Dua Puluh: Kasih Makan Netizen

853 64 31
                                    


Notes:

Setelah mengetik ber-chapter-chapter sampai jam 2 pagi. Aku masih harus edit dan proofread! Karena nulisnya ngantuk-ngantuk jadi typo dimana-mana dan sebagian besar masih narasi dan dialog kasar.

Dalam 4 chapter terbaru ini (Dua Puluh hingga Dua Puluh Empat), aku terkaget-kaget saat baca ulang. "Oh jadi begini ceritanya?" Seolah-olah bukan aku yang menulis. Seolah-olah semuanya muncul begitu saja setelah aku menyebut mantra Aparecium[1].

Sudah siap kaget juga?

***

Jam dinding menunjukkan pukul 22:51.

Semalam Ia tidur setelah subuh dan kini masih belum bisa tidur lagi. Tidak tahu bagaimana mengutarakannya, namun, video wawancara itu membuatnya merasa... berat.

"Yaaa kita kasih makan netizen juga."

Kalimat itu terus berputar di kepalanya, membuat Ia malas melakukan apapun.

Hidup ini memang nano-nano ya. Ramai rasanya. Sedetik bahagia tidak karuan, sedetik lagi terjun bebas jatuh ke inti bumi.

Kalau saja Sintya bukan pemilik kapal, Ia mungkin sudah sama saja seperti sebagian besar warganet: ikut turun kapal.

Harusnya memang tidak perlu ada harapan, harusnya memang tidak perlu mengada-ngada.

Harusnya sejak awal semuanya juga jelas: semua ini lucu-lucuan saja.

Salah siapa yang tiba-tiba menyelipkan harapan?

***

Sintya sebenarnya sudah bosan melihat wajahnya berseliweran di FYP Tiktok. Mulai dari potongan video live-nya sebelumnya fashion show dimulai, video Ummi merapikan pakaiannya, video Ia berlenggak di runway*, video Ia berpamitan dengan Ummi, sampai berbagai jenis angle dan potongan video Ia bernyanyi dengan Abi.

Baginya, apa yang Abi lakukan itu manis sekali. Mau dipikir ulang berapa kali pun tetap sama, kejutan itu manis sekali.

Ia ingat Ia sudah menolak bernyanyi bersama sampai terakhir kali Abi memastikan. Tapi, hatinya sudah merasa tidak enak sejak saat Ia naik ke atas panggung; sejak laki-laki itu berhenti bernyanyi sejenak untuk mengatakan,

"Ini Sintya Marisca, Bu. Cantik ya."

ABIDZAR BILANG DIA CANTIK!

DI DEPAN PUBLIK!

DAN SEKARANG VIDEONYA SUDAH TERSEBAR KE SELURUH PENJURU NEGARA!

Mungkin ini bisa dipahami dengan mudah oleh semua perempuan di dunia. Tidak perlu dijelaskan dengan rinci bagaimana rasanya mendapatkan pujian dari seseorang yang dikagumi, semua orang tahu bahagianya. Bahkan rasa bahagia itu tidak hanya di hatinya, tapi sampai ke hati banyak orang di luar sana.

Kalau saja Sintya pegawai kantoran, sudah pasti Ia harus update CV**-nya.

Prestasi: Dipuji crush di depan publik!

Salah. Kurang tepat. Dan katanya, CV lebih baik pakai bahasa inggris. Perlu revisi menjadi,

Achievement: Recognized as a beautiful woman by Abidzar Al-Ghifari, one of the Indonesian 2024 'Most Eligible Bachelor'.***

Yah tapi apalah arti dipuji cantik kalau urusannya cuma buat kasih makan netizen.

"Gausah sok-sok kasih makan netizen, udah pada gede mereka bisa makan sendiri." Gerutu Sintya sebal melihat potongan wawancara Abi.

BerlayarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang