______🔥
Hugo berdiri diam di ambang pintu ruang kesehatan, matanya terpaku pada sosok ayahnya, Harry, yang terbaring lemah di ranjang. Wajah Harry tampak pucat, napasnya berat dan tidak beraturan. Di dalam ruangan itu sangat sunyi. Hugo mengepalkan tangannya di sisinya, merasakan beban yang menyesak di dadanya. Pikirannya melayang pada Magnolia dan seluruh Kerajaan Windson. Rasa bersalah yang menghantui batinnya mulai menjerat dirinya.
"Apakah ini semua salahku? Papa begini karna aku yang mengajaknya, sudah pasti ini adalah kesalahanku" gumamnya pelan, hanya untuk dirinya sendiri.
Hugo berdiri di tepi balkon kerajaan, angin malam yang dingin meniupkan rambutnya yang kusut. Pikirannya dipenuhi kegelapan dan rasa bersalah yang terus menghantuinya. Dia menatap langit malam yang penuh bintang, merasa semakin kecil di hadapan dunia yang luas ini. Dadanya sesak, tangannya gemetar. Rasa bersalah yang dalam karena pengkhianatan pada Magnolia dan kerajaan mendorongnya pada pikiran yang paling gelap-mungkin, dengan mengakhiri hidupnya, semua beban ini akan hilang.
Di belakangnya, suara pintu terbuka. Magnolia, Liam, dan Janeera memasuki ruangan, kaget melihat Hugo berdiri begitu dekat dengan tepi balkon, dengan pandangan hampa di matanya. Janeera, kekasihnya, langsung berlari ke arahnya, wajahnya dipenuhi kepanikan. "Hugo! Apa yang kau lakukan? Jangan lakukan ini!" serunya, air mata mulai membasahi wajahnya. "Kumohon, jangan tinggalkan aku. Kita bisa melewati ini bersama."
"Hugo, apa maksudnya ini huh, tenang lah go" Pekik liam panik, sedangkan magnolia hanya memandangnya dengan sendu. Ia tau pasti Hugo merasa bersalah padanya tapi dengan cara seperti ini tidak mampu mengembalikan ayahnya yang sudah meninggal.
Namun, Hugo tetap tak bergerak, tidak berbalik. Pikirannya terfokus pada penyesalannya, pada segala kesalahan yang telah dia buat. "Aku... tidak pantas hidup," ucapnya pelan, suaranya nyaris tak terdengar di antara desiran angin. "Aku telah mengecewakan semuanya... Magnolia, kerajaan... bahkan kepercayaan kalian."
Janeera berusaha semakin mendekat, tangannya terulur, berusaha meraih Hugo. "Kau tidak perlu menanggung semua ini sendirian. Kita bisa memperbaikinya. Kumohon, Hugo... aku butuh kamu."
Namun, Hugo tetap tak mendengar. Rasanya seperti semua suara di sekitarnya tenggelam oleh deru pikirannya yang penuh rasa bersalah.
Saat itulah Magnolia maju ke depan. Dengan tenang tapi tegas, ia memanggil Hugo, suaranya lembut namun kuat. "Hugo, lihat aku." Hugo tidak segera merespon, tapi ada sesuatu dalam suara Magnolia yang membuatnya sedikit goyah. Akhirnya, perlahan, Hugo berbalik dan menatap Magnolia, air mata sudah mulai menggenang di matanya.
"Kau merasa bersalah atas apa yang ayahmu lakukan, aku tahu," kata Magnolia dengan suara yang penuh empati. "Tapi mengakhiri hidupmu tidak akan memperbaiki apapun. Aku tidak pernah membencimu, Hugo. Kau juga sudah ku anggap temanku__ saudaraku, dan aku butuh kau untuk tetap hidup, untuk membantuku melindungi kerajaan ini. Percayalah Kau tidak sendirian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Forest of the vampire (END)
Vampir⚠️Cerita ini berkaitan dengan cerita yang ada di TDC (THE DARK CLOUD)-dengan melanjutkan alur ceritanya, untuk cast nya tetap sama TREAMON, tapi berbeda sifat dan karakter aja. Tidak berada jauh dari kota seoul, tepatnya di Ahopsan forest, dijuluki...