hari berganti hari bulan berganti bulan,tidak terasa kini keluarga besar zenandra ataupun tamara hanya menunggu hari untuk bertemu ketiga buah hati mereka,kini chika sudah tidak terlalu bisa bergerak karena perutnya yang benar benar sudah sangat besar, bahkan hal itu kembali menimbulkan rasa kekhawatiran zen terhadap sang istri
bagaimana,tidak? sekarang chika sudah sangat sulit berjalan, bahkan chika tidak bisa melakukan apapun tanpa adanya zen ataupun bantuin yang lain,sejak usia kandungannya 7 bulan,chika tidak pernah keluar rumah ataupun sendirian dirumah,ia harus ada yang menjaga karena kesulitan berjalan yang ia alami sekarang,zen pun tidak pernah keluar karena dirinya khawatir meninggalkan chika sendirian, bahkan karena itu, beberapa bulan terakhir ini michi harus ikut dirumah,dan anak itu sekolah dirumah untuk menemani bubunya
kini baik chika zen ataupun anaknya itu berada diruang keluarga,chika yang bersandar disofa yang besar,bukan bersandar lebih tepatnya berbaring dengan bantalan tinggi agar bisa sedikit menahan tubuhnya, apalagi dibagian perut, mereka masih tinggal dirumah aya, karena aya maupun gracia dan sean sama sekali tidak mengizinkan mereka untuk tinggal bertiga dulu apalagi dengan keadaan seperti itu
"sayang, mereka kalau nendang gitu sakit ga sih?"tanya zen mengelus perut besar itu,zen dan juga michi duduk lesehan dibawah karena sofa besar hanya muat untuk chika sendiri
"kadang sakit,tapi lebih ke ngilu gitu sih apalagi kalau mereka nendangnya bareng bareng gitu"ucap chika yang juga menatap zen
"hmm sayang,aku mau nanya sesuatu deh"lanjut chika menatapnya serius
"tanya aja"jawab zen sambil menarik michi untuk duduk dipangkuan nyaa
"sekarang badan aku kayak udah ga terbentuk,perut aku besarnya lebih dari pada akuu,apa kamu ga ilfil sama aku?atau kok bisa kamu masih sayang sama aku, padahal bentukan aku sekarang kayak gini"ucap chika sendu,jujur semenjak beberapa bulan terakhir ini ia selalu overthinking dengan keadaannya, awalnya ia mengira tidak akan seperti ini,tapi tubuhnya benar benar terlihat aneh dengan perut yang sangat besar seperti sekarang,ia takut zen akan berpaling darinya karena tubuh seperti ini
mendengar itu membuat zen sedikit terkekeh kecil,ia mengambil tangan chika yang ada diatas perut itu,ia menggenggam nya dengan lembut dan sesekali mengecup nya
"mau kamu sebesar apapun bahkan kalau kamu ga muat dipintu pun, sayang aku sama kamu ga bakal hilang chika, lagian badan kamu kayak gini kan karena anak aku,didalam sini itu anak anak aku jadi ga mungkin aku ga sayang kamu, jangan terlalu dipikirin,aku sayang sama kamu itu tulus apa adanya, walaupun nanti sehabis melahirkan badan kamu tetap kayak gini,aku tetap nerima kamu, karena aku sayangnya sama kamu,bukan hanya tubuh kamu,yang aku nikahin itu bukan hanya tubuh kamu,tapi jiwa kamu,aku ga pernah kepikiran buat ganti istri hanya karena keadaan kamu kayak gini, lagian istri aku tetap cantik kok"ucap zen mengelus rambut chika dengan lembut
"beneran kan?kamu ga bakal ganti istri lagi?"tanyanya dengan mata berkaca-kaca
"beneran donggg,cici juga setuju kan sama baba,kalau bubu itu gimnpun tetap cantik?"tanya zen menatap michi
"iyaa bubu,yang dibilang baba itu benar kok,bubu ituu tetap cantik kalaupun perutnya besar,kan bubu pernah bilang sama cici kalau perempuan itu selalu cantik,bubu juga seperti itu,bubu itu selalu cantik"ucap michi
"aaaa kalian so sweet bgt sihhh,peluk aku"pintanya merentangkan tangannya
"ayok kita peluk bubunya"ucap zen menggandeng michi berdiri dan menuntut anak itu untuk memeluk chika,lalu ia pun ikut menyusul
"makasih ya, karena baba sama cici selalu nemenin bubu,maaf juga karena selama ini bubu selalu ngerepotin kalian berdua,malah karena bubu sekarang cici harus libur sekolah padahal cici baru aja dapat teman,dan karena bubu jugaa sekarang baba jadi ga bisa main, selalu kerja dirumah, pasti kalian bosan ya"ucap chika disela sela pelukan mereka
![](https://img.wattpad.com/cover/377785313-288-k918151.jpg)