Continuation...
•
•Fabiola menatap layar ponselnya dengan mata yang semakin kabur. Pesan itu masih terngiang di telinganya, bergema di setiap sudut pikiran yang selama ini ia coba redakan. Selama berbulan-bulan, ia mempercayai Khalifah sepenuhnya, tetapi kini, rasa ragu mulai merayap, merusak setiap keyakinannya.
"Jadi benar dia selingkuh?" Fabiola bergumam pada dirinya sendiri, matanya yang mulai berkaca-kaca menatap kalimat di pesan itu, yang menyebutkan dengan jelas bahwa Khalifah ada bersama perempuan lain.
Ia menutup ponsel dan meremasnya. Nafasnya semakin berat. Pikiran tentang Khalifah yang mungkin tidak setia, tentang kebersamaan mereka yang sudah terjalin, kini menjadi kabut yang sulit untuk dihalau. Semua yang selama ini mereka lewati bersama terasa seperti bayang-bayang semu. Fabiola menggigit bibirnya, menahan segala emosi yang bergejolak. Ia tidak tahu lagi harus bagaimana. Berpikir rasional terasa sangat sulit.
Fabiola memutuskan untuk tidak langsung menghubungi Khalifah. Ia butuh waktu untuk menenangkan pikirannya. Ia merasa sudah cukup terguncang dengan semua ini. Tetapi meskipun ia berusaha menenangkan diri, bayangan Khalifah tetap hadir, seolah tak bisa dihindari.
Keputusan besar harus segera diambil, tapi hatinya tidak tahu harus memilih yang mana. Menghadapi kenyataan atau tetap mempercayai pria yang sudah lama ia cintai. Fabiola merasa terhimpit antara dua pilihan yang sama-sama menyakitkan.
Di tengah kebingungannya, suara dering ponselnya kembali memecah kesunyian. Kali ini, ia berharap itu adalah Khalifah, berharap mendengar penjelasan langsung dari mulutnya. Tetapi yang muncul di layar justru sebuah nomor yang tidak dikenal.
Dengan sedikit ragu, Fabiola mengangkat telepon itu.
"Fabiola?" Suara di ujung telepon terdengar samar namun cukup jelas.
"Yes, who is this?" Fabiola bertanya, heran. Tidak ada nama yang muncul di layar ponselnya.
"It's me, Elisabeth" Suara di seberang terdengar lebih jelas. "I know you're worried, and I can't just keep quiet. You need to know something about Khalifah. There are some things he might be hiding from you".
Fabiola terdiam, hatinya semakin gelisah. Apa yang akan dikatakan Elisabeth ini? Sesuatu yang bahkan belum sempat ia dengar dari Khalifah sendiri?.
"What's wrong, Elisabeth?" Fabiola mulai merasa ada sesuatu yang besar yang disembunyikan.
"I can't explain everything over the phone, Fabiola. But I think you should know before it's too late" Elisabeth terdengar khawatir, dan Fabiola merasa ada ketegangan di sana.
Fabiola merasa pusing. Semua kata-kata yang dituturkan Elisabeth kini semakin membuatnya merasa terperangkap dalam kebingungannya. Ia tidak tahu harus percaya pada siapa, dan di saat seperti ini, ia merasa begitu rapuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Equal Love
Romansamenceritakan tentang seorang pria taruna yang jatuh cinta pada anak bungsu dari Irjen polisi. Tidak tau bagaimana rencana Tuhan di kemudian hari, jadi marilah menjadi saksi perjalanan cinta mereka.