Aku terbangun lagi, di tubuh Rosé masa lalu.
Aku tidak tahu apakah aku kembali tadi malam karena aku tertidur, tapi aku tidak tidur lama karena aku terjaga sepanjang malam memikirkan Jennie dan Jisoo dan bagaimana aku menghancurkan hidup mereka.
Aku juga memikirkan Lisa dan bagaimana itu akan menghancurkan hatinya juga jika aku mengatakan padanya bahwa aku menyukai orang lain.
Ah pusing sekali aku bahkan tidak benar-benar bersama Jennie. Dan jika pun aku besamanya bagaimana aku bisa memberi tahu Lisa?
Apa aku akan mengatakan 'Oh hai Lisa maaf aku tidak bisa bersamamu karena aku melakukan perjalanan waktu dan bertemu dengan gadis yang aku sukai di masa lalu dan dia sudah meninggal.' Seperti hah? tidak, aku tidak bisa mengatakan itu.
Aku merasa mati rasa sekarang. Selama beberapa hari terakhir, aku hanya tidur sekitar empat jam. Aku bangun dari tempat tidur untuk melihat apakah mungkin kami bertukar tadi malam dan aku tidak ingat, tetapi dia tidak menanggapi pesanku atau catatan tempel yang kutinggalkan di kamar mandi.
Aku merasa tidak enak, rasanya seperti aku menjalani kehidupannya untuknya.
Tunggu, jika aku berkencan dengan Jennie, apakah itu berarti dia juga berkencan dengan Jennie? Ya Tuhan, aku tidak bisa memikirkan itu sekarang.
"Rosé, kamu akan terlambat!"
Kudengar ayahnya berteriak di tangga. Kulihat jam dan menyadari sekolah akan dimulai tiga puluh menit lagi dan jaraknya lima belas menit jalan kaki dari sini. Aku mulai bergegas bersiap-siap dengan kecepatan cahaya.
Aku berlari menuruni tangga dan melihat pria itu tengah bersantai di meja makan sambil membaca koran dan minum kopi.
Mungkin aku harus meminta tumpangan.. "Aj- em maksudku ayah, bisakah mengantarku sekolah?"
Dia menatapku dengan pandangan aneh, mungkin karena aku hampir memanggilnya ajusi, lalu dia hanya mengangguk.
"Tentu sayang. Ayo, mungkin kamu akan terlambat."
Aku mengangguk dan berlari keluar pintu sambil menunggunya masuk ke mobil.
Perjalanan itu sunyi senyap, sebuah lagu yang tidak kuketahui terdengar samar-samar di bagian belakang.
Apa Rosé dan ayahnya tidak dekat? Dia tidak banyak bicara padaku kecuali ada sesuatu yang perlu dikatakan.
Apakah dia lebih dekat dengan ibunya?
Apakah dia punya teman? Aku belum pernah bertemu dengan siapa pun, tetapi kurasa dia hanya baru saja pindah ke sini, kan?Aku melihat jam di mobil setelah kami sampai dan ada dua menit sebelum kelas dimulai jadi aku mengucapkan selamat tinggal dengan cepat dan mulai berlari menuju kelas pertamaku.
Sejujurnya aku tidak tahu mengapa aku berusaha keras untuk ini bahkan itu tidak memengaruhiku sama sekali.
Aku hanya tidak ingin membuat Rosé dalam masalah.
"Sangat tepat, Nona Park." Kata guru itu saat aku berlari memasuki pintu tepat saat bel berbunyi.
Aku meletakkan tanganku di lututku, berusaha mengatur napas saat mendengar tawa cekikikan dari dalam kelas.
Aku mendongak dan melihat Chaeyoung dan Lali menertawakanku. Tentu saja. Aku berjalan ke tempat dudukku di seberang Lali.
"Apa kamu sedang berlatih untuk Olimpiade?" Lali mencondongkan tubuhnya ke arahku sambil berbisik.
Aku berbalik dari kursiku dan mengerutkan kening saat dia memutar mata.
"Aku terlambat bangun pagi ini." Lali hanya tertawa dan menunjuk kaus kakiku. Astaga, aku bahkan memakai dua kaus kaki dengan warna berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To 1998
Fiksi PenggemarSuatu hari setelah ibunya meninggal, Rosé tidak sengaja menemukan buku diary milik ibunya. Disana ada poto sekelompok remaja dan entah bagaimana tiba-tiba dia terbawa kemasa ibunya dan teman-temannya mengambil poto itu.