Dion
Kehadiran Eve—atau sekarang kita panggil Gennie—sebagai sekretaris di pertemuan pertama BPH sebenarnya tidak membuatku terkejut. Aku dan Annika sudah membahasnya, dan keputusan itu kami ambil berdua. Tapi aku tidak menyangka bahwa perasaan yang kukira dulu sudah mati bersamaan dengan rasa sukaku pada Anna berminggu-minggu lalu, malah timbul kembali ke permukaan saat melihatnya. Ini bukan lagi perasaan tanda tanya kenapa dia putus dari hubungan kami, bukan juga perasaan penasaran kemana dia melanjutkan SMA selama ini, bukan juga rasa...tunggu, mungkin inilah perasaan itu. Perasaan yang tersisa dari hubungan kami berdua di masa lalu.
Setelah penyambutan, penjabaran tugas masing-masing BPH, dan perkenalan BPH, aku dan Annika langsung saja menggiring BPH untuk pemotretan individu, kelompok, dan seluruh BPH di studio milik kampus di gedung lantai 3. Dimulai dari fotoku sendiri, Annika, lalu kami berdua. Dan akhirnya giliran Nathan dan Gennie. Yang mengambil foto adalah Koor Campers sendiri, Trian. Dan aku cukup memantau saja. Yah, itung-itung kembali memperhatikan gadis itu lebih dekat dan detail lagi.
Annika benar, Gennie dan Nathan cukup dekat dan terlihat tidak canggung jika diminta kerja sama. Mungkin juga karena sikap Nathan yang santai dan sikap Gennie yang ramah membuat keduanya bisa nyambung satu sama lain.
Wajah bertanya Gennie kembali terarah langsung padaku. Dan sesaat aku sadar aku terlalu memperhatikannya dengan wajah berkerut. Jadi, lagi-lagi aku menggeleng pelan dan mengalihkan perhatian. Di saat itulah Annika menghampiri sembari menyodorkan ponselnya dengan satu pesan masuk. Pesan dari Kang Rizal untuk pertemuan kami berdua bersama alumni malam ini akan dilaksanakan di salah satu kafe tidak jauh dari kampus yang baru buka beberapa bulan, dan sudah Teh Keiko booking tempatnya, di The Turning Cake.
***
"Ini beneran cuman kita berdua doang yang diajak ngobrol sama alumni? Gak sama BPH yang lain?" tanya Annika, memastikan.
"Gue ga ada rekaman mereka ngajak yah, minggu kemarin. Lagian tadi siang udah dikonfirmasi, kan sama Kang Rizal dan Kang Fahmi kalo tempatnya disini. Berarti bener," kataku, agak kesal karena Annika tumben sekali bertanya lebih dari tiga kali tentang hal yang sama hanya karena kami berdua datang lebih awal. Janjinya kami akan bertemu jam pulang kantor, jam 5 sore. Tapi kami berdua sampai di kafe pukul 4 sore, tepat setelah foto bersama dan berpamitan dengan yang lain.
"Rita? Ngapain disini?" sapa Annika pada gadis yang duduk di pojok kafe saat kami sedang mengantri di kasir untuk memesan. Kubiarkan Annika menghampiri sahabat kami, sedangkan aku yang memesan. Es kopi-susu gula aren dan nasi goreng kampung untuk ku, dan es americano beserta sandwich untuk Annika. Setelah memesan, barulah kuhampiri dia.
"Eh, ternyata si Bunga dan Gennie kerja part time disini lho, Yon." Informasi yang manis Annika lontarkan. Aku menarik kursi dihadapan Rita, dan duduk memunggumi kasir. "Terus ada lowongan lagi gak, yah? Kamu sama Anna pasti suka nih kerja disni."
"Semoga aja, yah. Kan, mereka berdua jadi BPH. Gennie cerita ada kemungkinan buka lowongan, tuh," kata Rita, bercerita.
"Kenapa gak, Lu aja yang kerja, Nik? Daripada ngerecokin kita buat kerja," celetukku, karena dua minggu lalu juga dia merecokiku kerja di kantor milik alumni. Dan langsung ditatap kesal sang empu.
"Belum ada yang sreg buat dikerjaan, Pak. Udah lah, kita fokus sama ACS, aja. Kasian anak-anak," timpalnya.
"Anggota, Nik. Jangan kebiasaan manggil anak-anak, ah! Bukan benih gue mereka, tuh." Annika memasang wajah jijik disaat Rita terkekeh geli melihatnya.
"Permisi, pesanannya." Astaga, Rita benar. Aku membalikkan badan, dan wajah ramah itu dengan celemek abu menutupi kaos hitam panjangnya beserta senampan pesananku di tangannya. Spontan aku mengulurkan tangan dan menerimanya. Pantes jam 3 tadi dia buru-buru pulung duluan sebelum penutupan pertemuan BPH, ternyata dia harus ambil shift.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apple Flower of Our Heart
RomanceDion dan Eve hanya berpacaran 5 bulan saat SMA, dan saat kuliah ternyata mereka harus bekerja sama di Komunitas Action Creative Studio dengan Dion sebagai Ketua dan Eve sebagai sekretarisnya. Masalah mereka tak hanya pada perasaan yang belum selesai...