BAB 31: Di Balik Keputusan

25 9 1
                                    

( FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN)  

TERIMA KASIH *HAPPY READING, SEMOGA KALIAN SUKA*  

---

Pagi itu, Retta dan Aksa berada di dalam mobil yang melaju pelan menuju kantor. Mereka baru saja selesai sarapan, dan suasana di antara mereka terasa hangat meski tak banyak kata terucap. Nama Retta mulai bersih lagi setelah media mengungkap bahwa Gea adalah pelaku pembunuhan Rey. Sejak itu, dukungan dari publik perlahan kembali mengalir, membuat Retta merasa sedikit lega. Di sisi lain, Aksa sering tersenyum saat menatap Retta, seolah bangga dengan ketangguhannya dalam menghadapi masalah selama ini.

Di tengah perjalanan, suasana kehangatan yang tenang menyelimuti mereka. Aksa fokus menyetir, namun sesekali melirik ke arah Retta yang sedang menikmati pemandangan pagi di luar jendela. Setelah sekian lama dalam diam, Aksa akhirnya memecah keheningan.

“Semua akhirnya terbukti juga ya, Rett,” gumamnya sambil tersenyum kecil.

Retta menoleh ke arah Aksa, tersenyum tipis. “Iya, meskipun jalan buat sampai sini nggak gampang, kan?”

Aksa mengangguk pelan. “Gue tau. Tapi lo... lo keren banget, Rett. Gue bangga banget sama lo.”

Retta tersenyum sambil menunduk sedikit, berusaha menutupi rasa harunya. “Makasih, Aksa. Gue nggak bisa sampai sini kalau nggak ada lo di sebelah gue.”

Aksa menatapnya sejenak sebelum kembali fokus ke jalan. “Ya sama-sama lah. Kita kan udah saling dukung dari dulu, inget?”

Retta terkekeh. “Inget, tapi dulu kita nggak kayak gini. Dulu lo lebih suka ngerecokin gue.”

Aksa tertawa kecil, merasa nostalgia. “Itu kan dulu. Sekarang gue udah tobat.”

Retta menggeleng sambil tersenyum. “Ya, semoga aja beneran tobat.”

Suasana kembali hening, namun keheningan kali ini terasa hangat dan nyaman. Sesekali, mereka bertukar pandang dan saling tersenyum tanpa kata-kata, seolah menikmati kebersamaan yang sederhana ini.

Setelah beberapa saat, Aksa berkata lagi, “Oh iya, Rett… lo tau kan, kalau apa pun yang terjadi ke depannya, gue bakal tetep di sini buat lo.”

Retta menatap Aksa dengan penuh rasa terima kasih, lalu mengangguk. “Gue tau, Aksa. Dan gue juga bakal selalu ada buat lo.”

Mereka tersenyum satu sama lain, merasa yakin kalau apa pun yang terjadi nanti, mereka punya seseorang yang selalu bisa diandalkan.

---

Sesampainya di kantor, mereka langsung menuju ruang rapat untuk membahas proyek yang sudah selesai. Sesekali, pandangan mereka bertemu dan saling memberi senyum singkat. Ada rasa nyaman yang mengalir dalam kebersamaan itu, seperti mengembalikan kenangan lama yang pernah ada di antara mereka.

Setelah beberapa bulan terlibat dalam proyek yang intens, Retta dan Aksa akhirnya duduk berhadapan di ruang rapat, dikelilingi oleh tim produksi yang tampak antusias. Suasana hangat terasa di ruangan itu.

Aksa merapikan kertas-kertas di meja dan melirik semua anggota tim. “Oke, semuanya! Terima kasih sudah datang. Sekarang kita bahas jadwal tayang untuk 'Project Unveil: Rediscovering Retta', ya?”

Retta, yang duduk di sampingnya, merasa jantungnya berdegup lebih cepat. “Bener, ini yang paling dinanti! Kapan kita bisa tayang?”

Dina, salah satu anggota tim, membuka laptopnya dengan cepat. “Jadi gini, ada kabar bagus! FlixNet udah hubungi kita dan mereka bersedia buat tayangin proyek kita!”

Suasana langsung berubah ceria, dan Retta terlihat sangat senang. “Serius? Wow! Itu luar biasa!”

Aksa tersenyum lebar. “Iya, mereka mau rilis enam episode perdana kita. Keren banget!”

Welcome to Hometown (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang