Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi, namun Gamaliel masih belum juga bangun dari tidurnya. Mike dan Bastian membiarkan hal itu karena mereka juga baru bangun tidur beberapa saat yang lalu.
Mereka semalam tiba di hotel sekitar jam satu dini hari, itulah sebabnya mengapa mereka bisa bangun hingga se-siang ini. Apalagi karena efek kelelahan setelah bersenang-senang seharian penuh kemarin.
Hari ini Mike memutuskan agar mereka tetap di hotel saja, dan akan pergi jalan-jalan lagi besok. Melihat kedua putranya masih kelelahan, termasuk dia juga sih.
"Ini makanannya, nak!" Mike memberikan makanan yang sudah dia pesan untuknya dan untuk anak sulungnya.
"Tidak dad, aku makannya tunggu Liel bangun saja, biar bisa makan sama-sama!" Ujar Bastian.
"Tidak alasan, makan sekarang!" Balas Mike, "bagaimana jika adikmu bangun siang, hm? Daddy tidak mau kamu sampai tidak makan nantinya!" Sambung pria itu.
"Ta--"
"Tidak ada alasan untuk menolak, Daddy tidak menerimanya!" Mike sungguh tidak mau anak-anaknya sakit apalagi saat sedang berlibur seperti ini. Itulah mengapa dia membiarkan kedua putranya tertidur sampai mereka bangun sendiri, dan selalu mengatur jadwal makan mereka. Jika mereka bangun telat seperti saat ini, maka mereka harus makan setelah bangun. Pokoknya tidak boleh jika tidak mau makan.
"Huff baiklah!" Pasrah Bastian, percuma juga berdebat dengan Daddy nya, nanti akan membangunkan adiknya nanti.
Mereka memilih makan didalam kamar hotel saja karena tidak ingin meninggalkan Gamaliel sendirian di sana, walaupun anak itu masih tidur.
🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾
"Kalian kenapa tidak membangunkan ku? Aku jadi telat bangun, kan..." Gamaliel merasa kesal, dia pikir dia terbangun pagi-pagi sekali, namun nyatanya dia malah terbangun saat jarum jam hampir mengenai angka satu."Tidak apa-apa sayang, kau kelelahan setelah jalan-jalan kemarin, mana tega Daddy dan kakak membangunkan mu." Balas Mike, namun Gamaliel masih tetap dengan wajah kusutnya.
Bukannya apa-apa, namun dia merasa tidak enak saja dengan daddy dan kakaknya yang sudah bangun sejak tadi, namun dia baru bangun disiang hari.
"Marahnya nanti saja, ya? Sekarang pergi mandi, setelah itu kita keluar makan siang!" Ujar Bastian, membuat Gamaliel segera pergi berlalu ke kamar mandi.
"Huff dia marah, dad..." Gumam Bastian menatap sang daddy, membuat Mike tersenyum tipis kearah putra sulungnya tersebut.
"Dia tidak marah, hanya kesal saja. Nanti setelah mandi, pasti moodnya balik lagi kok!" Mike meyakinkan Bastian.
~•🦋•~
"Kakak kok cuman makan buah aja?" Tanya Gamaliel, benar kata Mike bahwa anak itu hanya kesal untuk sementara waktu saja. Buktinya sekarang moodnya sudah kembali normal."Kakak masih kenyang dek," jawab Bastian dengan jujur.
"Karena hari ini kita nggak kemana-mana, nanti sore kita ke kolam renang yuk!" Ajak Bastian.
"Tapi kolam renangnya kan biasanya penuh sama turis lain, kak. Kakak kan tau di sana nantinya akan ada banyak perempuan, bagaimana kalau..." Gamaliel menggantung ucapannya namun Bastian dan Mike mengerti dengan maksudnya.
"Kolam renang di hotel ini ada lima, kita akan berenang di kolam renang yang ada di rooftop hotel. Bagaimana?"
"Okay dad!" Ujar Bastian sambil mengacungkan jempolnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Son Of A Murderer (End)
Teen FictionCERITA INI HANYA TERDAPAT DALAM APLIKASI INI. JIKA ADA YANG MENEMUKAN CERITA YANG SERUPA DI APLIKASI LAIN, TOLONG LAPORKAN KEPADA SAYA. Peristiwa masa lalu yang tidak diketahui bagaimana kejelasannya, membuat Gamaliel hidup dengan title ' anak dari...