Chapter 32

2.6K 142 56
                                    

~Selamat Membacaaa~

"Sudah sampai," ucap Rafka memarkirkan mobil nya diarea kampus.

Semenjak mereka berbaikan, Rafka selalu meminta Keisha untuk berangkat dan pulang bersamanya. Banyak yang mengira mereka berpacaran. Namun ada juga yang sudah mengetahui bahwa mereka sudah menjadi pasangan suami istri. Hanya saja mereka tidak mengetahui bahwa kedekatan Rafka dan Keisha diawali dengan jebakan yang Angga buat.

"Hari ini pulang jam berapa Kak?" tanya Keisha.

"Aku cuman ada matkul satu, jam 10 nanti. Kalo kamu?" ucap Rafka balik bertanya.

"Aku ada matkul jam 8 sama jam 11. Paling abis dzuhur juga udah pulang."

"Yasudah nanti aku antar kamu pulang dulu yah, soalnya aku ada rapat BEM jam 1. Selesai rapat, di jam 3 ada seminar juga, dan aku yang jadi narasumber nya. Kemungkinan aku bisa pulang sesudah maghrib."

"Aku gamau sendirian di pesantren," cicit Keisha takut.

Rafka tersenyum tipis "Kalo di cafe?"

"Mau! Yaudah nanti aku pulang sendiri aja ke cafe yah. Eh paling sama Malika Naira juga kalo mereka gak sibuk. Terus nanti Kak Rafka jemput aku disana yah," ucap Keisha berbinar.

"Tapi kalo Zahra sama Naira gak bisa ikut kamu ke cafe, kamu tetap pulang sama aku yah. Aku yang anter, jangan sendiri," posesif Rafka.

"Ok," jawab Keisha tersenyum manis.

Rafka mengecup kening Keisha singkat. Kemudian diapun keluar untuk membukakan pintu istrinya.

"Kabarin kalo sudah sampai kelas yah."

Keisha terkekeh kecil, menyadari perhatian kecil Rafka yang menurutnya berlebihan namun dia sangat suka.

"Ay ay captain!"

Keisha menyalami tangan Rafka kemudian sedikit berlari menuju area Fakultasnya. Meninggalkan Rafka yang tersenyum kecil menatap punggung istrinya yang semakin menjauh.

"Wah wah wah. Bisa-bisanya lo semakin hari semakin bahagia disaat seharusnya lo tanggungjawab dengan kematian sahabat lo sendiri."

Perkataan dari seseorang yang berada dibelakang tubuh Rafka, berhasil membuat Rafka membeku. Pergerakan tanganya yang sedang menutup pintu mobil pun terhenti. Dengan gerakan slowmo, Rafka membalikan tubuhnya untuk melihat wajah orang tersebut.

"Saya tidak memiliki tanggungjawab apapun atas kematian seseorang," jawab Rafka dingin.

"Tutup mata? Perlu gue ungkit lagi kejadian dulu?" tanya orang tersebut sedikit meninggikan suaranya.

"Apa yang kamu mau Angga?"

Angga tersenyum smirk, "maybe ngeliat lo menderita seumur hidup? Gue perhatiin akhir-akhir ini wajah lo keliatan lebih cerah. Bahagia nikah sama cewek hasil dari jebakan gue?"

"Sedari dulu saya memang sudah mencintai Keisha. Terima kasih karena kamu sudah membantu saya untuk mendapatkan Keisha," jawab Rafka membuat jiwa Angga terbakar emosi.

"Lo udah ngelupain Iren?" bentak Angga membuat beberapa mahasiswa mengalihkan tatapan pada mereka.

"Saya tidak pernah melupakan siapapun Angga.."

"Buktinya lo udah cinta sama itu cewek dari lama! Oh atau jangan-jangan lo sengaja biarin Iren mati supaya lo bisa dapetin Keisha tanpa gangguan dari Iren? Dasar pembunuh!"

"Jaga bicara anda Angga, Iren meninggal sebelum saya bertemu dengan Keisha!" bentak Rafka tidak terima.

"Lo pembunuh Rafka! Lo harusnya di penjara seumur hidup! Lo udah buat cewek yang gue suka mati! Menderita! Lo harus tanggungjawab bangsat," Angga menendang perut Rafka kencang.

Semesta MerinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang