Part 33

2.6K 117 6
                                        

Sagara memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi, dia mencoba tenang namun fokusnya terbagi ketika melihat wajah Murni pucat pasi seperti tidak teraliri darah.

"Murni, tetap buka mata kamu. Kita bakal sampai sebentar lagi, semua akan baik-baik aja sayang. Tolong bertahan."

Sagara menggenggam tangan Murni yang terasa dingin, Sagara mengeratkan genggamannya, darah masih terus mengalir dari inti istrinya, perasaan Sagara semakin kalut. Dia merasa hampir gila.

"Maafin aku, maafkan kebodohan aku." Lirih Sagara, airmata tanpa sadar mengalir dari kedua matanya. Hal yang sudah lama tidak dia rasakan, untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Sagara merasa takut kehilangan.

Dia mengklakson setiap kendaraan yang menghalangi laju cepat mobilnya, dia tidak peduli pada setiap umpatan orang-orang itu, yang harus dia lakukan sekarang adalah sampai ke rumah sakit secepat mungkin.

"Mas, ba---bayiku. Sel--amatkan dia" Murni berujar dengan terbata-bata sebelum akhirnya kesadaran wanita itu hilang.

"MURNI!!! BUKA MATA KAMU!" Jerit Sagara,

"SIAL!" dia memukul stir mobil kencang melampiaskan kekalutan batinnya. Dia teramat takut terjadi sesuatu pada keduanya, tidakk!! Murni dan anaknya akan baik-baik saja. Ya itu pasti!

*****

Sagara kalut, dia duduk dengan gelisah menanti kabar anak dan istrinya yang sedang ditangani. Dia hanya bisa berdoa semoga anak dan istrinya baik-baik saja, dia sangat takut sekarang.

Pintu ruangan itu terbuka menampilkan seorang dokter yang tadi ikut masuk menangani Murni, langsung saja Sagara bergegas mendekatinya.

"Dok, istri dan anak saya-- mereka baik-baik saja kan??"

"Tenang ya pak, semua sudah ditangani, untungnya bapak membawa istri bapak tepat waktu dan pendarahan bisa dihentikan, telat sedikit saja kami tidak yakin bisa mempertahankan bayi dalam kandungan istri anda."

Sagara memejam dan menghembuskan nafas lega, tapi tetap dia merasa belum puas karna belum melihat Murni.

"Saya sarankan untuk kehamilan awal seperti ini, istri anda jangan dibiarkan terlalu banyak pikiran karna itu akan mempengaruhi kondisi janin. Awal kehamilan memang sangat rentan pendarahan yang bisa saja memicu keguguran, jadi tolong lebih diperhatikan istrinya ya pak."

"Sebenarnya ada banyak yang ingin saya sampaikan pada bapak, tapi untuk lebih jelasnya saya akan memberitahu bapak begitu hasil lab istri bapak keluar, mungkin besok pagi hasilnya sudah bisa dilihat. Saya akan menjelaskan lebih detail tentang kondisi anak dan istri bapak, kalau begitu saya permisi dulu."

Sagara hanya mengangguk dan mempersilahkan dokter itu pergi, setelahnya dia termangu. Mengapa ucapan dokter itu tadi membuat perasaan Sagara semakin tidak enak, tapi Sagara berdoa semoga saja ini hanya perasaannya saja.

*****

Sagara menggenggam tangan yang terasa dingin itu, tubuh mungil istrinya terbaring tidak berdaya dengan alat bantu oksigen yang terpasang di hidungnya. Sudah dua jam lebih Sagara hanya duduk terdiam menatap tubuh berwajah pucat itu, istrinya itu belum juga sadar setelah dipindahkan ke ruang rawat kelas VVIP.

Dia hanya berharap Murni segera sadar, dia ingin menjelaskan semuanya pada Murni tidak akan ada yang dia tutup-tutupi. Dia akan bicara apa adanya, jika Murni menyuruhnya untuk meninggalkan dan mengabaikan Kevin maka akan Sagara lakukan. Asal Murni dan anaknya baik-baik saja.

Sagara merebahkan kepala disamping genggaman tangan mereka, berharap mata itu segera terbuka dan tanpa sadar dia terlelap, mencoba berkhayal dan berharap bahwa semua yang terjadi sekarang ini hanyalah sekedar mimpi. Bunga tidurnya.

MY PERFECT WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang