Part 31

895 37 5
                                    

Ada yang berbeda dari Sagara beberapa hari ini, Murni bukannya tidak menyadarinya. Lelaki itu jadi terlihat sering melamun sekarang.

Biasanya sebelum tidur mereka sering mengobrol tentang hari yang mereka lalui. Tapi beberapa hari ini, Sagara selalu pulang telat, dia pulang ketika Murni sudah tidur.

Murni pun mencoba mengerti, mungkin saja banyak pekerjaan yang harus Sagara selesaikan dan membuat lelaki itu jadi kesulitan mengatur waktu santainya. Tapi dibeberapa kesempatan Murni mendapati lelaki itu termenung seolah sedang memikirkan hal yang berat.

Sejak kejadian malam itupun, Murni tidak berani bertanya, hanya mampu menebak-nebak semu pikiran dalam kepala suaminya. Setelah Sagara berujar, lelaki itu langsung mengajaknya tidur. Tidak ada penjelasan apapun darinya dan Murni sempat bertanya-tanya akan hal itu sampai akhirnya dia jadi sadar bahwa mungkin ini sudah menyangkut persoalan hati.

Seperti halnya saat ini, lagi-lagi Murni mendapati Sagara melamun di meja makan ketika mereka sedang sarapan, padahal Murni sudah menaruh sarapan berupa roti selai dan susu dihadapan lelaki itu. Namun dia masih bergeming.

"Mas," Panggil Murni sambil menyentuh lengan Sagara, lelaki itu tersentak kemudian langsung mengalihkan fokus matanya pada Murni.

"Kenapa? ada yang kamu mau?"

"Gak ada, tapi aku liat akhir-akhir ini kamu banyak melamun. Ada yang kamu pikirin, ya?" Murni akhirnya memberanikan diri bertanya, namun Sagara hanya terkekeh pelan lalu menggeleng.

"Gak ada kok, aku cuma pusing aja sama kerjaan. Lanjut lagi ya makan nya."

Mendengar jawaban Sagara yang agak ragu, Murni sadar bahwa lelaki itu sepertinya tengah menyembunyikan sesuatu darinya. Murni melanjutkan sarapannya.

******
Seperti kemarin-kemarin Murni mengantar Sagara sampai depan pintu tapi hal yang membuat Murni terkejut adalah Sagara tidak memberinya ciuman baik di kening maupun di bibir, lelaki itu hanya mengelus rambutnya kemudian melangkah dengan tergesa.

Murni memang melihat bagaimana lelaki itu langsung bergegas ketika notif ponselnya berbunyi, Murni jadi semakin yakin, bahwa ada sesuatu yang terjadi pada Sagara tapi lelaki itu memilih menutupinya dari Murni.

'Sebenarnya apa yang sedang kamu sembunyikan dari aku, mas?' batin Murni bertanya lirih, menatap sedih kepergian Sagara.

Mereka baru saja memulai, entah ujian macam apa lagi yang Tuhan akan berikan padanya, tidak kah sekali saja Murni dibiarkan bahagia lebih lama?

*****

Sagara memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi, dia bahkan tidak segan-segan membunyikan klakson mobil nya pada setiap kendaraan yang bergerak lambat atau menghalangi laju mobil nya.

Sial. Maki lelaki itu dalam hati, tadi dia mendapat sebuah pesan. Bahwa mobil yang ditumpangi Kevin kecelakaan saat akan menuju apartemennya. Dia mendapat notif dari Kevin, meski berkata bahwa kondisi Kevin tidak terlalu parah. Tapi Sagara tetap merasa kalut, ya Tuhan, sebenarnya takdir apa yang sedang coba kau berikan pada lelaki satu ini.

Tak butuh waktu lama untuk Sagara sampai di rumah sakit, dia bergegas bertanya pada suster tentang pasien kecelakaan pagi ini. Begitu menyebut nama Kevin Tanuwijaya, suster berkata bahwa lelaki itu berada di unit gawat darurat (UGD).

Sagara berdiri di depan pintu UGD melihat sekelilingnya dan menangkap Kevin yang sedang diobati. Lelaki kurus itu meringis begitu luka-luka di tubuhnya sedang diobati, Sagara mendekat.

"Kev,"

Kevin menoleh mendengar panggilan itu dan tersenyum sumringah melihat Sagara yang berdiri di ujung blankarnya.

MY PERFECT WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang