Chapter 37

132 44 6
                                    

◇Di Balik Pintu Ruang Kuliah◇


Pagi ini, langit Edinburgh berselimut kabut tipis yang mulai tersibak cahaya matahari. Udara dingin masih terasa menggigit, tapi langkah-langkah mahasiswa yang bergegas menuju kampus Universitas Edinburgh seolah menghidupkan kembali kehangatan kota itu.

Fabiola melangkah cepat di sepanjang koridor fakultas hukum. Rambut hitamnya tergerai, tertiup angin pagi yang menyelinap masuk melalui jendela besar di sisi lorong. Ia membawa buku tebal tentang Comparative Law dan sebuah laptop di tangannya. Seperti biasa, pagi ini penuh dengan kesibukan akademik.

“Fabiola!” panggil suara lembut dari belakang.

Ia menoleh dan melihat Darlene, teman dekatnya di kampus, menghampiri dengan senyum cerah.

"Good morning, Fab. This morning's lecture was about European law, right?" Darlene bertanya sambil menyamakan langkahnya.

"Morning, Dar. Yes, about the British and French legal systems. It should be interesting" Jawab Fabiola sambil tersenyum.

Mereka berdua masuk ke dalam ruang kuliah besar. Mahasiswa sudah memenuhi ruangan, menunggu kehadiran Profesor McGregor, dosen senior yang dikenal dengan gaya mengajarnya yang energik dan penuh wawasan.

Tak lama kemudian, Profesor McGregor memasuki ruangan dengan langkah penuh percaya diri. "Good morning, class" Sapanya, disambut serentak oleh para mahasiswa.

"Today, we will discuss the fundamental differences between the Anglo-Saxon legal system and the Civil Law system" Katanya sambil menampilkan slide pertama di layar proyektor.

Fabiola langsung fokus. Tangannya bergerak cepat mencatat poin-poin penting yang disampaikan sang profesor.

"Miss Fabiola" tiba-tiba suara Profesor McGregor memanggilnya di tengah diskusi, "What do you think about the application of precedent in the Anglo-Saxon legal system compared to the codification in Civil Law?".

Fabiola terdiam sejenak, merenung sebelum menjawab dengan percaya diri. "I believe the precedent system provides flexibility and adaptability in Anglo-Saxon law, but it also creates complexity in predicting legal outcomes. Meanwhile, the codification in Civil Law offers more clarity and consistency, but might lack adaptability in unique cases".

Profesor McGregor tersenyum puas. "Excellent analysis. You have a deep understanding of the subject".

Kelas berlanjut dengan diskusi yang semakin intens. Fabiola merasa bersemangat, setiap kata yang ia ucapkan membawa pemahaman baru tentang dunia hukum yang selalu menarik perhatiannya.

•  •

Setelah kuliah usai, Fabiola dan Darlene memutuskan untuk pergi ke perpustakaan. Mereka memilih meja di dekat jendela besar yang menghadap ke taman kampus.

"Fab, I'm still confused by the task of comparing the British and French legal systems. Have you started working on it?" Tanya Darlene sambil membuka laptopnya.

"Already. I started by analyzing the historical differences first" Jawab Fabiola. Ia membuka catatan digitalnya dan menunjukkan beberapa poin penting kepada Darlene.

Diskusi mereka berlangsung serius selama hampir satu jam. Fabiola dengan sabar menjelaskan setiap detail yang ia pahami. Bagi Darlene, Fabiola adalah sosok yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki cara berpikir yang terstruktur dan jelas.

Equal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang