Tiga Puluh Empat: Menghitung Hari 2

1.1K 114 80
                                    

Sintya tertawa melihat caption video yang lewat, "nahkoda kita ugal-ugal-an banget, guys.", katanya. Paham kalau yang dimaksud adalah tidak lain tidak bukan Ummi Pipik.

Sudah hampir sebulan sejak orang di luar sana aktif dan sibuk sekali membahas kedekatan-nya dengan Abi. Peredaran berita sudah bukan hanya di media sosial, tapi kini menarik perhatian wartawan. Ia mengernyit mendapati banyak pekerja media menungguinya beberapa hari lalu, gosip gue udah masuk berita TV nih? pikirnya dalam hati ketika mendapati pertanyaan "gimana hubungannya sama Abidzar?".

Di tempat lain, ia tahu Abi juga menghadapi hal yang sama. Namun, tentu saja memberikan tanggapan yang berbeda.

***

Semakin hari, semakin banyak yang mempertanyakan dirinya. Tapi ya... buat apa? Siapa yang butuh pengakuan dari siapa?

Abi sedang menikmati hari liburnya yang syahdu. Sesekali Ia menekan button next, ketika lagu yang berputar tidak sesuai dengan mood-nya. Hingga kemudian sebuah lagu kembali mengalun. Entah sudah yang ke-berapa kalinya sore itu. Mungkin karena spotify tahu bahwa Ia sedang kecanduan dengan liriknya. Bukan hanya karena lagu itu masuk on repeat playlist atau karena lagunya yang bagus. Lebih dari itu, adalah karena Ia menggenapi isi lagu itu dengan sepenuh hatinya.

Ingin sekali rasanya merekam suaranya sekarang. Namun, sepertinya ia harus segera turun karena pesan yang masuk di grup Whatsapp-nya,

Sintya: "Aku udah deket, 5 menit lagi."

Dan Ummi men-tag dirinya untuk segera turun dan membantu parkir.

***

Cibubur diguyur hujan deras dan mereka sedang menikmati kudapan sore-menjelang-malam bersama.

Entah sudah pertemuan ke-berapa, Sintya masih terlihat kikuk. Sebisa apapun gadis itu berusaha, rasa canggung itu terlihat jelas. Meskipun Ummi benar-benar menunjukkan rasa kasih sebanyak itu, Sintya masih terasa berjarak.

Belum lagi, obrolan ringan tentang press conference series-nya kemarin tiba-tiba berubah jadi bahasan podcast terakhirnya. Dan wajah Sintya yang tadinya canggung itu kini berubah menjadi sendu. Sepertinya Ia sudah mengecewakan gadis itu lagi.

Kali ini, Ummi yang maju pertama, "Kok masih ada sih Bi kalimat-kalimat gitu?"

"Aku udah minta apus dari kemaren, kayanya ke-skip, jadi yang bagian itu masih sempet tayang." Jawabnya.

Perkara satu menit wawancara Om Alvin yang berujung keluar lagi kalimat "kasih makan netizen" itu sempet jadi huru-hara antara Ia dan Kak Fitri kemarin. Abi sudah minta agar di-cut, tapi sepertinya miss komunikasi. Bagian itu tetap tayang. Dan sepertinya Sintya mendengarnya.

Ia melirik sintya lagi, memastikan. Wajahnya terlihat biasa saja, tapi siapa yang tahu? Sejak ia mengenalnya, ia tahu gadis ini terlalu pandai mengatur ekspresi.

Kalau menurut netizen dirinya susah ditebak, sebenarnya, lebih sulit menebak sintya. Gadis itu cenderung objektif dan seringkali memilih menahan perasaan. Hingga Ia kadang harus rela bingung mengartikan gerak-geriknya.

Lalu, gadis itu tertawa.

Lihat, benar kan?

Apa arti tawanya?

"Eh ayo keburu adzan ini." Ummi yang tiba-tiba sadar harus segera ambil wudhu pun menginterupsi. Menghentikan acara makan itu sekaligus menghentikan kesempatan Abi bertanya. Karena mereka akan sholat, lalu pergi makan malam.

BerlayarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang