2

303 31 5
                                    

..

"Kamu baik-baik saja? Bola itu mengenai kepalamu cukup keras. Aku benar-benar minta maaf, Lalisa tidak pandai membidik!"

Rasanya seperti ada yang mencekik tenggorokanku sehingga aku tidak bisa menjawab apapun..

Aku melihat sekeliling dan menyadari bahwa aku berada di sekolah dengan mengenakan seragam yang dikenakan ibuku dan orang-orang lainnya.

Bernapaslah Rosé... kamu hanya bermimpi. Ini hanya mimpi aneh, kamu akan segera bangun.

"Yak Lalisaa, kurasa kamu memukulnya sangat keras, dia bahkan tidak bisa bicara. Dia seperti baru saja melihat hantu!" Kata gadis di samping ibuku.

Aku menoleh ke orang yang di panggil lalisa itu dan menyadari bahwa itu adalah Bibi Manoban.

Ya Tuhan, ini tidak nyata. Dia berjalan ke arahku dengan wajah sangat khawatir dan mulai mengguncang bahuku dengan agresif.

Ya Tuhan, dia sangat mirip sekali dengan Lisa.

"Hei, anak baru? Apa kamu bisu?"

"TIDAK."

"Akhirnya anak baru ini sudah bisa bicara!" Katanya tertawa, melepaskan bahuku dan melangkah mundur ke samping ibuku dan gadis lainnya

"Hai, apa tidak apa-apa? Namaku Chaeyoung, ini Miyeon dan ini Lisa."

"Namaku Roseanne." Aku berusaha tetap tenang saat memperkenalkan diri.

Tiba-tiba wajah ibuku menjadi cerah sepuluh kali lipat. "Aku suka namamu! Kalau aku punya anak perempuan, aku ingin memberinya nama itu!"

Aku tersenyum kecil karena tahu dia menepati janjinya. Ini benar-benar gila.
Ini mimpi yang paling Jelas dan sangat gila yang pernah kualami.

"Terima kasih. Aku juga suka namamu." Aku memujinya, membuatnya tersenyum lebih lebar.

"Baiklah Roseanne, karena uri Lali membuatmu pingsan, apa kamu mau makan siang bersama kami?"

"Ya Chaeyoung-a! Aku tidak bermaksud begitu!" Ibuku menepuk bahunya dan Miyeon masih terkekeh. Setelah mereka sedikit tenang, mereka mulai menatapku penuh harap.

Yah, kurasa karena ini mimpi, aku harus memanfaatkannya sebaik mungkin.

"Tentu saja, kenapa tidak." Mereka bersorak, meraihku, dan menuntunku menuju kantin sekolah.

"Kita punya tiga teman lain yang biasanya makan siang bersama, apa tidak apa-apa?"

Pasti tiga orang lainnya yang ada di foto bersama mereka juga.

"Ya, tidak apa."

Chaeyoung tersenyum lebar sembari terus menuntunku.

Setelah beberapa menit kami berjalan sambil mendengar gadis-gadis itu menggoda Lalisa tentang kejadian tadi. Akhirnya kami tiba di tempat gadis-gadis ini membawaku dan di sana duduk tiga orang lainnya dalam foto.

"Ini Jisoo, Taehyung, dan Jennie. Taehyung dan Jennie adalah saudara kembar."

Ah Jadi dia yang bernama Taehyung. Aku menatap ibuku saat ia memperkenalkan mereka dan matanya sedikit berbinar saat ia menyebut nama Taehyung.

Wow.

"Hai, namaku Roseanne." Sebelum aku sempat mengatakan apa pun, Miyeon angkat bicara.

"Lalisa melempar bola ke kepalanya dan itu hampir membunuhnya. Aku juga heran dia masih bisa berjalan sesaat dia kehilangan kemampuan berbicaranya."

Chaeyoung terkikik, duduk tepat di depan Taehyung, menarikku ke sampingnya, jadi aku duduk di depan Jennie... Kurasa itulah namanya.

"Jisoo, tolong suruh mereka diam. Rose baik-baik saja! Lihat dia, dia masih bisa berjalan dan berbicara dengan baik!" Gadis itu mengerang, menjatuhkan kepalanya di bahu Jisoo.

Back To 1998Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang