Gennie
Setiap orang memiliki tempat, sesosok, bahkan waktu yang bisa dia anggap 'Rumah'. Bagiku, setelah sekian lama, ACS adalah rumah kedua bagiku untuk berkreasi dan membangun koneksi. Aku sempat benci manusia semasa SMA, apalagi setelah aku terpaksa pindah sekolah, selama 2 tahun di SMA yang baru aku hanya berteman sangat baik dengan novel. Tapi saat aku masuk masa kuliah, seakan aku memasuki dunia yang baru, dunia yang lebih berwarna, dunia yang selalu aku dambakan. Di saat orang-orang merasa hidup sesama mereka SMA, aku baru merasa benar-benar hidup saat bersama tim ACS.
Untuk sesaat saja aku merasa waktu berhenti setiap kali aku menikmati kebersamaan itu, waktu yang kuhabiskan saat pembuatan compro dan masa PKKMB kampus terasa begitu cepat berlalu. Sampai akhirnya saat yang dinanti tiba, kami akan menerima anggota baru dengan melalui pekan-pekan Open Recruitment (atau oprec).
Kak Nathan sudah mengurus booth, flyer, bendera ACS, bahkan kumpulan lagu untuk dipasang selama pekan oprec ini yang berlangsung di salah satu kantin terbesar di kampus, atas arahan BEM kampus. Aku hanya tinggal menyiapkan Google-Form untuk nanti diisi oleh calon anggota, dan mengarahkan caption untuk tim Marcom dari Kang Dion.
Berbicara tentang Kang Dion. Semenjak tempo hari di studio, aku menjaga jarak darinya. Well, dia juga nampak menjaga jarak dariku. Aku paham kenapa. Mungkin saja kan dia menjaga perasaan kekasihnya, Teh Anna, sama sepertiku. Tapi yang tidak habis pikir adalah bagaimana bisa selama ini dia masih mengingat ditail hidupku? Aku memang pernah bilang padanya bahwa ada masalah di keluargaku, tapi aku tidak pernah bilang bahwa itu semua berefek pada setiap keputusanku untuk tidak menjadi ketua. Aku terbuka saja jika suata hari aku menjadi ketua, tapi untuk sekarang aku tidak membayangkan diriku menjadi sesuatu yang besar, aku membayangkan diriku menjadi orang yang mendukung orang-orang yang besar. Dan aku masih membayangkan dia menjadi sosok yang lebih besar dari sekrang. Aku bangga Kang Dion sekarang menjadi pimred, dan menjadi sesosok yang disenangi meski seharusnya pun dia disegani pula, setidaknya dia dihormati. Tapi aku tahu suatu hari dia menjadi sesosok yang jauh lebih besar lagi. Entah apapun itu.
Ini hari kedua oprec, dan akhirnya aku bisa menghampiri booth ACS, disaat hari pertama kemarin aku sibuk dengan kelas. Dan itu berarti, setelah 3 hari setelah rapat oprec, aku akan bertemu dengan Kang Dion, karena kami berdua memiliki jadwal kelas yang lebih mirip. Dan benar saja, sesaat aku duduk di booth bersama Rosa (teman sejurusan dan teman kontenkku dulu) dan Teh Bunga, Kang Dion datang dengan Diana, adiknya.
"EVE!" teriakan Diana membuat banyak pasang mata menatapnya, yang berlari menghampiriku dan memelukku begitu era. Aku terkejut sesaat aku bangkit dan menerima pelukan itu. "Astaga! Udah lama banget gak ketemu!"
Sekitar seminggu setelah rapat pertama BPH, Kang Dion memberitahu Diana bahwa kini aku yang menjadi sekretarisnya. Diana langsung berusaha menghubungiku melalui Instagram, dan semenjak itu kami sering bertukar kabar. Kami belum bisa bertemu dari kemarin karena kesibukan kami yang tidak sama. Dan akhirnya hari ini Diana lowong, dan aku memintanya untuk datang ke kampusku untuk bertemu pertama kalinya, setelah sekian lama.
"Hai, Dy!" sapaku, membalas pelukannya. Lalu setelah melepasnya, aku melihat Rosa dan Teh Bunga menatapku penuh tanda tanya. Tentu saja mereka tidak kenal Eve, jadi aku menjelaskannya secara singkat. "Dulu aku dipanggil Eve. Dan ini Diana, temanku di SMA. Aku permisi dulu yah, mau jajan," pamitku, mengambil tasku dan menarik Diana menjauh dari booth. Melewati Kang Dion yang fokus pada list lagu yang akan dinyalakan melalui laptop entah-milik-siapa. Saat lagu 'Sialan' dari Juicy Luicy & Adrian Khalif berputar mengisi kebisingan kantin, aku dan Diana mendengarnya dengan samar karena kami sudah berada agak jauh untuk memakan mie ayam gobrak dekat gedung FEB.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apple Flower of Our Heart
RomanceDion dan Eve hanya berpacaran 5 bulan saat SMA, dan saat kuliah ternyata mereka harus bekerja sama di Komunitas Action Creative Studio dengan Dion sebagai Ketua dan Eve sebagai sekretarisnya. Masalah mereka tak hanya pada perasaan yang belum selesai...