Dua Puluh Satu: Egois

836 51 10
                                    

Abi berdecak melihat potongan videonya yang ramai di media sosial. Hanya beberapa detik yang isinya,

"Sintya-nya aman?"

"Amanin aja yang penting gua aman."

Video itu membuat Ia merasa buruk. Ia juga memperhatikan seluruh video yang ramai beredar; video acara kemarin, video live Instagramnya, video live Tiktok, sampai video wawancara. Ramai sekali dengan bahasan-bahasan terkait dirinya dan Sintya yang tidak ia sangka akan jadi seperti ini. Dan harus ia akui, ini tidak menyenangkan.

Ia tahu apa yang Ia lakukan dan katakan akan berdampak terhadap hal lain, keluarganya, image-nya, juga pekerjaannya. Sebagai aktor, jelas ini bukan impresi yang bagus, seriesnya akan tayang sebentar lagi. Manajemen juga pasti keberatan dengan keramaian ini. Tapi siapa yang bisa menahan jari warganet?

Ia mempertanyakan kondisi saat ini, Tidak bisakah agenda entertainment tetap hanya menjadi agenda entertainment? Dan tidak perlu dianggap menjadi agenda lain yang tidak masuk akal?

Ia juga tahu apa yang Ia katakan di wawancara itu menuai kontra. Tidak bisakah orang menerima kalau memang begitu adanya? Tidak semua hal harus sesuai harapan masing-masing.

Tapi, semua urusan ini sama saja. What's done is done. Can't do anything about it. Video wawancara itu sudah sampai ke pelosok negeri dan diresapi banyak hati.

***


BerlayarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang