Part 32

722 61 6
                                    

Keesokan harinya, Sagara sudah bersiap untuk berangkat ke kantor daan seperti biasa Murni mengantarnya sampai depan pintu.

"Sayang aku pergi dulu ya." Ucap Sagara. Dia mencium kening Murni, namun dia mendapat balasan agak dingin pagi ini. Wanita dengan perut yang membuncit itu hanya mengangguk padanya, tidak ada ucapan selamat tinggal atau hati-hati dijalan yang biasa Sagara dengar setiap dia akan berangkat ke kantor.

Sagara awalnya bingung namun dia mencoba mengerti mungkin Murni sedang tidak dalam mood yang baik, sebab Sagara pernah membaca di beberapa situs bahwa ibu hamil cenderung mempunyai mood yang suka berubah-ubah.

Murni memandang kepergian Sagara dengan hati yang gamang, kemudian mengirim satu pesan pada Kenzo untuk memberitahu kemanapun Sagara pergi dan apapun kegiatannya hari ini, tanpa sepengetahuan Sagara tentunya.

Sepertinya Murni harus mulai mencari tau, apa yang sedang Sagara coba sembunyikan darinya.

*****

Sagara sampai di kantor dan mendapat beberapa sapaan disepanjang jalan menuju ruangannya. Dia melihat Kenzo yang sedang memeriksa beberapa berkas tetapi begitu menyadari kehadiran sang bos Kenzo segera berdiri menyambut Sagara.

"Pagi tuan."

"Pagi Ken, tolong laporan yang kemarin harus saya tanda tangani segera taruh di meja saya ya, saya tunggu di ruangan."

Mendengar titah itu Kenzo pun mengangguk dan mengambil beberapa berkas yang harus Sagara tanda tangani, setelahnya dia menyusul langkah sang bos menuju ruangannya.

"Ini laporan yang harus ditanda tangani tuan, untuk proyek kerja sama di bulan November pihak perusahaan dari bandung meminta tuan untuk terjun langsung melihat pembangunan."

Sagara hanya mengangguk menerima laporan Kenzo, kemudian menyuruh Kenzo kembali ke tempatnya. Namun bawahannya itu masih bergeming ditempat, melihat itu Sagara menatapnya bingung. Wajah Kenzo terlihat ingin mengatakan sesuatu, sepertinya penting.

"Ada lagi, Ken?"

"Hmm, maaf sebelumnya tuan, tapi kalau boleh tau kemarin tuan kemana? anda tidak mengkonfirmasi apapun tentang ketidakhadiran anda kemarin, untunglah kemarin tidak ada meeting penting yang harus tuan hadiri. Jadi, saya sedikit lega."

"Ohh, kemarin saya ada urusan diluar. Maaf gak memberitahu kamu, Murni kemarin sedang tidak ingin ditinggal jadi saya gak bisa berangkat ke kantor. Dan hp saya juga dia pegang, jadi saya gak mengabari kamu."

Mendengar hal itu wajah Kenzo terlihat lega namun juga bingung, bukannya Nyonya Murni menghubunginya kemarin dan menanyakan soal tuannya ini? Kalau memang Tuan nya ini ada bersama sang istri, lantas mengapa dia malah menanyakan perihal keberadaan Sagara pada Kenzo?

"Begitu rupanya, tapi tuan sekitar pukul 8 malam nyonya Murni menelpon saya bertanya apakah tuan masih di kantor atau tidak. Soalnya nyonya mencoba menghubungi tuan tapi ponsel anda tidak aktif. Apa saat itu anda tidak ada di samping nyonya? Dari suaranya nyonya terdengar khawatir."

Mendengar itu, Sagara mematung ditempat.

"Murni hubungi kamu? terus kamu bilang apa?" Sagara bertanya santai, mencoba menutupi kegelisahan di hatinya.

"Saya bilang bahwa tuan tidak sama sekali datang ke kantor, saya bicara apa adanya pada nyonya."

Sagara memejamkan mata lalu menghembuskan nafas panjang, lalu menyuruh Kenzo pergi dengan isyarat tangan. Istrinya tau, tapi dia memilih bungkam, pantas saja dia terlihat agak diam sejak kepulangan Sagara semalam dan juga perihal sikap Murni pagi tadi, Sagara tau jawabannya sekarang.

Rupanya dia tau tapi memilih untuk tidak banyak bertanya pada Sagara, betapa Sagara merasa menjadi suami paling brengsek sekarang.

'Maafin aku, sayang.' batinnya lirih.

MY PERFECT WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang