..
Keesokan harinya, kami berada di rumah Lali, memainkan permainan papan yang belum pernah kudengar sebelumnya.
Suasananya tegang. Jennie tidak mengerti bahwa dia tidak seharusnya berada di dekatku di depan Jisoo. Aku tahu dia tidak bisa, tetapi aku juga tidak bisa melihat betapa sakitnya Jisoo saat ini, melihatnya menyandarkan kepalanya di bahuku.
"Game ini benar-benar menyebalkan." Lali melempar pionnya sambil menyilangkan lengannya.
"Kamu bilang begitu hanya karena kamu kalah." Taehyung mencondongkan tubuhnya dan mengacak- acak rambut Lali. Gadis itu mendengus, menepis tangan Taehyung darinya.
"Karena kamu terus curang!" Dia berdiri sambil menyilangkan lengannya.
Taehyung berdiri menirunya. Gadis Thailand itu mencoba menyerang anak laki-laki itu tetapi miyeon berdiri menahannya.
"Lali tenanglah, ini hanya permainan." Miyeon merengek sambil memeluk Lali yang meronta-ronta.
Saat akhirnya dia berhenti meronta-ronta saat itulah miyeon melepaskannya.Aku menoleh ke arah Jennie dan dia sedang memejamkan mata dengan dengkuran halus keluar dari mulutnya.
Aku tertawa kecil mendengar suara lucu itu. Aku tidak tahu bagaimana dia bisa tidur di tengah semua kekacauan ini sekarang. Chaeyoung bahkan berteriak-teriak bersama mereka tentang permainan itu.
"Sebaiknya kamu antar dia pulang. Dia sepertinya lelah."
Aku mendongak kaget saat Jisoo berbicara padaku.
"A-aku ah ya aku akan segera melakukannya." Jisoo hanya mengangguk, sambil memainkan mainan balok di tangannya.
"Apa kamu sudah bicara dengannya?"
Jisoo mendongak dengan wajah cemberut. Sulit melihat seorang yang selalu tersenyum kini menjadi selalu tampak kesal. Lebih sulit lagi mengetahui bahwa akulah penyebabnya.
"Belum."
Aku mengangguk sambil menoleh ke arah gadis yang sedang tidur.
"Kurasa dia akan sangat senang jika kalian bisa berteman seperti dulu." Aku mendongak dan Jisoo menatap penuh kerinduan pada gadis di bahuku.
Aku merasa kasihan padanya, tetapi aku tetap tidak akan menyerahkan Jennie sekarang karena aku tahu apa yang kurasakan dan aku ingin memilikinya.
"Baiklah, aku hanya belum siap."
Berapa lama waktu yang dia butuhkan lagi? Sudah hampir sebulan sejak mereka putus sekrang.
Aku tahu mereka sudah bersama sejak lama, tetapi keadaan tidak akan membaik kecuali dia berbicara dengan Jennie. Aku tidak peduli jika dia tidak berbicara denganku, tetapi dia perlu berbicara dengannya.
"Jangan menghindarinya jika karena kamu membenciku. Jangan biarkan aku menjadi alasan kalian tidak berteman lagi." Ucapan itu tampaknya mengejutkannya karena ekspresi terkejutnya.
"Kamulah alasan kita tidak dekat lagi. Apa kamu tidak sadar itu? Kamulah alasan sialan itu." Dia membanting mainan itu ke meja yang menyebabkan semua orang menghentikan kekacauan dan menatapnya.
Jisoo mendengus, meraih jaketnya dan berjalan keluar dari rumah Lali.
"Ya ampun, tidak bisakah kamu bersikap lebih baik Rosé." Chaeyoung meraih jaketnya dan mengikutinya.
Sialan. Aku menoleh dan Jennie masih tidur.
Sejujurnya, aku ingin aku yang tidur sekarang.
"Malam permainan terburuk yang pernah ada." Lali mendesah sambil menjatuhkan diri di sofa.
Ya Tuhan, kenapa aku selalu merusak segalanya.
Aku kembali ke rumah lebih awal dari yang diharapkan karena aku merusak malam permainan.
Aku tidak mengantar Jennie pulang dan membiarkannya pulang bersama saudaranya. Aku perlu berpikir. Ini salah, semua ini benar-benar salah.
Aku mengacaukan segalanya. Aku memang tidak seharusnya ada di sini dan aku merusak segalanya.
Aku harus mencari cara untuk menghentikan ini. Cara menghentikan diriku dari perjalanan waktu ini.
Tapi tidak kembali berarti aku tidak bisa lagi melihat Jennie. Aku tidak bisa lagi melihat ibuku atau teman-temanku yang lain, tetapi itulah yang seharusnya bukan?
Itu menyakitkan. Aku tau aku harus berhenti datang ke sini demi Rosé pemilik tubuh ini, demi anak-anak itu dan demi diriku sendiri.
Aku pergi ke diary yang ada di meja dan menulis suatu supaya dia melihatnya.
2 Maret 1998
Aku akan mencari cara untuk menghentikan ini.
Jangan khawatir. Aku akan memperbaiki semuanya dan mengakhiri ini.
Aku tidak akan menyia-nyiakan hidupmu lagi. Jika kamu bisa mendengarku, aku minta maaf telah melakukan ini padamu. Aku harap kamu baik-baik saja.
Rosé (bukan pemilik tubuh ini)
..
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To 1998
FanfictionSuatu hari setelah ibunya meninggal, Rosé tidak sengaja menemukan buku diary milik ibunya. Disana ada poto sekelompok remaja dan entah bagaimana tiba-tiba dia terbawa kemasa ibunya dan teman-temannya mengambil poto itu.