11

142 22 5
                                    

..

Saat aku memikirkan bagaimana aku bisa pergi dari sini seseorang memanggilku.

"Rosé, kesini dan bantu aku!"

Mataku terbelalak mendengar suara seorang pria meneriakkan namaku dari suatu tempat di rumah ini.

Aku membuka pintu sambil melihat sekeliling, dan tidak melihat siapa pun.

Mungkinkah aku berhalusinasi?

Tiba-tiba pria yang sama yang kulihat tadi malam berlari menaiki tangga.

"Rosé, cepatlah dan bantu aku membawa belanjaan!"

Dia menyuruhku untuk mengikutinya jadi aku segera berlari menuruni tangga dan pria itu tengah membawa kantong belanjaan.

Aku berjalan keluar dari pintu depan yang terbuka dan melihat bagasi mobil terbuka. Lingkungan ini terlihat sangat familiar. Aku merasa seperti pernah ke sini sebelumnya.

Setelah membantu pria yang tidak kukenal ini membawa belanjaan, aku berdiri canggung di dapur saat dia kini membereskan barang-barang.

Dia tampak tidak keberatan dengan kehadiranku, jadi jelas ini hal yang wajar.

Bagaimana aku bisa bertanya siapa dia tanpa terdengar aneh? Mungkinkah sebaiknya aku pergi saja.

"Aku akan keluar."

Aku hendak melangkah pergi, tetapi suara lelaki tua itu menghentikanku.

"Satu-satunya tempat yang bisa kamu tuju adalah kamarmu. Apa kamu lupa? kamu sedang dihukum!"

"Di hukum?" Apa yang sebenarnya terjadi?

Ini lebih membuatku gila daripada saat aku mencoba mencari tahu apakah aku sedang bermimpi atau melakukan perjalanan waktu.

"Oke..."

Aku mengernyitkan alisku perlahan keluar dari dapur dan kembali ke kamar tidur tempatku berada.

Mengapa dia bertingkah seperti ayahku? Dia bukan ayahku.

Aku kembali ke diary di meja. Astaga yang kulakukan hanyalah terus saja mengganggu privasi orang-orang.
Aku kemudian membuka ke halaman terbarunya.




30 Januari 1998

Kurasa aku mulai gila.

Aku tidak tahu bagaimana cara memberi tahu ayahku bahwa aku tidak bisa mengendalikan tubuhku atau apapun yang kulakukan lagi.

Suatu waktu aku ingat masih berdiri di depan sekolah sebelum kelas dimulai dan menunggu ayahku pergi sehingga aku bisa membolos tetapi sesaat kemudian aku tersadar sedang berjalan di lingkungan acak beberapa jam kemudian.

Ini terlalu sering terjadi, aku bahkan lupa banyak hal.

Rasanya seperti aku amnesia.

Apakah aku sekarat? Aku tidak tahan lagi dengan ini.

Dan hari ini saat aku pergi ke atap sekolah tempat aku selalu pergi ke sana, aku melihat ada seorang gadis yang menatapku dengan aneh. Aku belum pernah melihatnya sebelumnya, tetapi sekali lagi aku tidak berbicara dengan siapa pun di sekolah, aku bahkan belum menghadiri kelas kecuali di hari pertama. Gadis itu terus memperhatikanku dengan rasa ingin tahu. Dia memiliki mata yang khas, kurasa aku tidak akan pernah melupakan bagaimana cara gadis bermata kucing itu menatapku.

Back To 1998Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang