Chapter 27

148 56 18
                                    

◇Paket Misterius◇


Hari demi hari berlalu. Fabiola semakin tenggelam dalam rutinitas kuliah di Edinburgh, sementara Khalifah fokus dengan pendidikannya di Akademi Kepolisian. Namun, di balik kesibukan mereka, ada rasa rindu yang terus bertumbuh, menunggu saat yang tepat untuk dilepaskan.

Suatu hari, Fabiola menerima sebuah paket misterius. Sebuah kotak kecil berbalut kertas cokelat dengan tulisan tangan yang tidak ia kenali
"Dari siapa ini", Gumamnya dengan raut kebingungan.

Dengan hati-hati, ia membuka kotak itu. Di dalamnya terdapat sebuah gelang sederhana berwarna perak dengan liontin kecil berbentuk bintang. Bersamanya, ada sebuah catatan pendek:

"Fabiola, meski kita terpisah jauh, lihatlah gelang ini setiap kali kamu merindukanku. Kita berada di bawah langit yang sama, dan suatu saat, aku akan menjadi orang pertama yang menggenggam tanganmu saat kamu melihat bintang. – Khalifah."

Fabiola merasakan dadanya hangat. Ia mengenakan gelang itu di pergelangan tangannya, seolah benda kecil itu menjadi penghubung yang nyata di antara mereka.

Beberapa hari kemudian, giliran Khalifah yang menerima kejutan. Sebuah surat dari Fabiola tiba di Resimen Akademi Kepolisian. Dengan penasaran, ia membuka surat itu dan membaca:

"Khal, aku menerima gelangmu. Setiap malam aku memandanginya dan membayangkan kamu ada di sini. Tapi aku juga punya sesuatu untukmu. Ini mungkin sederhana, tapi aku harap kamu suka."

Di dalam amplop, Khalifah menemukan sebuah foto kecil Fabiola sedang tersenyum di depan kampusnya. Di belakang foto itu tertulis:

"Ini adalah aku yang sedang menunggumu. Aku percaya, suatu hari nanti, kamu akan ada di sini, menggenggam tanganku seperti yang kamu janjikan."

Khalifah merasakan dadanya berdebar. Ia tahu bahwa Fabiola adalah sosok yang spesial, seseorang yang layak diperjuangkan.

Malam itu, Khalifah berdiri di halaman barak, memandangi langit yang cerah. Ia menggenggam foto Fabiola dengan erat, seolah-olah berjanji pada dirinya sendiri.

"Aku akan segera menemuimu, Fabiola. Tunggu aku."

Di tempat yang berbeda, Fabiola juga memandang langit yang sama, dengan hati yang penuh harapan.

Jarak mungkin memisahkan mereka untuk sementara, tapi cinta akan selalu menemukan jalan.

•  •  •

Malam ini, Khalifah berbaring di kamarnya yang sederhana di asrama Akademi Kepolisian. Pikirannya melayang jauh ke Edinburgh, membayangkan Fabiola yang mungkin sedang sibuk di membaca buku atau menikmati secangkir kopi di sebuah kafe kecil yang biasa ia ceritakan.

Sementara itu, di seberang benua, Fabiola menatap langit malam dari jendela apartemennya. Cahaya lampu kota Edinburgh berkilauan seperti bintang-bintang, tapi pikirannya tak bisa lepas dari Khalifah.

Mereka berbicara lewat telepon malam ini. Suara Khalifah yang lembut menenangkan pikiran Fabiola.

"Fab, aku tahu jarak ini sulit. Tapi aku percaya kita bisa melewatinya," - Khalifah.

Fabiola tersenyum meski air mata mulai menggenang di matanya. "Aku juga percaya, Khal. Aku tahu kamu selalu ada di sini, di hatiku."

Khalifah terdiam sejenak, "Aku punya kejutan untukmu."

"Kejutan apa?" Tanya Fabiola penasaran.

"Aku akan mengunjungi kamu, setelah pendidikan ini selesai. Aku ingin kita bertemu langsung, tanpa jarak lagi."

Fabiola terdiam, hatinya berdebar-debar. "Kamu serius?".

"Serius, Sayang. Aku akan datang untukmu. Jadi, tunggu aku, ya?".

Fabiola mengangguk meski Khalifah tak bisa melihatnya. "Aku akan menunggumu, Khal."

Equal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang