Chapter 11

2.2K 141 149
                                        

~Selamat Membacaaa~

    Terik matahari dipagi hari membangunkan Rafka yang merasakan kepalanya berdenyut sakit. Disebuah kamar hotel yang berantakan, Rafka tampak membuka matanya perlahan. Laki-laki itu baru sadarkan diri dan mendudukan dirinya. Rafka memijat pelipisnya pelan dan ketika mendengar suara tangisan diapun menoleh.

   "Astagfirullah," Rafka langsung berdiri dari duduknya dan hampir saja terjatuh jika dia tidak berpegangan tangan pada meja.

   Dia terkejut melihat Keisha yang tergulung selimut dan duduk disisi ranjang sambil menangis tersedu-sedu. Rafka membeku ditempat. Dia menatap sekeliling kamar yang terlihat berantakan. Saat menyadari bajunya tegeletak mengenaskan dilantai, Rafka langsung melotot lagi ketika dia baru menyadari kini dirinya sedang bertelanjang dada.

   "A-apa ini? A-ada apa?" gugupnya yang langsung mengambil kaos miliknya dan dia pakai dengan terburu-buru.

   "K-kei?" Rafka gugup saat memanggil perempuan itu.

   Keisha masih menangis tersedu-sedu. Bahkan perempuan itu enggan menatap kearah Rafka. Samar-samar Rafka mendengar Keisha bergumam

   "A-aku kotor. A-aku udah gak suci. Aku kotor!"

   Rafka duduk dibibir ranjang dengan pandangan kosong. Dia berusaha mengingat kejadian semalam atau kemarin tapi tidak bisa. Semuanya hitam dan dia tidak mengingat kejadian apapun dengan Keisha. Seingatnya terakhir kali dia berada dicafe, tetapi kenapa tiba-tiba dia berada disini?

   "K-kei? A-apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Rafka meremas seprai kuat-kuat, merasa takut dan gugup.

   Keisha menggelangkan kepalanya pelan. Dia juga tidak tahu apa yang baru saja terjadi pada mereka. Pagi tadi ketika dia terbangun, dia sudah disuguhkan dengan pesona Rafka yang sedang tertidur dengan pulas. Alih-alih terkejut, perempuan itu malah senyum-senyum sendiri merasa bahwa ia sedang bermimpi. Namun saat dirinya hendak menyantuh wajah Rafka, dia terkejut ketika melihat dirinya yang tidak memakai baju atasan. Saat itu juga Keisha langsung terbangun dan memakai kembali bajunya, lalu menangis histeris.

   Saat hendak kembali berbicara, Rafka dan Keisha sama-sama terdiam mendengar suara pintu terbuka. Keduanya dengan bersamaan menoleh kearah pintu.

   "KEISHA!!!" Zahra dan Naira berlari bersamaan menghampiri Keisha.

   "LO APAIN SAHABAT GUE BAJINGAN!" teriak Zahra hendak memukul Rafka namun ditahan oleh Felix.

   "Mereka dijebak," sentak Felix menghentikan Zahra.

   "Apanya yang dijebak? Jelas-jelas sahabat gue udah diperkosa sama dia! Cover doang lo alim ternyata otaknya kotor," teriak Zahra lagi semakin marah.

   "Astagfirullah? P-perkosa?" kaget Rafka memandang Keisha nanar.

   Laki-laki itu berjalan mendekati Keisha dengan raut wajah khawatir.

   "Kei bilang sama saya. Saya sudah memperkosa kamu? Iya benar begitu Kei?" desak Rafka.

   "G-gue gatau Kak. Gue juga bingung. Gue gak inget apa-apa" ucap Keisha sesenggukan. Dia menangis dalam pelukan Naira.

   "Kalian di jebak," ucap Felix mambuat atensi mereka teralihkan.

   "Apa? Apa maksudnya dijebak apa?" tanya Rafka bingung.

   "Gue dikirimin foto lo sama Keisha sama nomor gak dikenal tadi. Bahkan dia juga kasih alamat hotel ini. Kalo emang Rafka perkosa Keisha, terus yang kirim foto ini siapa? Gak mungkin Rafka kan? Lihat. Disini kalian berdua gak sadarkan diri," ucap Felix memberikan foto Keisha dan Rafka yang sedang berpelukan.

Semesta MerinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang