7. Sakit sekali

152 25 3
                                    

Wah, ga nyangka rupahnya pembaca Laurent masih nungguin ya...

Ku kira udah pada kabur, karena aku kelamaan hiatusnya. Ternyata masih lumayan rame yang baca wkwk. Ga nyangka aku bjillLl...

Btw untuk readers setiaku, gimana kabar kalian nih? Apa yang bakalan kalian harapkan untuk ending dari cerita ini?

Sad Ending atau Happy Ending?

Jelasin coba kenapa kalian pilih salah satu ending di atas yaa,,

maaciwww atas Vote dan komennya semua.

~~~~~~~~~~~~~~~~~

HAPPY READING

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Aaa! Hewan melatah sialan, jauhkan dia dariku!" Teriak seorang gadis sembari melempar beberapa barang yang ada di kamarnya.

Seekor ular kecil terlihat meliukkan badannya, menghindari serangan yang diberikan oleh gadis itu untuknya.

"Hewan sialan! Keluar kau dari sini!"

"AYAH TOLONG AKU! AMANDA DIMANA KAU HAH!" Teriaknya bagai orang kesetanan.

Brak

"Julie?!" Seorang pria paru baya terlihat menghampiri gadis itu dengan panik.

"Ayah ada ular! Aku takut, usir dia ayah! Aku takut," Marquess Jael pun langsung meminta prajurit untuk membereskan kekacauan, sedangkan pria itu memeluk dan menenangkan putrinya dengan kalimat-kalimat yang lembut dan halus.

"Tenanglah, Julie. Tenanglah, hewan itu sudah pergi, jangan takut. Ayah ada disini, selalu bersamamu, jangan takut." Ucap Marquess memanjakan sosok Julie.

Julie terdiam, ada rasa trauma tersendiri rasanya ketika melihat hewan melata tersebut.

"Aku takut ayah, bagaimana jika aku mati? Tidak bisa ayah, keinginanku belum tercapai, aku tidak ingin mati," ucap gadis itu dengan suara paru.

Marquess Jael mengelus surai blonde milik putrinya penuh sayang, "Tidak akan nak, putriku adalah seseorang yang hebat, tidak mungkin akan muda mati. Ayah yakin itu," Julie hanya terdiam tidak bisa bersuara. Ia tau apa yang dimaksud hebat oleh ayahnya.

Tak seberapa lama karena sudah dirasa mulai tenang, gadis muda itu melepas pelukannya pada sang ayah. Memperhatikan sekeliling lebih dulu, apalah hewan melata itu masih ada, atau tidak.

"Hewan itu sudah dibawa pergi oleh prajurit, tenanglah Julie." Marquess Jael memberitahu.

Setelah dirasa aman, Julie menatap ayahnya lalu bertanya, "Ayah aku ingin bertanya,"

"Malam ini acara perayaan kembalinya Jendral sekaligus Pangeran Melvin bukan?" Marquess Jael menganggukkan kepalanya.

"Apakah Pangeran mahkota turut adil ada disana?" Marquess Jael menghela nafas.

Julie Emerline Jane Welker, menyukai Pangeran mahkota kerajaan Ligeon. Rasa suka yang menggebu-gebu ia berikan untuk Pangeran mahkota yang akan menjadi raja masa depan baginya itu.

𝐈'𝐦 𝐍𝐎𝐓 𝙻𝙰𝚄𝚁𝙴𝙽𝚃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang