Bab 19 Momen Tak Terlupakan

145 11 0
                                    

Setelah menghadapi berbagai tantangan dalam hubungan mereka, Lisa dan Jennie merasa semakin kuat satu sama lain. Setiap malam yang mereka habiskan bersama, setiap perbincangan yang mendalam, semakin mendekatkan hati mereka. Kini, keduanya bertekad untuk membuktikan bahwa cinta mereka tidak hanya akan bertahan, tetapi juga berkembang di tengah segala rintangan.

Malam itu, mereka merencanakan sebuah kencan spesial di taman. Lisa membawa bekal makanan ringan yang mereka siapkan bersama, dan Jennie membawa selimut untuk duduk di atas rumput. Saat mereka sampai, suasana taman begitu romantis; cahaya bintang berkilau di langit dan angin sepoi-sepoi membuat suasana semakin magis.

Setelah mereka memilih tempat yang nyaman, Lisa menggelar selimut dan mereka duduk berhadapan. Jennie tersenyum saat melihat Lisa mengeluarkan makanan dari tasnya. "Kamu benar-benar tahu cara membuat kencan ini istimewa," ucap Jennie sambil mengambil sepotong sandwich.

Mereka berbincang dan tertawa, membahas berbagai hal, dari mimpi masa depan hingga kenangan lucu selama latihan basket. Lisa merasakan setiap detik yang dihabiskan bersama Jennie sangat berharga. Ia tidak pernah merasa begitu terhubung dengan seseorang sebelumnya.

Saat matahari mulai terbenam, warna langit berubah menjadi nuansa oranye dan ungu yang indah. Jennie mendongak, terpesona oleh pemandangan. "Lihat betapa cantiknya langit. Seolah menggambarkan perasaan kita saat ini," katanya dengan tatapan penuh kekaguman.

Lisa menatap Jennie, merasakan jantungnya berdegup lebih kencang. Ia tahu saat ini adalah saat yang tepat untuk mengekspresikan semua perasaannya. "Jen, aku ingin kita berbicara tentang kita... tentang apa yang kita rasakan," katanya, suaranya lembut tetapi penuh keyakinan.

Jennie menatap Lisa, matanya berbinar. "Apa kamu akan mengatakan bahwa kamu mencintaiku?" tanyanya, sedikit bercanda tetapi penuh harapan.

Lisa tersenyum dan mengangguk. "Ya, aku mencintaimu, Jennie. Sejak kita mulai bersama, kamu menjadi bagian terpenting dalam hidupku. Aku tidak bisa membayangkan hidup tanpa kamu di sampingku."

Jennie merasakan hatinya bergetar mendengar pengakuan Lisa. "Aku juga mencintaimu, Lisa. Cintaku padamu tumbuh setiap hari. Kamu membuatku merasa lebih hidup," ujarnya, matanya berkilau penuh emosi.

Keduanya terdiam sejenak, menikmati momen tersebut. Saat Lisa mendekatkan wajahnya, Jennie tidak bergerak menjauh. Detak jantung mereka semakin cepat, dan mereka tahu momen ini adalah sesuatu yang istimewa.

Lisa meraih tangan Jennie, menggenggamnya dengan lembut, lalu mendekat. Ketika bibir mereka bertemu, dunia seakan berhenti sejenak. Ciuman itu penuh kasih sayang dan ketulusan, seolah semua perasaan yang terpendam selama ini tercurahkan dalam momen itu. Jennie membalas ciuman Lisa, merasakan kehangatan dan cinta yang mendalam.

Ciuman mereka semakin intim, seperti menghapus semua keraguan dan ketakutan yang pernah ada. Lisa merasa seolah-olah semua beban di pundaknya menghilang, digantikan oleh kebahagiaan yang luar biasa. Jennie merasakan hal yang sama, seolah-olah mereka berdua hanyalah satu dalam momen yang sempurna.

Setelah beberapa detik, mereka akhirnya melepaskan ciuman, saling menatap dengan senyuman lebar di wajah mereka. "Wow," Jennie berkata, terengah-engah, "itu luar biasa."

Lisa tertawa kecil, "Kita harus melakukan itu lebih sering."

Jennie mengangguk, merasakan kehangatan di dalam hatinya. "Aku setuju. Ini adalah awal dari sesuatu yang lebih besar antara kita."

Malam itu, mereka melanjutkan kencan dengan perasaan baru yang menyenangkan. Momen ciuman intim itu bukan hanya sekadar fisik, tetapi juga sebuah pengakuan akan cinta yang dalam dan komitmen untuk saling mendukung, menjadikan mereka semakin yakin bahwa hubungan mereka adalah sesuatu yang sangat berharga.

tbc.

Detak Jantung di Lapangan BasketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang