~~~~~~~~~~~~~~~
HAPPY READING
~~~~~~~~~~~~~~~
"Siapa kau?! M-mengapa kau melakukan i-ini?!" Luisa, gadis itu terlihat menatap lawan bicaranya dengan takut, marah,dan penasaran.
Siapa pria bertopeng ini? Mengapa pria ini membantai keluarganya? Apa salah keluarganya? Mengapa?
"Kau bertanya siapa aku?"
"Sayang sekali kau tidak perlu tau siapa aku. Tapi yang pasti, kau adalah dalang dari semua ini, lady. Kau yang membuat aku harus melakukan semua ini! Kau adalah orang yang harus disalahkan lady, kau penyebab semua ini!" Luisa meneteskan air matanya, dimana letak kesalahannya? ia tidak melakukan apapun!
"Apa ke-kesalahanku?!"
Pria bertopeng itu terkekeh sinis, "Kau masih bertanya letak kesalahanmu?! Sungguh lady yang bodoh,"
"KARENAMU IBUKU MATI!"
Luisa terdiam, ibu? siapa pria ini, Luisa tidak mengenalnya sama sekali. Ibu siapa yang ia maksud?
"I-i-ibu mana yang kau maksud sialan?! K-katakan dengan jelas!" Pria bertopeng itu berjongkok. Mensejajarkan wajahnya dengan wajah Luisa. Menatap dalam iris coklat terang tersebut dengan arti tertentu.
Tatapan yang sulit diartikan. Tatapan yang mengisyaratkan banyak hal didalamnya.
"Sayang sekali kau tidak perlu tau Lady, kau tidak perlu tau. Namun aku akan memberimu waktu untuk berpikir sampai dimana saatnya aku akan mencabut nyawamu dengan tanganku sendiri," ucap Pria itu, setelahnya ia menjauh, melangkah mundur memberikan Luisa ruang untuk berpikir.
Luisa terdiam, siapa ibu yang dimaksud pria ini? Mengapa pria ini tidak langsung membunuhnya saja? Mengapa harus memberinya waktu untuk berpikir?!
Tubuhnya sudah amat lelah, fisik maupun raganya sudah amat lelah. Melihat keluarganya dan suaminya dibunuh tepat didepan matanya, serta siksaan fisik membuatnya amat lelah. Mengapa ia tidak langsung mati saja?!
Ibu?
Ibu?
Ibu?
"K-KAU——"
"HAHA, sudah mengingatnya Lady? Sudahkan mengingatnya?" Luisa terdiam mendengar tawa pria bertopeng itu.
"T-Tetapi mengapa? MENGAPA KAU HARUS MEMBANTAI HABIS KELUARGAKU?!" Sakit rasanya jika mengingat keluarganya yang sudah dibantai habis-habisan. Sungguh sakit!
"KAU MASIH BERTANYA MENGAPA?! Manusia macam apa dirimu?! Sudah diberi hati dan kau minta jantung?!" Luisa menangis tanpa suara mendengar ucapan pria itu. Sebenarnya apa yang tidak ia ketahui? Mengapa pria bertopeng itu berkata demikian? Apa yang tidak ia ketahui?
Lagi dan lagi pria itu mendekat, wajah keduanya hanya berjarak kurang dari sepuluh centimeter. "Lihatlah wajahku Lady, lihatlah. dan ingatlah wajah ini lady, Ingatlah—— srak!" topeng berwarna emas yang digunakannya dibuka. Dilempar secara sembarang arah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐈'𝐦 𝐍𝐎𝐓 𝙻𝙰𝚄𝚁𝙴𝙽𝚃
Fantasy𝐈'𝐦 𝐍𝐎𝐓 𝙻𝙰𝚄𝚁𝙴𝙽𝚃> Kembali kedunia tidak ada dalam pikiran Laurent. Tidak sama sekali. Namun mengapa bisa ia kembali setelah menolak kesempatan yang diberikan? Laurent, memasuki tubuh seorang putri Pedana mentri. Gadis yang memiliki nasip...