◇Keputusan yang Mengubah Segalanya◇
•
•Setelah beberapa hari penuh dengan stres, Fabiola akhirnya merasa ada sedikit ruang untuk bernafas. Butik di Edinburgh berjalan lancar, meskipun tantangan demi tantangan datang silih berganti. Proyek pembukaan butik di Berlin yang semakin mendekat juga membuatnya semakin sibuk. Namun, ada satu hal yang terus menghantui pikirannya, keputusan besar yang harus diambil.
Fabiola duduk di ruang kerjanya, tangan memegang cangkir teh yang sudah hampir habis. Matanya menatap keluar jendela, menikmati pemandangan kota Edinburgh yang mulai redup oleh cahaya senja. Suasana tenang ini terasa sangat kontras dengan apa yang ada dalam pikirannya. Ia merasa seperti berada di persimpangan jalan, di mana setiap langkah yang ia ambil akan membawa dampak besar bagi hidupnya.
Telepon di meja kerjanya bergetar, memecah kesunyian. Fabiola melihat nama Khalifah muncul di layar. Senyum kecil muncul di bibirnya, tapi juga ada keraguan yang mulai menghinggapinya. Ia tahu bahwa hubungan mereka meskipun jauh jaraknya terus berkembang. Namun, dengan segala kesibukannya, Fabiola merasa cemas. Bagaimana bisa ia menyeimbangkan karier, bisnis, dan hubungan dengan Khalifah? Apakah mereka siap untuk menghadapi tantangan yang semakin besar?
Fabiola menjawab telepon itu dengan suara lembut. "Hallo, Sayang?".
"Fabiola" suara Khalifah terdengar hangat dan menenangkan. "Aku cuma ingin memastikan kalau kamu baik-baik saja. Aku tahu belakangan ini kamu sibuk sekali. Bagaimana proyek di Berlin?".
Fabiola menghela napas. "Aku baik-baik saja. Tapi jujur, aku merasa sedikit tertekan. Banyak hal yang harus dipikirkan, dan terkadang aku merasa semuanya datang bersamaan. Aku rasa aku sedang berada di persimpangan, Sayang".
Khalifah diam sejenak, seolah memahami kerisauan yang ada di hati Fabiola. "Aku mengerti, Sayang. Kamu sedang menjalani banyak hal besar sekaligus. Tapi ingat, kamu tidak sendiri. Aku ada di sini, meskipun jarak memisahkan kita".
Fabiola menatap ponselnya, tersenyum tipis mendengar kata-kata Khalifah. Kehadirannya, meskipun hanya melalui suara di telepon, memberi rasa tenang yang tak terhingga. Namun, ada sesuatu yang masih mengganjal di hatinya. "Khalifah" Fabiola berkata perlahan, "Aku rasa aku perlu memutuskan satu hal penting dalam hidupku. Aku harus memilih jalan mana yang benar-benar ingin kutempuh, dan itu mungkin akan mengubah banyak hal".
Suara Khalifah terdengar serius. "Apa maksudmu, Sayang? Apa yang kamu pikirkan?".
Fabiola memejamkan matanya sejenak, mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkan apa yang ada di pikirannya. "Aku merasa aku harus lebih fokus pada satu hal. Aku ingin melanjutkan karier dan bisnisku, tapi aku juga ingin hubungan kita berjalan dengan baik. Aku tidak ingin memilih satu di antara keduanya, tetapi aku tahu aku harus membuat keputusan".
Khalifah terdiam sejenak, dan Fabiola bisa merasakan ketegangan itu. Ia tahu bahwa apa yang ia katakan bukanlah hal yang mudah untuk diterima. Namun, ia juga tahu bahwa keputusan ini adalah bagian dari perjalanan hidupnya, dan ia ingin keputusan itu diambil dengan hati yang terbuka.
"Sayang, kamu tidak perlu memilih antara aku atau bisnismu. Aku ingin kamu sukses, apapun yang kamu lakukan. Aku mendukungmu penuh. Tapi aku juga ingin kamu tahu, aku siap menemanimu melewati ini semua, jika itu yang kamu inginkan".
Air mata menggenang di mata Fabiola mendengar kata-kata Khalifah. Ia merasa begitu dihargai dan dimengerti. Tidak ada yang lebih ia inginkan selain keberhasilan dalam karier dan kebahagiaan dalam hubungannya dengan Khalifah. Namun, ia tahu bahwa jalan ke depan tidak akan mudah.
"Aku ingin kita saling mendukung, Khalifah. Aku ingin hubungan kita tetap kuat, meski dengan semua tantangan yang ada. Aku tahu ini akan sulit, tapi aku siap menjalannya bersamamu".
Khalifah tersenyum, meskipun tidak bisa dilihat oleh Fabiola. "Aku juga siap, Sayang. Apa pun yang terjadi, kita akan menghadapinya bersama".
Fabiola menutup telepon itu dengan perasaan lega yang luar biasa. Meskipun jalan di depan masih penuh ketidakpastian, ia merasa lebih siap untuk melangkah. Keputusan yang ia buat, untuk terus berjalan dengan Khalifah di sampingnya, adalah hal yang paling ia inginkan. Kini, ia bisa fokus menghadapi semua tantangan di hadapannya, dengan keyakinan bahwa ia tidak akan pernah benar-benar sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Equal Love
Romancemenceritakan tentang seorang pria taruna yang jatuh cinta pada anak bungsu dari Irjen polisi. Tidak tau bagaimana rencana Tuhan di kemudian hari, jadi marilah menjadi saksi perjalanan cinta mereka.