Bab 24 Merayakan Kebersamaan

23 3 0
                                    

Setelah mendapatkan hasil ujian yang memuaskan, Lisa dan Jennie memutuskan untuk merayakan kebahagiaan mereka dengan menghabiskan waktu bersama di taman kota. Mereka membawa bekal sederhana dan menikmati piknik sambil berbincang tentang segala hal, mulai dari rencana liburan, impian masa depan, hingga hal-hal kecil yang membuat mereka tertawa.

Matahari mulai tenggelam, dan langit di atas mereka berubah warna menjadi jingga keemasan. Suasana yang tenang dan indah itu membawa perasaan nyaman dan hangat di antara keduanya. Jennie menatap langit dengan senyum tipis, sementara Lisa menoleh ke arahnya.

Dalam momen keheningan itu, Lisa merasa dorongan yang kuat untuk mendekat. Ia meraih tangan Jennie dengan lembut dan menatapnya dalam-dalam, seolah-olah mencoba mengatakan sesuatu yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Perlahan, ia mendekatkan wajahnya dan memberikan ciuman lembut di kening Jennie, seolah menyampaikan rasa syukurnya atas kebersamaan mereka.

Jennie merasakan kehangatan yang luar biasa dari sentuhan Lisa, dan ia pun membalas dengan pelukan erat. Dalam keheningan itu, mereka merasakan kedekatan yang lebih dari sekadar kata-kata, sebuah kebersamaan yang telah tumbuh dengan tulus dan penuh pengertian.

"Aku tahu kita sudah melewati banyak hal bersama, Jennie," kata Lisa dengan nada lembut. "Dan semakin hari, aku merasa semakin dekat denganmu, bukan hanya sebagai sahabat, tapi sebagai seseorang yang sangat berarti dalam hidupku."

Jennie menatap Lisa dengan mata yang berbinar. Kata-kata Lisa membawa perasaan hangat yang sulit dijelaskan, dan ia merasakan dorongan kuat dalam hatinya. Tanpa sadar, ia melangkah lebih dekat, membuat jarak di antara mereka semakin kecil.

Saat itu, Lisa dengan perlahan mengangkat tangannya, menyentuh pipi Jennie dengan lembut. "Aku harap kamu merasakan hal yang sama," bisiknya, suara Lisa sedikit bergetar namun penuh ketulusan.

Jennie tidak menjawab dengan kata-kata. Sebagai gantinya, ia menyambut gerakan Lisa dengan mendekatkan wajahnya, hingga bibir mereka bersentuhan dalam ciuman lembut dan penuh perasaan. Ciuman itu bukan hanya sekadar kontak fisik, tetapi juga ekspresi dari semua perasaan yang telah terpendam selama ini—kehangatan, dukungan, dan cinta yang tumbuh secara perlahan di antara mereka.

Ketika mereka saling melepaskan, keduanya tersenyum, seolah-olah ada sesuatu yang telah berubah sesuatu yang membuat hubungan mereka lebih kuat dan lebih berarti. Mereka tahu bahwa saat itu adalah awal dari babak baru dalam kisah mereka.

Tbc.


Detak Jantung di Lapangan BasketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang