( FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN)
TERIMA KASIH *HAPPY READING, SEMOGA KALIAN SUKA*
---
Pagi itu, Retta mendapat telepon tak terduga dari pengacaranya. Nada bicaranya serius, membuat Retta langsung waspada. “Retta, kita baru dapat kabar besar. Pembunuh Rey akhirnya terungkap.”
Retta tertegun, menahan napas. Semua luka lama seolah terbuka lagi, tapi di balik rasa sakit itu ada rasa lega. Akhirnya, kasus Rey yang selama ini jadi bayang-bayang di hidupnya mulai menemukan titik terang.
“Siapa pelakunya?” tanya Retta, suaranya bergetar.
Pengacaranya ragu sejenak sebelum akhirnya menjawab, “Gea.”
Nama itu terasa seperti petir yang menyambar. Retta kaget bukan main, seolah otaknya berhenti bekerja. “Gea? Maksudnya… Gea, manajerku?”
“Iya, Gea manajermu. Semua bukti dan saksi mengarah ke dia,” jelas pengacaranya pelan, memberikan waktu bagi Retta untuk mencerna kabar mengejutkan ini.
Retta masih sulit percaya. Gea, sosok yang selama ini ia anggap sebagai salah satu orang terdekatnya, ternyata menyimpan sisi gelap yang selama ini tak ia duga. Pengkhianatan ini terasa menyakitkan, seperti luka baru yang menganga di hati Retta.
---
Setelah mengumpulkan keberanian, Retta memutuskan pergi ke Jakarta untuk melihat Gea secara langsung. Di rumah, Bu Dea dan Naya, yang sudah tahu kabar ini, langsung mengajak diri untuk ikut.
“Retta, Ibu ikut ya? Ibu nggak mau kamu hadapi ini sendirian,” kata Bu Dea sambil meraih tangan Retta, matanya menunjukkan kekhawatiran mendalam.
“Iya, Kak Retta, aku juga mau ikut. Aku nggak tenang kalau Kakak harus hadapin ini sendiri,” tambah Naya, menatap Retta dengan wajah cemas.
Retta tersenyum tipis, tapi menggelengkan kepalanya. “Nggak perlu, Bu, Nay. Aku udah ada Aksa, Vino, Leo, sama Kak Arga. Mereka bakal temenin aku.”
“Tapi, Rett…” Bu Dea mencoba membujuk, tapi Retta menatapnya dengan lembut namun tegas.
“Percaya sama aku, Bu. Aku butuh ini buat tau semua yang udah terjadi. Nanti kalau aku selesai, aku bakal balik ke sini, dan kita semua bakal ngobrolin ini bareng-bareng.”
Bu Dea akhirnya mengangguk, meski terlihat berat. Dia memeluk Retta erat, berusaha menenangkan perasaan cemas yang masih ada. “Hati-hati ya, Rett. Ibu tunggu kamu di sini.”
---
Di perjalanan menuju Jakarta, suasana di dalam mobil terasa hening. Masing-masing tenggelam dalam pikiran mereka sendiri, mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi. Aksa duduk di samping Retta, menggenggam tangannya, berusaha memberikan kekuatan.
“Lo yakin kuat buat ngadepin ini, Rett?” tanya Aksa pelan, suaranya penuh kepedulian.
Retta mengangguk, meski dalam hatinya masih penuh keraguan. “Gue harus kuat, Sa. Ini tentang Rey… dan Gea. Gue butuh penjelasan dari dia.”
Vino yang duduk di belakang ikut menyemangati. “Kita semua di sini buat lo, Rett. Apa pun yang terjadi, kita akan selalu ngedukung lo.”
Leo menambahkan, “Iya, kita akan hadapi ini bareng-bareng. Lo nggak sendiri.”
Arga, yang duduk di samping Vino, menepuk bahu Retta dengan lembut. “Rett, jangan biarin rasa takut nguasain kamu. Ini mungkin berat, tapi kamu punya kita. Aku yakin kamu lebih kuat dari apa yang kamu pikirin selama ini.”
Retta menatap Arga sejenak, merasakan ketenangan dari kata-katanya. “Makasih, Kak Arga,” katanya pelan, tersenyum kecil. Dia bersyukur memiliki mereka semua di sisinya. Meskipun hatinya hancur, dukungan dari keluarga dan sahabat-sahabatnya memberinya kekuatan untuk menghadapi kenyataan pahit ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/377244569-288-k768850.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Welcome to Hometown (ON GOING)
RomanceRetta Agatha, aktris ternama dengan segudang penghargaan, tiba-tiba harus menghadapi kehancuran hidupnya saat ia dituduh sebagai tersangka dalam pembunuhan pacarnya. Dalam sekejap, karier gemilangnya runtuh, penggemar berbalik meninggalkannya, dan m...