Keesokan harinya, Keisha kembali seperti semula. Wajah nya yang selalu memancarkan keceriaan itu, tidak hilang bahkan ketika sudah menerima siksaan yang paling menyakitkan dari Papah nya semalam. Dia membaluti luka di kening nya dengan kapas, lalu dibalut dengan perban. Perempuan itu menarik nafasnya dalam, lalu dia hembuskan perlahan. Tangan nya dingin, tanda bahwa dirinya saat ini sedang takut. Pikiranya sedang berkelana, memikirkan alasan apa yang cocok untuk dia berikan pada sahabat-sahabat nya nanti?
"Ck! Kalo gue boong nanti mereka kecewa, tapi kalo gue jujur nanti si Malika marah lagi." gumam nya yang masih berdiri di parkiran, cemas dengan pikiranya sendiri.
"Kei."
"Mampus!" gumam nya tanpa berbalik badan.
"Kekeyi!" kesal Zahra yang melihat Keisha malah berlari meninggalkan nya.
"Kesambet apa ya itu orang?"
Keisha terus berlari tanpa arah. Tidak menghiraukan protesan mahasiswa lain yang sedari tadi dia senggol tanpa rasa bersalah. Dia lebih takut melihat kemarahan Zahra daripada mendapatkan protesan tajam dari mahasiswa lain. Lama dirinya berlari, sampai tidak sadar bahwa didepan ada seseorang yang menatap dirinya bingung.
"Keisha?" tanya laki-laki itu menarik tangan Keisha yang hampir saja jatuh tersungkur.
"Astaga. Hampir aja gue ciuman sama ubin," pekik Keisha mengatur nafasnya yang ngos-ngosan.
"Lo kenapa?"
"Eh? Kak Angga?"
Terkejut. Ternyata yang menarik tanganya tadi adalah Angga. Keisha menyengir gugup. Mengingat kejadian ekstrim saat pertemuan terakhir mereka beberapa hari lalu. Dimana dirinya yang menginjak kaki Angga tentu dengan sebab dan alasan.
"Kenapa sih Kei?" kekeh Angga yang melihat Keisha malah diam canggung.
"I-itu... gue minta maaf udah injak kaki lo waktu itu Kak."
Angga terkekeh tampan "Oiya untung lo ingetin. Gue mau tanya alasan yang kuat kenapa lo injak kaki gue pas itu?"
Keisha menatap kearah lain. Sial! Bagai keluar dari kandang harimau, kini dirinya malah masuk ke kandang buaya. Alasan apa yang harus dia berikan pada Angga?
"Eumm itu... kaki lo nyebelin sih Kak, bikin gue badmood. Jadi gue injek hehe. Sorry ya Kak." ucap Keisha menggaruk tengkuk nya tidak gatal.
Angga menaikan satu alisnya bingung "Yakin gara-gara itu?"
"IYA! Emang lo pikir gara-gara apalagi? Yakali gue main injek gitu aja tanpa alasan kan?"
Angga semakin bingung dan tidak mengerti dengan jalan pikir adik tingkat nya ini. Saat dirinya akan kembali bersuara, Keisha tiba-tiba saja langsung berlari dan memanggil seseorang.
"Sorry ya Kak gue tinggal dulu. Ada urusan negara yang harus gue selesaikan. KAK RAFKA TUNGGUIN GUE." teriak Keisha dilorong koridor kampus, membuat beberapa atensi mahasiswa kembali mengalihkan perhatian pada Keisha.
Angga menatap kepergian Keisha dengan tatapan penuh arti. Ketika punggung kecil itu telah menghilang di balik tembok, dia menyeringai tersenyum licik.
"Menarik," gumam nya memikirkan rencana yang menarik untuk dia eksekusi nanti sore.
"Kak Rafka," teriak Keisha lagi membuat langkah Rafka kini terhenti.
Keisha melotot saat kakinya mendadak tidak bisa di rem. Perempuan itu terpekik dan berteriak takut-takut wajah imutnya ini terbentur punggung lebar dan tegap Rafka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Merindu
Fiksi Umum"Kamu cemburu?" tanya pria itu jail. "Enggak!" Dia tidak cemburu. Hanya saja hatinya panas melihat lelaki itu berdekatan dengan perempuan lain. "Masa?" "Iya!" "Masa sih???" "IYA!" pekik gadis itu membuat lelaki di hadapanya terkejut. "Iya apa?" "...