Bab 27 Antara Cinta dan Ambisi

72 4 0
                                    

Dengan turnamen basket yang semakin dekat, jadwal latihan Lisa semakin padat. Lisa berusaha keras untuk menyeimbangkan latihan, sekolah, dan hubungannya dengan Jennie. Meskipun begitu, ada kalanya rasa lelah dan tekanan membuatnya kesulitan untuk memberikan perhatian yang cukup kepada Jennie. Sementara itu, Jennie juga merasakan stres dari tugas sekolah dan persiapan ujian yang semakin mendekat.

Suatu sore, saat latihan basket berlangsung lebih lama dari biasanya, Jennie memutuskan untuk pulang duluan. Ia sudah menunggu hampir dua jam di pinggir lapangan, dan Lisa tampak sangat sibuk dengan instruksi dari pelatih. Perasaan kecewa sedikit menyelusup di hatinya, namun ia mencoba memahaminya. Jennie tahu betapa pentingnya turnamen ini bagi Lisa dan tim basket sekolah.

Setelah latihan selesai, Lisa baru menyadari bahwa Jennie tidak ada di sana. Ia merasa bersalah karena tidak sempat berbicara atau menyapa Jennie sebelum latihan dimulai. Lisa segera mengirim pesan singkat, "Jen, maaf aku terlalu lama latihan hari ini. Kamu udah pulang duluan, ya?"

Pesan itu tidak segera dibalas. Jennie sedang berada di rumah, mengerjakan tugas, tapi pikiran tentang Lisa masih mengganggunya. Setelah beberapa saat, ia membalas, "Iya, aku pulang duluan tadi. Latihannya kelihatannya penting banget, jadi aku nggak mau ganggu."

Lisa merasakan ada sesuatu yang berbeda dalam nada pesan itu. Malam itu, ia menelepon Jennie untuk berbicara lebih lanjut. "Jen, aku minta maaf kalau akhir-akhir ini kita jadi jarang punya waktu bersama. Aku tahu ini pasti sulit buat kamu," kata Lisa dengan suara penuh penyesalan.

Jennie terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Aku mengerti kok, Lis. Aku juga sibuk, dan aku tahu kamu sedang berjuang untuk timmu. Tapi aku cuma merasa... aku nggak tahu, mungkin sedikit kesepian."

Lisa merasa hatinya tertohok. "Maaf ya, Jen. Aku akan mencoba lebih baik lagi. Aku nggak ingin kamu merasa terabaikan atau kesepian. Kita bisa atur waktu lebih baik setelah turnamen selesai. Aku janji."

Jennie menghargai usaha Lisa dan mencoba untuk bersikap lebih pengertian. "Aku tahu kamu nggak bermaksud membuatku merasa seperti ini. Tapi aku harap, setelah turnamen, kita bisa kembali seperti dulu," balasnya dengan nada lembut.

Meskipun percakapan itu berakhir dengan baik, perasaan tidak nyaman masih ada di antara mereka. Lisa semakin bertekad untuk memberikan yang terbaik dalam turnamen ini agar segera bisa kembali memberikan perhatian penuh pada hubungannya dengan Jennie. Namun, ia juga sadar bahwa menjaga keseimbangan antara cinta dan ambisi bukanlah hal yang mudah.

Ketika hari turnamen tiba, Jennie datang ke pertandingan bersama teman-temannya untuk memberi dukungan. Saat melihat Lisa bermain dengan penuh semangat dan dedikasi, ia merasakan kebanggaan dan kekaguman yang luar biasa. Pada saat yang sama, ia juga menyadari betapa pentingnya basket bagi Lisa, dan ia tahu ia harus belajar menerima bagian dari hidup Lisa yang sibuk ini.

tbc.

Detak Jantung di Lapangan BasketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang