6. Duke Zergon

117 20 0
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~

HAPPY READING

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Satu minggu sudah berlalu. Pangeran Melvin yang dikabarkan sudah kembali, benar-benar sudah tiba di kerajaan Ligeon. Dua hari yang lalu tanggal ia tiba di kerajaan ini.

"Ibu akan membeli beberapa gaun di butik Marchioness, lebih baik kau ikut bersama ibu, Luisa. Kau juga harus membeli beberapa gaun baru untuk digunakan di pesta penyambutan kedatangan Pangeran Melvin." ucap Genne panjang lebar.

Luisa mengerutkan alisnya, lalu menganggukkan kepalanya. "Baiklah ibu," tidak ada salahnya juga kan ia berjalan-jalan diluar?

Ah, ia tidak sabar.

"Bersiaplah, beberapa jam lagi kita akan segera keluar. Ibu akan meminta Sir Dave menjaga kita selama diperjalanan," Luisa kembali mengangguk bagaikan anak yang amat patuh.

Pasar Ligeon menjadi pilihan keduanya untuk mencari gaun yang cocok. Sebenarnya bisa saja Genne meminta pembuat gaun profesional membuatkan keduanya gaun. Hanya saja, waktunya tidak akan cukup. Walaupun pembuat gaun itu profesional, paling tidak ia membutuhkan waktu paling cepat satu minggu untuk membuat satu gaun.

Maka dari itu, cara paling tepat yang Genne pilih adalah membeli gaun di pasar Ligeon yang amat terkenal ini.

Pasar ini sendiri juga banyak digunakan oleh bangsawan kelas atas, maupun rakyat. Pasar ini benar-benar menjadi sebuah pasar apa adanya, bukan pasar yang membedakan antara kasta para bangsawan dan rakyat.

Butik Marchioness Floren sudah dikenal dengan keindahan gaun yang dibuat oleh beliau. Gaun-gaun yang dimiliki butik ini memiliki kualitas yang tinggi, dan menjadi butik minat tertinggi di kerajaan Ligeon.

Jangan lupakan harga perpotong gaun yang amat mahal. Genne tidak mempedulikan harga, selagi ia suka ia beli.

"Pilihlah gaun yang menurutmu bagus, pilihlah berapapun yang kau mau nak," Genne memberitahu Luisa.

"Aku mengerti ibu," Genne tersenyum mengelus singkat rambut putrinya, lalu berjalan menjauh guna mencari gaun dengan warna yang ia mau.

Luisa terlihat memperhatikan setiap gaun yang ada disana, memperhatikan setiap detail dan warna yang ada.

Warna yang mencolok membuat matanya sakit, namun rata-rata gaun disini memiliki warna mencolok yang cenderung soft dan lembut.

Luisa menatap kearah kaca besar yang ada tepat disebelahnya. Ia memperhatikan sesuatu.

Warna rambutnya.

Warna yang indah, "Aku menginginkan gaun dengan warna yang seperti warna rambutku," ucap Luisa pada seorang pelayan yang menemaninya mencari gaun.

Pelayan tersebut tersenyum, "Pilihan yang sangat bagus, lady. Mari ikut dengan saya," Luisa mengikuti kemana pelayan itu pergi.

Di sebuah rak tersendiri, terlihat sebuah gaun bewarna Merah maron dengan tangan yang membentuk sabrina, dan beberapa tali tipis. Gaun yang tidak terlalu mekar, gaun yang sederhana namun terlihat mahal.

"Saya rasa gaun ini akan sangat cocok dengan anda, Lady. Kulit anda yang seputih porselen akan terlihat mengkilap saat menggunakan gaun ini. Warna gaun dan kulit anda sangat kontras, menjadi sesuatu yang menakjubkan,"

𝐈'𝐦 𝐍𝐎𝐓 𝙻𝙰𝚄𝚁𝙴𝙽𝚃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang