Chapter 43

87 31 4
                                    

Continuation...


Dengan perasaan yang semakin cemas, Fabiola menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya mengangkat telepon. Suara detak jantungnya bergema di telinga, hampir seakan mendominasi segala yang ada di sekitarnya. Di ujung sana, terdengar suara Khalifah yang begitu familiar, namun ada sesuatu yang berbeda dalam nada suaranya.

"Fabiola" Suara Khalifah terdengar agak serak, seperti ada ketegangan yang tak terungkap. "Aku tahu, kamu pasti bingung dan terluka mendengar apa yang kamu dengar. Tapi, aku mohon dengarkan aku dulu".

Fabiola menggigit bibir bawahnya, mencoba mengendalikan gejolak emosi yang hampir meledak. "Khalifah, apa maksudnya ini? Apa yang terjadi?" Suaranya terdengar datar, tapi setiap kata terasa berat untuk diucapkan. "Kenapa tiba-tiba ada orang yang bilang kamu selingkuh? Kenapa semua ini muncul begitu saja?".

Khalifah terdiam sejenak, lalu menghembuskan napas panjang. "Aku tahu ini berat, dan aku tahu ini bukan sesuatu yang mudah diterima. Tapi, aku tidak pernah ingin kamu merasa terluka. Fabiola, aku ingin jujur padamu sekarang juga. Semua yang kamu dengar itu, tidak benar".

Fabiola menunggu, mendengarkan tiap kata yang keluar dari bibir Khalifah. "Jadi, apa yang terjadi sebenarnya?" Tanyanya pelan.

Khalifah menghela napas lagi, seolah menyiapkan dirinya untuk mengungkapkan kebenaran yang sulit. "Fabiola, ada orang yang berusaha merusak hubungan kita. Mereka mencoba menyebar fitnah tentang aku. Orang itu… sebenarnya adalah perempuan yang waktu itu sempat ingin dijodohkan denganku, yang tidak bisa menerima kenyataan bahwa aku tidak menyukainya. Dia tidak mau melepaskanku dan ingin mengganggu segala yang aku bangun".

Fabiola terkejut mendengar penjelasan itu, meskipun hatinya masih terasa ragu. "Perempuan itu?" Fabiola bertanya dengan nada tak percaya. "Tapi kenapa dia bisa begitu jauh sampai membuat fitnah seperti itu? Kenapa dia bisa menghubungi orang lain dan memberitahumu hal-hal yang nggak benar?".

Khalifah mengusap wajahnya, mungkin merasakan kelelahan yang sama. "Aku juga nggak tahu, Fabiola. Yang aku tahu, dia masih punya pengaruh besar di beberapa kalangan. Dia menggunakan posisinya untuk merusak nama baikku dan hubungan kita. Aku merasa sangat terpojok, dan aku nggak ingin kamu terlibat dalam semua kebohongan ini".

Fabiola terdiam sejenak, mencoba mencerna setiap kata yang diucapkan Khalifah. Ada sedikit ketenangan di hatinya, namun masih ada rasa tidak percaya yang belum sepenuhnya hilang. "Khalifah, aku ingin percaya padamu. Aku benar-benar ingin, tapi kenapa dia begitu yakin bisa mempengaruhi kamu? Kenapa dia tahu banyak tentang kita?".

"Aku nggak bisa menjawab itu semua sekarang" Jawab Khalifah dengan suara serak, "tapi aku akan membuat semuanya jelas, Fabiola. Aku akan mengungkapkan semuanya padamu. Aku ingin kita bisa tetap bersama tanpa ada rahasia".

Fabiola terdiam, mencoba menenangkan pikirannya yang berkecamuk. "aku hanya butuh waktu, Khalifah. Aku butuh waktu untuk mencerna semuanya" Kata-kata itu keluar dengan berat, namun hati Fabiola tahu, dia masih mencintai Khalifah. Namun keraguan yang begitu mendalam tidak bisa hilang begitu saja.

"Kamu nggak perlu buru-buru, Sayang. Aku akan menunggu" Kata Khalifah lembut, penuh harap.

Fabiola menatap keluar jendela, memandang langit yang gelap di luar sana. Dalam hatinya, ia tahu bahwa perjalanan mereka belum berakhir, meskipun saat ini segala sesuatunya tampak kabur. Tapi jika ada satu hal yang pasti, itu adalah cinta yang masih ada di dalam hatinya untuk Khalifah.

"Aku akan berusaha, Khalifah. Aku akan berusaha memahami dan memberi kesempatan untuk menjelaskan semuanya" Fabiola mengakhiri percakapan mereka dengan kata-kata yang penuh keteguhan, meskipun hatinya masih dipenuhi dengan tanya yang belum terjawab.

Dengan percakapan yang belum selesai sepenuhnya, Fabiola merasa kebingungannya semakin mendalam. Namun, ia tahu bahwa di dunia ini, tidak ada yang lebih penting selain kejujuran. Apakah Khalifah benar-benar bisa membuktikan bahwa hubungan mereka masih layak diperjuangkan? Akankah Fabiola bisa memercayai semua yang telah dia dengar, atau malah akan menjadi lebih sulit untuk menerima kenyataan yang ada?

Equal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang