Potentiallytriggering content: • Physical and emotional abuse/manipulation (no sexual abuse). • Physical violence, torture, and murder • Explicit language • Detailedsexual content. The sexualactivityisconsensual, though some consensualnon-consensual (CNC) role play isdepicted. Itincludes some kinks and behaviors that some readersmight find triggering, including breath play, praise, and rough sex. - PURELYFICTIONS.
This story is published with the author's official permission.
(This bookis the first part of a trilogy and is not standalone.)
°°°
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FREEN SAROCHA
Aroma mawar telah berubah menjadi bau kematian.
Aku menatap darah yang mengalir dari luka-lukanya, pada kehidupan yang dengan kejam meninggalkan tubuhnya tanpa jeda atau berpikir dua kali.
Warna merah merusak kulitnya yang cerah, mewarnai lengan dan kakinya serta membentuk kontur di wajah cantiknya.
Matanya terbuka, tetapi dia tidak menatapku. Warna cokelatnya kosong, lenyap, sudah ada di tempat lain yang bukan tempatku.
Aku mendekap kepalanya dalam pelukanku, membelai lembut rambutnya yang berwarna cokelat tua. Mengangkat sehelai rambut yang basah, aku menghirup dalam-dalam, mencari aroma mawar yang mungkin menjadi mawar terakhirku. Tidak masalah jika mawar itu berduri dan akan menusukku.
Yang menyambutku adalah hal yang paling jauh dari mawar. Ini bahkan bukan kematian. Ini jauh lebih buruk.
Mati rasa.
Tempat di mana dia tidak bisa dan tidak akan merasakanku. Tempat di mana dia mengakhiri segalanya hanya agar dia bisa mengunci hati dan jiwanya.
Hanya agar dia bisa...menghilang.
Aku menyingkirkan rambut dari wajahnya lalu mengecup keningnya pelan. "Aku akan menemuimu lagi."