Sagara sampai di rumah pada pukul 6 malam, suasana rumah terlihat sepi. Tidak seperti biasanya, kemana Murni? Begitu batinnya bertanya.
Saat akan menaiki tangga langkah Sagara terhenti begitu mendengar suara pecahan dari dapur, segera saja dia berlari menuju dapur takut kalau-kalau itu adalah Murni dan terjadi sesuatu yang tidak diharapkan. Sagara khawatir Murni kenapa-napa.
"MURNI!" Teriak Sagara begitu kakinya sudah sampai di pintu dapur, namun dia bernafas lega ketika melihat istrinya baik-baik saja. Wanita itu sedang berusaha membersihkan pecahan kaca.
"Lho mas? udah pulang ternyata" Ucap wanita itu ringan seolah tidak terjadi apa-apa, tidak taukah dia bahwa Sagara merasa jantungnya akan copot karna mengkhawatirkan wanita itu.
"Kamu ngapain? Jauh-jauh dari pecahan itu"
"Ini mau aku bersihin--"
"Biarin pelayan yang beresin nanti, awas! Nanti kaki kamu kena" Jerit lelaki itu heboh melihat Murni yang hampir menginjak pecahan itu.
"Tunggu disitu, biar aku yang kesana"
Sagara mendekat dan tanpa banyak kata menggendong Murni ala bridal style membuat wanita hamil itu terkejut akan perlakuan suaminya yang tiba-tiba.
"Ehh!! Mas! Gak harus digendong, aku malu kalau ada yang liat. Turunin mas"
"Gak usah peduliin yang lain, aku gak mau kamu kena pecahan itu, bahaya. Lebih baik begini lebih aman"
Kening Murni menyatu begitu mereka melewati pintu dapur dan berjalan ke lantai atas, tempat kamar mereka berada. Kamar mereka masing-masing maksudnya, hehe.
"Lho mas, turunin aku ihh. Aku mau lanjut masak tau"
Namun ucapan Murni tidak digubris oleh suaminya itu , akhirnya Murni diam dan hanya menurut kemana Sagara membawa tubuhnya pergi dalam gendongan lelaki itu.
Dan lagi-lagi kening Murni menyatu ketika Sagara membawanya ke kamar lelaki itu, hei! Ini pertama kalinya Sagara sendiri yang membawa Murni masuk kedalam kamarnya. Biasanya lelaki itu akan langsung mengomel jika Murni masuk tanpa ijin darinya.
Sagara menurunkan Murni di sofa yang berada dekat jendela dan dia pun turut duduk disamping Murni yang sejak tadi hanya diam tapi penuh kebingungan.
"Mas? Ada yang mau kamu bicarain?" Tanya Murni pelan begitu melihat Sagara bersandar pada sandaran sofa dan memejamkan matanya, terlihat lelaki itu seperti banyak pikiran.
Mendengar pertanyaan Murni sontak kedua mata Sagara terbuka namun posisi lelaki itu tidak berubah, dia hanya menatap langit-langit kamar dengan pandangan yang Murni sulit artikan.
"Murni, apa kamu punya sebuah perasaan untuk aku?" Setelah lama terdiam Sagara bertanya, dia duduk tegak dan sekarang posisi lelaki itu menyerong menghadap Murni. Sepertinya pembicaraan ini sudah agak serius, Murni menghela nafasnya.
"Perasaan ya? Hmm, aku gak tau harus dideskripsikan hal yang aku rasain waktu sama kamu itu sebagai perasaan yang seperti apa. Aku gak tau"
Sagara kembali menyenderkan punggungnya,
"Tapi mas, apa kamu tau satu hal?"
"Apa itu?"
"Aku udah kenal kamu, jauh sebelum kamu kenal aku" Murni menyinggungkan senyum melihat mata Sagara yang membola mendengar ucapannya "Maksudnya? Pertemuan pertama kita kan waktu dirumah sakit? Sewaktu nenek dirawat"
"Mungkin bagi kamu saat itu adalah pertemuan pertama kita, tapi gak bagi aku"
Murni mengalihkan tatapan dari Sagara, dia seperti menerawang pada masa itu. Masa awal dia tau salah satu keturunan Tanubrata yang terkenal dingin dan tak tersentuh. Dia Sagara Tanubrata.
"Kamu inget gak 3 tahun lalu, nenek ngajak hampir semua keluarga Tanubrata untuk jalan-jalan ke Korea Selatan? Sewaktu libur tahun baru"
Sagara mencoba mengingat hari itu. Ahh, dia ingat! Hari itu diakhir tahun pada bulan Desember. Dia dan keluarganya berwisata ke negeri ginseng itu untuk merayakan tahun baru. Awalnya Sagara sangat malas untuk ikut, tapi berkat paksaan nenek Asteria dia akhirnya memilih untuk ikut. Tapi bagi Sagara liburan itu adalah liburan paling membosankan yang pernah dia lalui.
Tunggu! Bagaimana Murni bisa tau tentang liburan hari itu?
Dan menjawab pertanyaan Murni, lelaki itu hanya mengangguk.
"Aku juga ikut liburan waktu itu, nenek Asteria yang maksa. Kamu mungkin gak sadar kalau aku juga ikut, sebenernya aku juga bilang sama nenek untuk jaga jarak sama aku. Karna aku gak mau ganggu waktu nenek sama keluarganya. Itu adalah pertama kalinya aku ngerasa liburan dan naik pesawat"
Lagi-lagi Sagara mengetahui fakta mengejutkan tentang wanita ini, sepertinya Sagara terlalu fokus akan rasa tidak sukanya pada liburan hari itu jadi dia tidak memperhatikan sekitar dan... Tidak melihat Murni yang juga berada disana.
"Hari itu, katanya salju pertama bakalan turun. Aku diem-diem keluar resort untuk ngerasain salju pertama, karna memang itu pertama kalinya aku liburan keluar negri dan mau ngerasain rasanya hujan salju, jadi aku nekat hehe"
Kekehan Murni entah mengapa membuat Sagara sedih, wanita didepannya ini selalu pandai membuat Sagara bersimpati.
"Di taman yang gak jauh dari resort itu aku mutusin buat berenti untuk ngerasain salju pertama, dan siapa sangka kalau aku ngeliat seorang lelaki yang sering aku dengar namanya disebut juga berdiri disana. Bedanya wajah lelaki itu penuh dengan kebosanan dan... Kesepian"
"Hampir satu jam aku duduk ngeliatin dia yang cuma diam, sesekali juga dia ngehela nafas. Kaya dia tuh terlihat gak berminat sama hidupnya, padahal banyak orang yang sangat ingin ada diposisi dia. Termasuk aku. Gak lama dari itu salju pertama turun, aku seneng banget"
Sagara melihat binar diwajah ceria itu yang entah mengapa membuatnya merasa ikut bahagia.
"Aku alihin mata aku ke lelaki tadi dan wajahnya tetep sama gak berubah sama sekali, akhirnya aku buat satu permohonan buat lelaki itu. Katanya kan kalau kita buat permohonan di salju pertama maka permohonan kita akan terkabul. Jadi aku buat satu permohonan supaya lelaki itu selalu bahagia disepanjang hidupnya"
Senyum Murni mengembang saat mengingat itu, dia ingat saat itu jantungnya berdetak kencang sewaktu selesai membuat permohonan lelaki itu merubah wajah muramnya menjadi bahagia. Dia bahkan menyinggungkan senyum lebar, namun tak lama lelaki tampan itu pergi entah kemana.
"Setelah aku buat permohonan dan begitu aku buka mata, lelaki itu udah ganti raut wajahnya yang tadinya muram berubah jadi ceria dan dia senyum"
Sagara terus fokus mendengar Murni yang entah mengapa terasa familiar, seperti Sagara juga pernah mengalami hal yang seperti itu.
"Dan... Lelaki itu adalah kamu mas"
Sagara menatap Murni lekat, dia ingat saat itu dia terlampau bahagia karna mendapat sebuah pesan dari Kevin. Yang menyebut bahwa kekasihnya itu rindu pada Sagara setelah hampir beberapa hari hilang kabar, tapi hari itu Sagara merasa sangat gembira.
"Kalau kamu nanya, apa aku punya perasaan sama kamu atau engga, mungkin jawabannya mendekati kata ya, karna jantung aku rasanya deg-degan kalau deket kamu dan aku selalu senang waktu liat kamu. Aku merasa lengkap"
Sagara menangkup tangan Murni lembut.
"Kalau gitu bantu aku juga Murni, bantu aku biar punya perasaan dan rasa yang kamu alami sekarang. Kamu maukan bantu aku untuk kembali menjadi lelaki normal?"
********
Kalo kalian mau aku lanjutin cerita ini di Wattpad, boleh minta komen dan vote nya dong yaa. Biar semangat up nya hehe...
![](https://img.wattpad.com/cover/345986039-288-k610699.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT WIFE
RomanceSLOW UPDATE ❗❗❗ Sagara Tanubrata adalah pria berumur 29 tahun yang mengalami kelainan seksual. Dia pecinta sesama jenis, banyaknya rumor yang beredar membuat perusahaan keluarganya terancam bangkrut. Orangtuanya sudah kehabisan cara untuk mengubah a...