⁵²

1.3K 201 0
                                    

malam pun tiba yang dimana ruangan itu semakin ramai ditambah dengan kedatangan sahabat zen yang ingin menjenguk chika serta bayinya

dan chika sama sekali belum bangun entah apa yang  dimimpikan oleh chika yang membuatnya betah memejamkan mata,zen terus saja duduk disamping chika tanpa berniat melepas genggaman tangannya dari jemari chika

"Selamat ya bro, sekarang lo udah jadi bapak buat anak anak lo, walaupun udah duluan karena michoy,yang sabar jugaaa, gue yakin chika bangun"ucap oniel menepuk pundak zen yang masih betah menatap chika

"makasih niel,gue juga berharap chikanya bangun"ucapnya

"chika tu kuat zen,jadi lo ga perlu khawatir gue juga yakin chika bakal bangun,dia ga mungkin ninggalin lo apalagi bayi nya yang baru lahirr,lo jangan sedih njirr ga cocok soalnya"ucap olan berniat menghibur

"anjir lo lan,gue juga bisa sedih kali emng lo pikir gue bukan manusia "ucap zen menatap tajam olan yang terlihat cengengesan

"zenn ngomongnya sayangg"tegur gracia tersenyum tapi malah membuat zen takut

"nahloh, marahin ma emng kebiasaan zen sekarang dia suka ngomong kasar ma"ucap oniel

"ga usah kompor niel,maaf ma habisnya dia ngeselin "ucap zen

"kalian ini ada ada aja,ohh ya kalian udah pada makan belum?"tanya aya menatap mereka yang berdiri didepan bangsal chika

"belum tan,tadi pulang dari sekolah ganti baju langsung kesini"ucap olan diangguki oniel dan tian

"kasian,yaudh tante beliin kalian makanan yaa, kalian mau apa"ucap aya mengambil hp nya untuk memesan makanan secara online

"ehh ga usah tan,kita kesini juga cuman sebentar sebenernya,kita cuman pengen nengokin bayi sama chikanya, soalnya kita masih ada urusan habis ini"ucap tian tersenyum

"alah kayak penting aja urusan lo"sahut zen

"ye emng penting zen,lo juga harusnya ikut nih"ucap oniel

"lo ga liat bini gue belum sadarr"ucap zen

"iya mangkanya gue bilang harusnya,tapi kan chikanya ga bangun ya lo ga bisa ikut,tapi pas acara semoga chika bangun deh,dan sehat biar kalian bisa ikutan,masa acara kelulusan kalian ga ikut ga asik lah"ucap olan

mereka sudah melewati ujian akhir sekolah walaupun zen dan chika tidak ikut ujian disekolah karena keduanya melakukan ujian dirumah diawasi oleh guru yang datang kerumahnya pada saat itu, setelah menyelesaikan ujian dan tentunya ada acara kelulusan mereka yang diadakan sekolah secara besar-besaran, mereka mengadakan acara disekolah dan para murid harus ikut membantu menyiapkan semuanya

tentunya tidak untuk chika dan zen karena kondisi mereka saat ini,tapi tian dkk tentunya mengharapkan sahabat mereka bisa hadir karena ini acara terakhir mereka dan perpisahan mereka disekolah

"semoga deh,gue juga berharap gue bisa ikut sama chika, apalagi perpisahan kan"ucap zen

"doain aja,kita juga berdoa yang terbaik,yaudh kalau gitu kita duluan bro, kayaknya yang lain juga nungguin"ucap tian

"Yoi, makasih banyak ya udah sempetin datang"ucap zen

"santai aja, semuanya tian sama yang lain pergi dulu"ucap tian menyalimi para orang tua dan juga yang lain,tian juga mengecup pipi michi yang tertidur disofa sebelum pergi begitu pun dengan oniel dan olan

setelah kepergian ketiga temannya itu zen kembali bersedih hati menatap chika yang tak kunjung membuka mata

"sayang kamu ga kangen apa sama aku,ini udah malam loh tapi kamu belum bangun, kasian cici dari tadi merengek pengen dipeluk kamu syg,tadi jagoan kita juga nangis kayaknya mereka haus syg,tapi kamunya bobo"ucap zen mengelus rambut chika

"cepat bangun ya,akuu,cici dan jagoan pengen peluk kamu,kita semua kangen"bisik zen sambil senyum

setelah mengatakan itu zen perlahan berjalan mendekati gracia dan juga aya disana,ia duduk disofa yang dimana michi ditidurkan

"kasian gini pipinya sama hidungnya merah"ucap zen terkekeh kecil melihat hidung michi yang merah akibat menangis

"ya orang anaknya nangis terus gimn ga merah pipi sama hidungnya,tapi lucu zen liat tuhh"ucap aya tersenyum

"iya mi,dia mirip bgt sama chika, perasaan pas awal kerumah ga semirip ini"ucap zen

"udah sebatin sayang, chikanya juga sayang bgt sama michi, mereka beneran udah kaya ibu sama anak kandung"ucap gracia

"alhamdulilah ma,zen juga bahagia bgt dikasih cici,emng awalnya zen pengen anak pertama tu perempuan,walaupun bukan anak kandung, tapi bagi zen cici juga udah lebih dari cukup, apalagi sekarang ada jagoan "ucap zen

"iyaa syg,mama juga senang semoga kamu bisa menjaga keluarga kamu dengan baik ya, apalagi sekarang tanggung jawab kamu banyak lohh,anak kamu udah empat"ucap gracia

"pasti ma,zen pasti jaga mereka dengan baik"ucap zen

mereka terus mengobrol sambil menatap michi yang tertidur pulas,tanpa mereka sadari bahwa seseorang sudah bangun dan sedikit mendengar obrolan mereka yang membuatnya tersenyum

"z-zen"

ketiganya tersentak mendengar suara lembut dan kecil memanggil zen, sontak ketiganya menoleh kearah bangsal dan mendapati chika yang sudah bangun dan mengangkat sudut bibirnya tersenyum manis

"chika!"kompak mereka terkejut

"enghh"lenguh michi kaget

"ssttt maaf sayang oma ngagetin,bobo lagi yaa"ucap gracia menepuk bokong michi agar tertidur dan anak itu kembali pulas

ketiganya kompak mendekati kearah chika, walaupun lebih dulu zen yang menghampiri istrinya itu

"sayangg, akhirnya kamu bangun ada yang sakit?coba bilang sama aku mana yang sakit"ucap zen memeriksa keadaan nya

"a-aku gpp zen,aku beneran gpp"ucapnya pelan, tenaganya masih belum terkumpul sempurna keadaan chika saat ini masih lemas dan tidak terlalu bisa bergerak

"syukurlah mama senang akhirnya kamu bangun, makasih ya sayangg,kamu hebat"ucap gracia mengelus rambut chika

"makasih ma"ucapnya diangguki gracia

"mami, peluk chika"ucap chika tersenyum menatap aya,ia sedikit mengangkat tangannya agar aya bisa memeluknya tanpa menolak aya pun memeluk anak sulungnya

"selamat yaa,mami bangga sama kakak,kakak hebat udah berjuang demi jagoan kakka, terima kasih sayang"bisik aya

"sama sama mami,chika juga makasih sama mami karena mami selalu nemenin chika"ucapnya yang ikut berbisik

"iya sayang"ucap aya seraya melepas pelukan mereka

"kamu ga mau peluk aku? padahal dari tadi aku loh yang kangen bgt sama kamu chik"ucap zen merajuk,ia dari tadi mengharapkan istrinya itu terbangun tapi chika malah tidak meminta pelukan darinya

"ya ampun baba,masa sama omanya anak anak kamu juga cemberut hmm,sini sini peluk aku"ucap chika sedikit terkekeh geli mendengar perkataan suaminya

zen mendadak girang dan langsung memeluk chika,ia tidak hanya memeluk tapi ia sesekali mengecup puncak kepala chika dengan lembut dan penuh kasih sayang

"makasih ya sayang"gumma zen tersenyum

"sama sama"balas chika semakin mempererat pelukannya dengan zen

para oma yang melihat pemandangan didepan mereka juga tersenyum, akhirnya mereka bisa melihat anak anak yang kembali berpelukan, walaupun dulunya mereka marah saat keduanya berpelukan didepan mereka tapi tidak bisa di pungkiri kalau sebenernya keduanya juga senang dan bahagia melihat rumah tangga sang anak yang terlihat selalu harmonis
































































Bersambung............................
Ciee bangun wkwkw

Ramaiinnnnnn voteeeer weiiiii
kalau rame kitaa bisa double up insyaallah
Buruan!!!!!!

nikah karena wasiat [chikzee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang