Chapter 9

2.4K 195 18
                                    

CERITA INI HANYA UNTUK DINIKMATI
DON'T COPY MY STORY!!

Jangan lupa tekan vote dan berikan dukungan komentar kalian 🙆🏻‍♀️❤️

ֶָ֢𐚁๋࣭⭑ֶָ֢

Galen masih berdiri di ambang pintu, tatapannya tajam beralih antara Wild yang bertelanjang dada dan Ainsley yang kini terdiam di depan pintu kamar mandi. Hening. Detik-detik seolah memanjang, penuh dengan keheningan yang tegang.

Tiba-tiba, Galen terkekeh, senyuman tipis terbit di bibirnya, meskipun tidak sampai ke matanya. "Ah, begitu rupanya," ucapnya pelan, suaranya terdengar sinis. Ia memandangi Wild sebentar sebelum kembali menatap Ainsley dengan pandangan penuh penilaian.

"Jadi ini yang kau lakukan?"

Ainsley tergagap, ekspresinya tegang saat kedua alisnya bertaut. "Apa maksudmu?"

Galen hanya menyeringai, satu alisnya terangkat, matanya bersinar dengan rasa dingin yang menusuk. Tanpa berkata lebih lanjut, dia berbalik dan melangkah keluar, meninggalkan apartemen dengan sikap yang terlihat tak acuh namun penuh kemarahan yang tertahan.

Ainsley tersentak, seakan kesadarannya baru kembali. "Tunggu!" serunya. Dengan panik, dia melesat keluar, mengikuti Galen yang sudah berjalan cepat menuju lift. Tapi terlambat. Pintu lift tertutup sebelum dia sempat menyusul. Tidak ada pilihan lain, ia harus mengambil tangga darurat.

Dia berlari menuruni tangga dari lantai tujuh, napasnya memburu, detak jantungnya menggema dalam keheningan lorong. Pikirannya kacau, dia tak sepenuhnya tahu mengapa dia mengejar, tapi ada sesuatu dalam tatapan Galen tadi yang membuatnya merasa harus menjelaskan.

Harus ada yang diperjelas sebelum semuanya berakhir salah. Begitulah pikirnya.

Ketika akhirnya mencapai lantai dasar, Ainsley melihat Galen sudah di dekat pintu kaca lobi, siap keluar. Dengan sekuat tenaga, dia berteriak.

"Galen!"

Galen berhenti tepat sebelum mencapai pintu lobi, tangannya masih di pegangan pintu kaca. Suara Ainsley yang memanggilnya terdengar tegas meskipun napasnya terengah-engah setelah berlari menuruni tujuh lantai. Dia perlahan memutar tubuhnya, menatap Ainsley.

Ainsley berdiri dua langkah darinya, wanita itu terlihat menggigit bibirnya, mencoba merangkai kata-kata. "Tunggu... ini tidak seperti yang kau pikirkan," ucapnya, suaranya sedikit bergetar.

Dia tak yakin apa yang bisa dia jelaskan, tapi dia tahu bahwa ada hal yang salah dalam kepergian Galen begitu saja tanpa penjelasan.

Galen menyipitkan mata, lalu menyeringai tajam. "Tidak seperti yang kupikirkan? Lalu apa, Ainsley? Aku datang dengan niat baik, mencoba memperbaiki segalanya. Tapi, aku malah menemukan pria bertelanjang dada di apartemenmu." Suaranya begitu dingin, seakan menancapkan belati di setiap kata.

Ainsley merasa dadanya sesak mendengar ucapan pria itu. "Wild... dia hanya - itu kecelakaan. Kopi tumpah, dan aku sedang mencuci bajunya." Ucapannya terdengar lemah bahkan di telinganya sendiri.

"Kopi? Serius? Kopi tumpah jadi alasan kau berdua ada dalam situasi... intim seperti itu?" Galen menahan tawa sarkastik, jelas tak percaya.

Ainsley meremas tangannya, frustasi. "Tidak ada yang terjadi! Kau harus percaya padaku!"

Alih-alih marah, Galen malah tertawa pelan, suaranya rendah dan menenangkan. Tangan besarnya dengan lembut mengusap peluh di dahi Ainsley sebelum jari-jarinya bergerak, menyisir lembut rambut hitam wanita itu.

"Kau tahu, apa kesalahanmu?" tanyanya dengan nada lembut, namun ada sesuatu yang tajam di balik kata-katanya. "Seharusnya kau bisa memanfaatkan kejadian tadi untuk menjauhkan aku darimu. Bisa saja kau menggunakan itu sebagai alasan untuk menyingkirkanku dari hidupmu."

LOSE OR GET YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang