Lara ikut meringis saat Jerry meringis begitu handuk dingin menyentuh luka di bibir pria itu. Lara memang sudah berhenti menangis sejak tadi, tapi ingusnya masih meler hingga membuatnya terus-terusan mengambil tisu untuk membuang ingusnya.
Melihat itu, Jerry lantas berceloteh, "Apa lagi sih, Ra? Udah lo jangan nangis mulu. Jelek, tau."
"Berisik!" semprot Lara jengkel. "Kenapa sih, kalian pada darah tinggi semua? Sadar, kalian udah hampir kepala tiga! Terutama lo, Jer. Raka nggak bakal kepancing kalo bukan elo yang mulai duluan!"
"Nggak usah omelin gue. Harusnya gue yang ngomelin elo, Ra. Apa-apaan, hah? Kenapa lo bisa turun dari mobil itu monyet? Terus juga kenapa dia tiba-tiba bisa tinggal di samping lo? Sejak kapan kalian tetanggaan?" Jerry menyipitkan matanya curiga. "Jangan bilang kalian ...."
Seakan-akan tahu Jerry hendak menuduh Lara apa, Lara langsung menyela, "Jer. Ingat janji kita apa? Kita nggak boleh suuzon satu sama lain. Kalo lo sampe nuduh gue yang enggak-enggak, nggak gue cakapin lo mulai detik ini."
Jerry mendengus. Lalu terperanjat saat Lara menekan handuk kompres di sudut bibirnya dengan keras. "Ash! Sakit, Ra! Iya-iya! Gue percaya!"
Lara mendelik sebal. Dia lalu mencoba kembali mengompres luka di bibir Jerry dengan lembut. Memar di tulang pipi Jerry juga perlu dikompres. Setelah selesai adu jotos, barulah Jerry merasakan akibat dari perbuatan tak pikir panjangnya itu.
"Pokoknya, apa pun alasan lo, gue tetep nggak bakal setuju lo balikan sama dia, Ra." Jerry menatap kosong ke arah meja saat membiarkan Lara mengompres lukanya. "Selingkuh tuh penyakit. Mau diobatin, dia tetep bakalan kambuh kapan pun tanpa bisa kita cegah. Walaupun Raka sahabat gue, sodara gue, kalo dia pengkhianat, ya tetep pengkhianat. Belajar dari papi gue; dia udah ngasih kesempatan buat nyokap berkali-kali, tapi berkali-kali itu juga nyokap khianatin dia. Jadi kenapa gue milih tinggal sama Papi yang notabenenya bukan orang yang punya hubungan darah sama gue ketimbang tinggal sama nyokap kandung sendiri? Ketimbang sama bokap kandung sendiri? Itu karena gue benci sama yang namanya pengkhianat, Ra .... Gue benci sama mereka yang ngorbanin cinta yang tulus cuma karena nafsu doang ...."
Jerry tampak akan menangis. Meski dia berbadan kekar, bermulut pedas, dan cepat marah, di depan Lara, pria itu bisa berubah jadi anak kecil kapan saja.
Lara memahami perasaan Jerry. Jerry adalah korban dari ketamakan dan keegoisan, makanya dia sangat mengerti Lara. Namun, di sisi lain, Raka juga sama ....
"Tapi menurut gue ... sikap lo ke Raka juga harusnya nggak gitu, Jer. Seumur-umur dia berusaha nggak pernah marah sama lo. Tapi karena lo ngungkit-ngungkit soal bokap ... dia jadi sensitif. Itu tandanya luka kalian sama." Lara membuang napas sedih. "Gue nggak pernah ngehasut lo buat ikutan ngebenci Raka, Jer. Gue tau lo pasti kesiksa karena harus ngejauhin satu-satunya orang yang paling lo sayang selain papi lo. Belum ada kata telat buat kalian saling baikan dan jadi sahabat lagi, jadi sodara lagi ...."
Jerry menatap Lara tak habis pikir. "Lo goblok, ya? Dia pernah bikin lo hampir mati, Ra! Orang kayak gitu masih lo kasih hati? Biar cuman papi gue doang aja yang goblok. Lo jangan!"
"Michelle belum lama ini dateng ke kantor gue," kata Lara, tak ayal membungkam Jerry. "Dia bilang kalo cerita dia dulu nggak sepenuhnya bener. Dia bilang kalo Raka sebenernya waktu itu emang beneran mabuk berat. Dan dia bilang kalo Raka nganggap dirinya lagi ngelakuin itu sama gue, bukan sama Michelle .... Raka beneran ngehalu kalo Michelle itu gue, Jer ...."
Jerry terdiam. Lara pikir Jerry akan mengerti. Namun, Jerry justru menanggapi pernyataannya itu dengan seringai sinis.
"Jadi, cuman karena Michelle bilang itu, lo langsung lemah?" selidik Jerry, membungkam Lara seketika. "Terlepas dari bener atau enggaknya si jalang itu, yang bikin gue miris itu justru elo, Ra. Cuman karena fakta itu, lo langsung mikir kalo lo boleh ngasih kesempatan kedua? Segampang itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Membenci Mantan
Romance"Aku nggak bisa jatuh cinta lagi, karena cintaku habis di kamu." ------------- Perceraian kedua membuat Lara memutuskan untuk sendirian seumur hidupnya. Di luar kendalinya, Raka si pembalap kondang kembali hadir di kehidupannya. Lara yang membenci R...