Chapter 42

137 40 5
                                    

Continuation...


Fabiola menggenggam ponselnya erat-erat, tangan terasa dingin meskipun ruangan di sekelilingnya cukup hangat. Elisabeth di ujung telepon terlihat begitu cemas, seolah ada sesuatu yang sangat besar yang harus segera disampaikan. Fabiola merasa semakin bimbang.

"Elisabeth, what do you mean? What do you know about Khalifah?" Fabiola bertanya dengan suara gemetar, mencoba menahan diri agar tidak terdengar terlalu panik.

Elisabeth terdiam sejenak, lalu kembali berbicara, suaranya terdengar lebih pelan dan hati-hati. "Mrs. Fabiola, I know you love Khalifah very much, and I don't want you to get hurt. But, there are things you don't know about what's going on behind all this. He may look perfect on the outside, but..." Elisabeth berhenti sejenak, seolah mencari kata-kata yang tepat.

Fabiola menelan ludahnya, rasa takut mulai merayapi setiap sudut hatinya. "But what? Elisabeth, I need an explanation right now".

Elisabeth menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya melanjutkan. "I can't explain everything here, Fabiola. But what I know is that there was someone close to Khalifah, who you may not know, who had a big influence on his life. That person might be able to explain a lot of things that you didn't know until now".

Fabiola merasa dunia seolah runtuh di sekitarnya. Apa maksud Elisabeth dengan kata-katanya? Seseorang yang dekat dengan Khalifah? Fabiola mulai merasakan gelombang kecemasan yang lebih besar. Apakah selama ini Khalifah menyembunyikan sesuatu darinya? Apakah orang itu akan mengungkapkan sesuatu yang akan merusak segalanya?

"Elisabeth, I need to know more. I have to know who that person is" Suara Fabiola mulai penuh desakan.

"I can't tell you much more than this, Mrs. Fabiola. You have to be careful. Don't let yourself be hurt by a reality that you don't fully understand. Things may not be as you think" Elisabeth menyelesaikan kalimatnya dengan nada yang berat, seperti peringatan.

Sebelum Fabiola sempat menjawab, Elisabeth sudah menutup teleponnya. Fabiola hanya bisa terdiam, menggenggam ponselnya dengan tangan yang mulai gemetar. Semuanya terasa kacau. Kenapa tiba-tiba ada orang lain yang terlibat? Dan siapa yang dimaksud Elisabeth?

Dengan perasaan penuh pertanyaan, Fabiola merosot ke kursi, membenamkan wajahnya di telapak tangan. Dulu, dia yakin segala sesuatu antara dia dan Khalifah adalah yang terbaik, bahwa hubungan mereka adalah yang terindah. Tetapi sekarang, semuanya terasa seperti serpihan-serpihan kenangan yang semakin sulit untuk disatukan.

Fabiola memejamkan matanya, mencoba menenangkan diri, tetapi di pikirannya hanya ada satu pertanyaan yang terus berputar "Siapa yang bisa menjelaskan semua ini?".

Saat itu juga, ponselnya kembali berdering. Kali ini, ada nama yang membuat jantungnya terhenti sejenak. Itu adalah nama Khalifah.

Dengan ragu, Fabiola mengambil ponselnya. Nafasnya tercekat saat jari-jarinya menyentuh layar. Apakah dia siap untuk mendengarkan apa yang akan dikatakan Khalifah? Ataukah kali ini dia akan menghadapinya dengan sebuah kenyataan yang begitu pahit?

Fabiola tahu, hari ini akan menjadi titik balik bagi hidupnya.

Equal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang