Luo Binghe menggandeng tangan Shizunnya yang kosong dengan erat. Mereka dalam perjalanan pulang. Dulu ketika pertama kali mereka keluar sari istana, Luo Binghe ingin membawa Shen Qingqiu pergi secara instan dengan menggunakan lubang cacing atau terbang menggunakan pedang.
Namun Shen Qingqiu agak keras kepala, lebih menginginkan pergi dengan kuda atau berjalan kaki.
Hal inilah yang selalu dia lakukan setiap mereka pergi atau pulang, dengan tangan Shizunnya dalam genggamannya.
Semula Shen Qingqiu menganggap itu konyol dan memalukan. Namun melihat betapa khawatirnya bayi besar itu membuat Shen Qingiu lengah. Dia tidak menolak meski akhirnya setiap kali dia merasakan atau melihat tangannya di pegang seerat itu bersemu merah.
Selain Liu Qingge, hanya Luo Binghe yang memperlakukannya bak seorang putri. Shen Qingqiu juga tidak dapat menyembunyikan bahwa dia hanya manusia kesepian yang selalu menyukai setiap sentuhan penuh kasih semacam itu.
Terkadang dia berpikir bahwa dirinya sangat memalukan. Seperti seekor kucing yang haus belaian.
Ini mengganggunya, dan setiap kali dia berkecamuk dengan pikiraannya, dia berakhir dengan merendahkan dirinya sendiri lebih dalam.
Alasan terbesar dia menjadi seekor binatang buas adalah krisis kepercayaan dirinya sendiri. Dia selalu memasang wajah arogan nan dingin. Tidak tersentuh dan kasar. Namun jauh di dalamnya dia paling membenci dirinya sendiri. Ketika dia terluka atau menderita, dia hanya mampu berpikir bahwa semua adalah sebuah hal yang pantas untuknya terima.
Semua perbuatannya adalah hal buruk, namun dia selalu dengan sok mempedulikan orang-orang.
Shen Qingqiu menghela nafas. Di setiap waktu dia membayangkan sesuatu yang buruk.
Dia adalah seorang yang telah hidup dari kubangan lumpur dan segala penyiksaan tak berperasaan.
Kepekaannya terhadap suatu hal adalah bakat yang tumbuh melalui pengalaman.
Sepanjang hari dia selalu bertanya-tanya soal Liu Qingge pada dirinya sendiri. Tahun terus berlalu, apakah dia masih hidup atau seperti manusia biasa yang memiliki usia terbatas.
Dulu dia telah membuat sebuah jalan yang salah, membuat Luo Binghe masuk ke dalam jurang. Ke kegelapan tanpa batas, tidak akan pernah bisa kembali. Hanya dia satu-satunya lentera yang tersisa untuknya.
Meski pahit dan menyakitkan relung hati, Shen Qingqiu berharap Liu Qingge bisa melupakannya dan hidup dengan baik.
Dia tidak pernah mendapatkan informasi apapun dari Puncak CangQiong karena mereka semua hanya mengetahui bahwa dirinya telah lama mati.
Ketika dia berjalan dengan Luo Binghe yang mengeluh soal Yue Qingyuan dan Ming Fan, Shen Qingqiu menangkap siluet familiar. Postur tubuh itu, yang pernah dipeluknya kala malam.
Shen Qingqiu menghentikan langkahnya dengan pandangan horor. Dia tergagap dan gemetar hingga tangannya lepas dari genggaman Luo Binghe.
Luo Binghe menoleh ke arah Shizunnya dengan heran. Dia bisa melihat Shizunnya melangkah dengan cepat menuju suatu tempat.
Mengikuti arah pandang Shizunnya, Luo Binghe segera mengejarnya.
"Shizun?"
Dia takut, dia sangat takut.
Apakah Shizunnya akan pergi bersama orang itu. Meninggalkannya sendiri.
Raja Iblis dikatakan sebagai seorang yang paling hebat dan kuat dalam sejarah. Namun disana, Raja Iblis secara terbuka menunjukkan kerentanannya. Dia lesu tak berdaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shizun, Sorry
ФанфикWARNING⚠️ R*PE, DUBCON, ABUS*, THREESOME not for Children! BingQiu(Binghe, Qingqiu! Ori) area, not BingAn(Bingmei, Yuan) Slight QingQiu(Liu Qingge, Shen Qingqiu) ### Shen Qingqiu berharap bahwa Luo Binghe setidaknya mau mengampuninya. Tapi apaka...