Chapter 15

1.2K 102 38
                                    

~Selamat Membacaaa~


Waktu menunjukan pukul 8 malam, namun Rafka belum juga melihat tanda-tanda Keisha kembali.

"Kak! Lo beneran gatau Keisha kemana?"

Rafka menghembuskan nafasnya kasar. Sedari tadi dia direcoki dengan dua sahabat Keisha yang terus menanyakan keberadaan Keisha padanya. Berkali-kali Rafka bilang jika Keisha pergi kerumah nya untuk mengambil barang, namun mereka bilang Keisha sudah tidak ada disana.

"Saya tidak tahu!"

"Masa gatau sih Kak! Lo kan suaminya sekarang," protes Zahra uring-uringan.

"Dia hanya bilang pergi kerumah nya."

"Ya lo harusnya anterin dia kek. Udah tau bokap sama Nenek lampir lagi sensi banget sama dia. Gimana nanti kalo dia kenapa-kenapa?" todong Zahra lagi memandang Rafka geram.

Rafka menghembuskan nafasnya lagi lelah. Sejak kehadiran Keisha, nafasnya terasa sangat melelahkan.

"Lo dari tadi diem di cafe? Gak nyariin dia keluar?" bisik Felix disamping Rafka.

"Iya."

"Si gob**k! Istri nya ilang lo malah anteng bae diem disini," geram Felix.

Rafka hanya mengedikan bahunya tidak acuh. Dia lebih memilih memainkan I pad nya untuk mengurus organisasi yang kemarin sedikit bermasalah. Felix memandang Rafka jengah. Tidak habis pikir dengan sifat sahabat nya yang terlihat tidak peduli. Dia pikir setelah Rafka menikahi Keisha, setidaknya ada rasa peduli dan perhatian yang akan laki-laki itu berikan untuk Keisha.

"Keisha," teriak Naira dan Zahra ketika melihat Keisha yang turun dari mobil dengan seorang laki-laki.

Felix melototkan matanya terkejut saat melihat sosok laki-laki yang mengantarkan Keisha. Dia Dafi, Abang tiri Rafka. Matanya bergantian menatap Dafi dan Rafka yang masih tetap fokus pada I pad nya. Tidak menghiraukan keberadaan Keisha yang kini sudah ditemukan.

"Raf? Istri lo noh sama si Dafi," bisik Felix menyenggol bahu Rafka.

Rafka memandang Felix malas "Terus?"

"Lo gak cemburu gitu istri lo bareng cowok lain? Gimana nanti kalo si Dafi ngambil si Keisha dari lo?"

"Apa hubungan nya sama gue?" tanya Rafka berdecak malas.

Felix menggelengkan kepala nya tidak mengerti. Sahabat nya ini memang benar-benar titisan beruang kutub. Sangat dingin dan terlampau cuek. Setidaknya dia harus melihat gelagat cemburu atau raut wajah tidak suka dari Rafka saat melihat istrinya dengan laki-laki lain. Tapi yang dia dapatkan hanya wajah datar seperti biasanya dan sikap ketidakpedulian.

"Hebat! Lo nikahin anak orang tapi gak bertanggung jawab sama kewajiban lo? Bukan nya lo sendiri yang bilang dihadapan bokap nya Keisha kalo lo mau ambil alih kewajiban nya?" sindir Felix berhasil membuat pergerakan Rafka terhenti.

"Seenggak nya lo bisa bersikap hangat sama Keisha juga Raf. Gimana pun sekarang dia itu istri lo. Lo juga pasti lebih paham kan tentang dunia perumah tanggaan dalam Islam?" lanjut Felix berhasil membuat Rafka kalah telak.

Laki-laki itu berdiri dari duduknya dan menghampiri Keisha juga Dafi.

"Kak Dafi makasih banget yah lo udah bantuin sahabat gue. Gue gatau kalo misalkan gak ada lo nasib ini bocah kaya gimana. Setidak nya ada manusia yang masih peduli sama sahabat gue dibandingkan sama suaminya yang malah diem-diem bae kaya patung," sindir Zahra sengaja mengeraskan suaranya agar bisa terdengar oleh Rafka.

Semesta MerinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang