Notes:
Kemarin-kemarin gatau mau nulis apa, tapi aku kembali.
Kemaren telfonan dulu sama Abi, nanya mau cerita apa lagi ya. Kata Abi, tanya Sintya. Haduh bucin.
Yaudah nih, selamat berlayar!
***
Abi baru saja mengetikkan balasan "P maksud?" pada unggahan kolaborasi mereka. Lalu tiba-tiba ia merasa ingin menghubungi lawan mainnya.
Sejak pihak brand membentuk grup whatsapp, Abi sudah memiliki nomor ponsel Sintya. Tapi belum pernah menggunakannya. Sebenarnya ia bukan text-person, kalau bisa memilih, ia lebih suka bicara langsung atau lewat telepon.
Tapi ia masih ragu, apakah boleh menelepon Sintya?
Akhirnya ia mengetikkan pesan. Di iMessage, bukan lagi di Instagram.
Message to Sintya: Sin, ini Abi
Balasan Sintya muncul dengan cepat,
Message from Sintya: Eh Hi, Bii
Message to Sintya: Gua udah komen, bales dong
Message from Sintya: Hahaha, iya bentarr
Beberapa detik kemudian notif instagram itu muncul, Sintya membalas komentarnya. Abi tersenyum. Lucu sekali endorsement kali ini.
Tapi sebenarnya ia tidak hanya ingin membahas comment reels. Sejak awal collab ini, ada yang ingin ia tanyakan. Akhirnya ia memberanikan diri.
Message to Sintya: BTW, gue boleh call ga si? Susah ngetik sambil nyebat
Empat puluh detik setelah pesan itu dikirim terasa sangat panjang. Ternyata gugup sekali ya meminta izin menghubungi seseorang? Salah. Ternyata gugup sekali ya meminta izin menghubungi Sintya.
Message from Sintya: Sabii
Balasan itu membuatnya loncat. Yes!
Message to Sintya: Wokee
Abi mengatur napas lalu menekan button call. Ringing.
***
Incoming call from Abidzar
Sintya menggigit bibir. Deg-degan sekali melihat notifikasi itu. Ia berdeham lalu menekan button accept.
"Hi", sapanya.
Abidzar tertawa, "Hi."
Hening beberapa saat, keduanya terlalu canggung untuk mulai bicara. Tapi akhirnya Abidzar yang memulai.
"Punukan-punukan lo gimana?"
Sintya yang kali ini tertawa, "Tau aja soal punukan."
"Yaa tau lah. Tapi gatau kenapa jadi punukan sih? Karena lo onta jadi mereka punuk onta gitu?"
"Enggaa, punukan tuh plesetan dari kata ponakan. Kan gue juga Onta plesetan dari Onty-Auntie gituu." Jelasnya.
Abidzar terdengar ber-ooh. "Trus gimana responnya?"
Sintya menggulir layar ponselnya, membuka direct message instagram. "Di DM sih udah mulai liar ya, as expected lah. Lo gimana?"
"Mayan rame."
"Baguslah. Semoga angkanya bagus."
"Angkanya?"
"Angka buat brand-nya."
"Ohh iya. Engagement rate naik sih harusnya, view-nya lumayan." Abidzar meresponnya, "Lo aman gak tapi?"
Dahi Sintya berkerut, "Aman apanya?"
"Aman sama respon netizen. Kan jadi dijodoh-jodohin dimana-mana."
Gantian Sintya yang ber-ooh panjang. Ia ragu, tapi tetap merespon, "Yaa, gue anggep kerjaan aja sih. Mau orang respon gimana kan ga bisa dicegah."
"Tapi kan brand ini emang manfaatin gosip itu, Sin."
"Yaaa iya."
"Lo gapapa?"
"Lo sendiri?"
Hening.
Setelah beberapa saat saling diam, Abi yang menjawab duluan, "Gue ga ada masalah. Gaada pacar, ga keberatan sama sekali."
Sintya tertawa, "Baguslah. Gue juga gapapa, kok."
"Bilang ya kalo lo risih." Abi bicara pelan.
Sintya tidak suka nada itu. Nada bicara yang membuat kupu-kupu di perutnya berterbangan. Jadilah ia mengubah tone pembicaraan.
Ia memutuskan tertawa, "Hahaha, santai ajaa, udah banyak lah gosip-gosip gini."
"Siap dehh yang banyak gosipnya." Abi meledeknya.
"Gagitu dong bangg." Sintya tersenyum sendiri.
"Syauqi juga bahas lo terus tuh kalo lagi main. Naksir tuh kayanya."
"Mana ada. Gabisa, gue ga available digosipin sama cowo."
Suara Abi sedikit berubah, seperti lebih berat, "Loh, lo ada cowo, Sin?"
"Oh bukann, kan lagi sama lo." Jawab Sintya. Sadar kalimatnya ambigu, ia membenarkan. "Lagi collab sama lo kann, harus jaga image buat brand."
Beberapa detik Abi tidak merespon, dan Sintya merasa panik.
Tapi akhirnya ia lega ketika Abi terdengar tertawa, "Hahaha, bener lagi."
Keduanya tertawa tertahan. Sama-sama seperti berjalan di pinggir jurang. Hati-hati sekali. Salah-salah dikit bisa berantakan.
***
Notes:
Selain Abi, aku juga ga suka text, lebih suka call.
Ada yang sama?
Ada yang tau kira-kira abisin sehari telfonan berapa kali? Ang ang ang.
BTW, Aku udah update empat kali hari ini. Berlayar yang jauh, ya!
Tapi aku penasaran deh, favorite kalian chapter berapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Berlayar
FanfictionCerita fiksi dengan drama romansa dan berbagai highlight kehidupan di Kota Jakarta. Sebagian besar cerita terinspirasi dari kisah kehidupan sehari-hari yang tersedia di media sosial. Tokoh utama cerita terinspirasi dari tokoh asli, namun seluruh alu...