5

157 24 3
                                    

..

"Apa yang sedang kamu pikirkan?"

Lisa dan aku sedang berjalan ke sekolah. Cuacanya mendung, gerimis, dan hari ini sangat dingin.

Aku biasanya suka hujan gerimis karena kita bisa berjalan di dalamnya tanpa basah kuyup, tetapi hujan tidak cocok jika suhunya di bawah titik beku.
Kami bisa saja naik bus, tetapi hari ini Lisa terlambat bangun dan aku tidak ingin dia harus berjalan sendiri, jadi aku menunggunya dan kami berakhir jalan kaki ke sekolah.

"Sepertinya aku akan mati kedinginan karena seseorang masih bisa tidur saat alarmnya berbunyi."

Lisa menendang tulang keringku. Ah!!?!

"Kamu tidak perlu menunggu, bodoh. Aku bisa jalan sendiri saja!"

Aku tertawa sambil mencengkeram gadis yang sedang merajuk itu, aku melingkarkan lenganku di bahunya, memaksanya merapat ke sisiku.

"Aku tidak akan pernah membiarkanmu berjalan sendirian, Lisa. Jika kamu mati, aku tidak akan punya siapa-siapa lagi yang membawakanku roti terkenal buatan ibumu. Aku tidak mau pergi mengambilnya sendiri!"

Aku tertawa saat gadis thailand itu mengerang berusaha melepaskan diri dari pelukanku, tetapi aku tidak membiarkannya. Aku hanya menariknya lebih dekat, dan mencium keningnya.

Gadis itu berhenti meronta setelah itu dan hanya bersandar pada pelukanku.

"Jika aku mati, apa kamu akan bersedih dan merindukanku?"

Aku berhenti berjalan dan menatapnya dengan rasa ingin tahu. Mengapa aku tidak bersedih? Dan tentusaja aku akan merindukannya dia sahabatku.

"Tentu saja.. Kenapa kamu bertanya seperti itu?"

Dia tampak sedang berpikir keras tentang sesuatu. Aku tahu dia sedang mempertimbangkan apakah dia akan mengatakannya atau tidak.

"Katakan saja." Kataku.

Dia mendesah dan menatap mataku.

"Kamu tidak menangis sama sekali saat ibumu meninggal. Dan kalau saja ayahmu tidak memintamu untuk libur dulu kamu pasti akan kembali ke sekolah di keesokan harinya."

Aku mengernyitkan alisku sambil melangkah mundur darinya.

"Apa hubungannya itu dengan apakah aku bersedih atau tidak?"

"Maaf, seharusnya aku tidak mengatakan apa-apa. Aku hanya tidak tahu apa kamu benar-benar menyadari apa yang sedang terjadi sekarang. Dia sudah pergi Rosie."

Apa-apaan ini?

"Aku tahu dia sudah pergi Lisa. Hanya karena aku tidak menangis bukan berarti aku tidak sedih!"

Aku meninggikan suaraku pada gadis itu yang tampak terkejut. Dialah yang pertama mengungkit hal ini! Kenapa dia peduli bagaimana aku mengatasi itu atau tidak atau apa pun maksudnya.

"Aku tahu! Maaf, lupakan saja."

Aku mendesah, terus berjalan sedikit menjauh darinya. Aku tidak ingin berada di dekatnya sekarang, tetapi aku ingin tetap melihatnya agar tidak terjadi apa-apa padanya.

..

Aku berada di taman belakang rumah dan mulai berpikir lagi, sepertinya aku sudah menerima bahwa aku bisa melakukan perjalanan waktu karena aku tidak bisa memahami fakta bahwa ibuku menulis apa yang aku lakukan selama waktu disana.

Anehnya ketika aku melihatnya sekilas di awal, itu tidak ada yang menyebutkan namaku.

Tapi rasanya itu telah berubah.

Back To 1998Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang