4. Susu?

118 18 3
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

HAPPY READING

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Berbagai pelajaran tatak rama sudah banyak Laurent pelajari, ingatannya tentang berbagai macam pelajaran itu membuatnya sangat cepat tanggap dalam kelas Madam Diana.

"Anda semakin pintar lady, saya menyukai perkembangan anda yang semakin hari semakin bertambah," puji Madam Diana.

Luisa tersenyum membalasnya, "Terimakasih madam, ini semua juga berkat anda. Karena anda sudah amat sabar mengajarkan saya," Luisa menyanjung gurunya itu. Madam Diana tersenyum senang mendengar sanjungan dari putri Pedana mentri itu.

Madam Diana, orang yang haus akan pujian.

Pelajaran yang diberikan oleh Madam Diana pun berakhir, wanita bergelar Viscountess itu pun pamit mengundurkan diri dari kediaman Pedana mentri.

"Tidak ingin sombong, namun nyatanya pelajaran ini sangat mudah bagiku," gumam Luisa dengan percaya diri.

Adelia pun masuk kedalam ruangan dengan beberapa pelayan lainnya. Ada sekitar lima pelayan membersihkan dan membereskan segala buku yang ada disana. Adelia mendekati Luisa lalu bertanya dengan penasaran.

"Bagaimana dengan pelajarannya Lady? Apakah mudah? Saya yakin anda dapat menyelesaikannya dengan baik lady," Adelia terlihat amat semangat. Laurent rasa, gadis ini selalu memiliki energi yang berlebihan. Lihatlah, Adelia selalu menampilkan ekspresi ceria.

"Kau sudah tau jawabannya, jadi jangan bertanya lagi Adelia," Adelia tersenyum malu.

Luisa membawa kakinya keluar dari sana, Hari ini ia berniat mengelilingi Kediaman ini, lagi pula ia merasa bosan jika harus terus berdiam diri di taman ataupun di kamarnya.

Sepanjang perjalanan Adelia tidak hentinya mengoceh tentang ini itu, Luisa mendengarkan segala ucapan gadis pelayannya. Sesekali menanggapi ucapan Adelia yang tidak ada habisnya.

Entahlah, kapan energi putri baron itu habis.

"Didepan sana adalah tempat berlatih kuda, lady jarang sekali datang kesini, karena minat lady untuk menunggangi kuda tidak ada, bahkan bisa dibilang tidak pernah kesini. Tetapi tempat ini juga sering digunakan untuk melatih beberapa kesatria," Luisa menganggukkan kepalanya.

Tempat ini adalah tempat dimana Keluarga Pedana mentri latihan menunggangi kuda dan melatih kesatria tertentu.

Terlihat seekor kuda berwarna hitam pekat tengah melaju kencang dengan seorang penunggangnya yang terus menghentakkan tali pengekang kuda.

"Ayah?" gumam Luisa sembari menatap penunggang kuda hitam itu.

Laju kuda mulai stabil dan berhenti tepat didepan Luisa. Pedana mentri Helious tersenyum menatap putrinya, ia turun dari atas kuda lalu mendekati Luisa.

Mengecup singkat kening putrinya dan mengelus lembut surai indah Luisa sembari bertanya dengan nada pelan, "Apa yang membawamu ketempat ini Luisa? Biasanya putriku ini paling anti berada ditempat ini," Helious bertanya sembari menyindir halus.

Luisa mengerti dengan sindiran halus yang Helious lontarkan, "Aku tidak tau, aku hanya merasa bosan. Jadi aku berjalan-jalan,"

"Lantas apa yang ayah lakukan? Hanya menunggangi kuda? Apakah sekarang ayahku seorang pengangguran?" Pedana mentri Helious tertawa mendengarnya. Ada-ada saja putrinya ini.

𝐈'𝐦 𝐍𝐎𝐓 𝙻𝙰𝚄𝚁𝙴𝙽𝚃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang