Sagara termenung menatap keramaian kota dari balik jendela kaca di ruangan kerjanya, hari ini setelah rapat lelaki itu memutuskan langsung masuk ke dalam ruang kerjanya. Bahkan dia melupakan makan siangnya, padahal jam sudah menunjukkan pukul 2.00 siang tapi rasa lapar tidak kunjung datang.
Memang setelah hubungannya dengan Murni membaik, Sagara lebih sering makan siang di ruang kerjanya. Bekal yang selalu Murni siapkan untuknya setiap hari biasanya selalu ia makan dengan lahap, tapi hari ini Sagara agak kurang berselera. Entahlah dia terlalu banyak berpikir akhir-akhir ini, tentang Murni dan bayi mereka, tentang pernikahannya, dan juga... tentang perasaannya.
Sagara bertanya-tanya, apakah dia memang benar-benar sudah menerima Murni ataukah perasaan menggebu ini hanya bentuk pelarian karna Kevin yang meninggalkannya tanpa alasan?
Jika memang opsi kedua adalah jawabannya maka Sagara akan mengakui bahwa dia adalah lelaki paling brengsek dimuka bumi ini, tapi dia juga tidak bisa mengartikan apa yang perasaannya rasakan sekarang.
Jujur saja Sagara masih sering melihat akun sosial media Kevin hanya untuk memastikan keberadaan lelaki itu, dia tau dia akan membuat banyak orang kecewa, terutama Murni yang sudah menaruh harapan padanya tapi jujur saja Sagara tidak bisa menghilangkan rasa penasarannya.
Dia masih bimbang, apakah hatinya ini memang sudah sepenuhnya melupakan Kevin atau hanya sekedar mencoba mencari peralihan? Entahlah rasa-rasanya kepalanya ingin pecah jika terus memikirkan hal yang sama.
Baiklah, mungkin sekarang memang waktunya ia move on dan memulai kisah baru bersama Murni, istrinya. Memulai lembaran baru serta menantikan kehadiran anaknya, lagipula dia sudah berkata pada Murni bahwa dia akan berusaha untuk berubah. Maka, dia memang harus berusaha untuk berubah mulai sekarang.
"Hufttt..."
Sagara menoleh begitu mendengar suara dering ponselnya, melihat ada panggilan masuk dari Murni. Ah mengingat Murni, Sagara jadi ingat ciuman mereka minggu lalu. Sagara tidak membayangkan bahwa rasa bibir Murni bisa semanis itu dan membuatnya ketagihan, memang setelah hari itu Sagara merubah kebiasaannya.
Dari mencium kening Murni kini menjadi mencium bibir merah wanita itu sebelum berangkat kerja.
"Halo mas,,"
"iya, kenapa Murni?"
"Mas, kalau pulang nanti aku nitip beliin kebab yaa. Entah kenapa pengen banget makan itu tapi aku males keluar."
Sagara terkekeh mendengar nada manja istrinya itu, dia bisa membayangkan wajah cemberut Murni ketika menginginkan sesuatu, jangan lupakan rengekannya yang membuat Sagara makin gemas.
Semenjak hubungan mereka membaik, Murni memang tidak canggung lagi untuk menelpon Sagara ketika ingin makan sesuatu. Katanya biar Sagara ada sedikit andil dalam tumbuh kembang anak mereka dengan menuruti berbagai kemauan Murni. Untungnya sejauh ini keinginannya tidak ada yang aneh.
Nafsu makan wanita hamil satu itu juga bertambah, bahkan dia bisa merasa lapar setelah makan dengan nasi yang agak lebih banyak dari porsi asli yang biasa wanita itu makan sebelum hamil dulu, serta jangan lupakan beberapa lauk tentunya.
"Iya nanti aku beliin, ada lagi?"
"Gak ada sih, itu aja. kamu udah makan siang kan?"
Mendengar pertanyaan itu Sagara meringis, dia bahkan belum mengeluarkan kotak makanan dari tas bekal. Saat ini Sagara sedang tidak berselera, tapi jika kembali membawa pulang bekal dalam keadaan utuh tentu Murni pasti akan merasa kecewa dan Sagara tidak ingin melihat raut sedih diwajah cantik istrinya.
"Udah kok sayang, tadi aku selesai rapat langsung makan kok."
Akhirnya jalan ini dipilih Sagara, berbohong sedikit demi kebaikan itu tidak masalah, kan? Sebaiknya setelah ini Sagara langsung melahap bekal itu, jika tidak ingin melihat bumil satu itu memasang raut sedih seharian.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT WIFE
DragosteSLOW UPDATE ❗❗❗ Sagara Tanubrata adalah pria berumur 29 tahun yang mengalami kelainan seksual. Dia pecinta sesama jenis, banyaknya rumor yang beredar membuat perusahaan keluarganya terancam bangkrut. Orangtuanya sudah kehabisan cara untuk mengubah a...