~Selamat Membacaaa~
"Capek yah nduk?" tanya Ummi Ningrum lembut.
Setelah mengobrol ringan tadi, Ummi Ningrum berpamitan untuk masak bersama para santri. Keisha yang tidak enak pun memilih untuk ikut membantu. Selesai shalat berjamaah dzuhur bersama dan dilanjut dengan makan siang, Keisha juga membantu merapikan kembali bekas makan mereka bersama dengan Ummi Ningrum.
"Seneng Ummi. Kei udah lama gak bantu-bantu gini. Biasanya dulu Kei suka bantuin Almh. Mamah."
Ummi Ningrum tersenyum tipis. Sudah tahu kehidupan Keisha seperti apa walaupun tidak sepenuhnya, dan semua informasi itu dia dapatkan dari Rafka.
"Yasudah kamu istirahat dikamar yah. Ada Afka juga disana," titah Ummi Ningrum.
Keisha mengangguk sopan. Diapun beranjak untuk pergi ke kamar Rafka yang berada diruang tengah. Tanpa mengetuk pintu, perempuan itu langsung masuk saja karena tidak tahan dengan rasa gerah ditubuhnya.
"Maaf ya Kak. aku gak kuat gerah banget," ucap Keisha yang langsung membuka kerudungnya.
Rafka yang tadi sedang fokus membaca kitab pun kemudian menutup kitab nya kembali.
"Saya mau mengajar dulu. Kamu istirahat saja, tidur. Nanti saya bangunkan kalo mau pulang," ucap Rafka beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan Keisha.
Namun sesaat kemudian pintu kembali dibuka. "Pegang kunci cadangan ini. Biar saya kunci dari luar," ucapnya yang kembali keluar tanpa menunggu jawaban dari istrinya.
"Buset dikunciin dari luar udah kaya buronan aja," jawab Keisha melihat kunci cadangan yang tadi Rafka berikan.
Tidak mau ambil pusing, Keisha memilih untuk melihat sekeliling kamar Rafka. Kamar ini bernuansa putih, makanya terlihat sangat terang jika lampu dinyalakan. Disudut kamar ada lemari khusus buku-buku dan kitab. Disamping nya terdapat lemari pakaian.
Kemudian beralih pada samping kiri, ada lemari kecil yang didalamnya entah berisi apa. Berjarak 5 langkah dari pintu, terdapat meja belajar yang masih tersusun rapi. Kamar ini terlihat sangat rapi dan wangi. Aroma khas tubuh Rafka sangat menguar dalam indra penciumanya. Keisha bahkan betah berlama-lama disini. Vibes kamar ini sangat berbeda dengan kamar Rafka dicafe. Mungkin karena kamar ini adalah tempat tinggal Rafka sedari kecil. Pasti banyak kenangan yang terlukis di setiap sudut kamar ini.
"Jadi kangen kamar sendiri," gumam Keisha tersenyum getir.
Keisha memilih menaruh kerudungnya di hanger. Namun karena kerudung itu licin, jadi berkali-kali terjatuh kelantai. Saat Keisha mengambil kembali kerudung itu yang ke-3 kalinya, ekor matanya menangkap sebuah kotak yang menarik perhatianya di kolong ranjang. Satu kotak berwarna hitam yang terlihat sudah berdebu.
"Jatoh kali yah?" gumam Keisha mengambil kotak tersebut.
Diapun membersihkan kotak tersebut dari debu yang menggumpal. Keisha sampai terbatuk-batuk karena tebal nya debu yang sudah mengotori kotak tersebut. Awalnya dia akan langsung menaruh kotak itu dimeja belajar, namun fokus nya malah teralihkan dengan bacaan yang tertera didepan kotak tersebut.
"Punya Afka?" gumam Keisha terkekeh lucu.
"Jangan-jangan foto-foto pas Kak Rafka kecil? Lihat ah," girang Keisha dengan semangat membuka kotak tersebut.
Namun sayangnya kotak itu ternyata dikunci. Dia tidak mempunyai kuncinya, dan tidak tahu juga Rafka menaruh kunci itu dimana. Keisha terus berpikir bagaimana caranya agar bisa membuka kotak ini. Saat matanya tertuju pada kerudung yang tadi dia gantung, matanya berbinar ketika menemukan ide cemerlang. Dia berinisiatif untuk mencongkel anak lubang kunci dari kotak tersebut yang terlihat sangat kecil dengan menggunakan peniti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Merindu
Ficción General"Kamu cemburu?" tanya pria itu jail. "Enggak!" Dia tidak cemburu. Hanya saja hatinya panas melihat lelaki itu berdekatan dengan perempuan lain. "Masa?" "Iya!" "Masa sih???" "IYA!" pekik gadis itu membuat lelaki di hadapanya terkejut. "Iya apa?" "...