5 - Badan Pengurus Harian

1 1 0
                                    

Gennie

Ini aneh, tapi harus aku akui bahwa aku begitu bangga pada Kang Dion. Memang aku tidak ragu dia akan menjadi orang yang hebat dan berpengaruh di kemudian hari. Yang tidak kusangka adalah aku melihatnya secara langsung bahwa dirinya perlahan tapi pasti menaiki tangga sebuah pencapaiannya tersebut. Memang aku ikut memberi suara pada pasangan Kang Dion dan Teh Annika. Tapi aku tahu sesaat setelah seseorang terpilihnya menjadi kandidat adalah awalan yang hebat. Dan aku merasa bahwa aku masih berada di tangga yang sama dengan tangga yang lebih dari 3 tahun lalu kupijaki saat aku memutuskan hubungan dengannya.

Aku tidak lupa ingatan atau tidak tiba-tiba menjadi orang yang berbeda jika mengingat kejadian itu. Aku tahu putus hubungan dengan pacar pertama—yang naasnya adalah pacar tersempurna yang pernah aku dapati—adalah hal yang paling gila dan tidak masuk akal yang pernah dialami gadis remaja sepertiku. Yang lebih gila dan tidak masuk akalnya lagi, selama hampir 3 tahun dan 2 bulan terpisah, aku masih merasakan debaran jantung setiap kali tak sengaja melihatnya. Kadang aku masih mencari dirinya dari ribuan orang dalam wujud apapun. Tapi anehnya lagi aku masih akan berusaha menghindarinya setiap kesempatan yang ada. Dan aku masih menceritakan kisah kami berdua kepada siapapun yang tidak mengenal baik dirinya. Gila, bukan? Well, aku sendiri berpikir begitu.

Untuk sesaat, mungkin aku harus memikirkan diriku untuk memutuskan langkahku selanjutnya. Sekarang aku akan masuk ke tahun ke-2 menjadi mahasiswa. Kata beberapa kating dari berbagai jurusan, termasuk jurusanku yang adalah Hubungan Internasional, semester 3 adalah semester yang paling menyenangkan jika dibanding dengan semester setelahnya. Jadi jika aku memikirkan banyak main, inilah semester yang tepat untuk sering bolos, mengerjakan tugas pada tanggal yang mepet, dan lebih banyak bersosialisasi ketimbang memahami materi. Tapi jika kalian berada di posisiku, aku yakin kalian akan memilih lebih banyak belajar dengan giat dan mencari tempat magang, jika perlu.

Bahkan disaat libur 3 bulan ini, di saat orang-orang diajak teman-temannya libur ke Lembang, Pangandaran, Tangguban Parahu, atau bahkan ke Jogja, aku menolak semua tawaran itu dengan alasan sedang bekerja sampingan. Aku tidak sepenuhnya berbohong, di hari-hari tertentu, aku diminta Teh Ghina, anak Ua Endah, untuk menjaga anak-anaknya, dan lucunya aku dibayar 150 ribu perjam. Tapi jika tidak ada, sehari-hari selama libur dan tidak ada panggilan Action Crative Studio (atau ACS), aku menjadi salah satu pegawai kafe milik Kang Vian dan Bang Febri. Yap, si kembar itu membangun kafe sesaat setelah mereka lulus kuliah. Awalnya tentu ini ditentang Ua Pajar, tapi ibu mereka, Ua Hanna, mendukung dan menjadi investor terbesar. Singkat cerita, kafe mereka hanya membutuhkan beberapa pegawai paruh waktu dan aku menjadi kelinci percobaan mereka.

Kafe mereka yang diberi nama 'The Turning Cake' ini cukup unik. Tidak hanya menyediakan kopi, teh, susu, bandrek, bajigur dan juga beraneka ragam makanan hasil racikan Bang Febri yang kebanyakan kue dan pasta, di sekitar kafe terdapat banyak rak buku yang boleh dibaca para pelanggan. Dan jika mereka mau dan sangat tertarik dengan bukunya, mereka bisa membawanya ke kasir, nanti akan dibawakan buku baru dari gudang untuk mereka beli. Tapi sayangnya, karena kafe ini baru berumur 5 bulan, jadi baru beberapa buku yang bisa dijual, kebanyakan baru bisa dipinjam di tempat. Konsep ini adalah ide Ua Hanna, yang suka membaca buku.

Ini sudah tiga hari semenjak MAPER. Hari ini aku shift bersama Kang Vian dan Teh Bunga, kakak tingkat ku di kampus dengan berbeda jurusan tapi juga sekaligus salah satu anggota ACS dibidang yang sama denganku, bidang reporter. Setiap hari minimal ada dua karyawan shift dan saalah satu pemilik, bisa Bang Febri, Kang Vian, atau malah yang lebih sering berjaga itu malah Ua Hanna. Dan enam sampai delapan jam sekali shift akan diganti. Jadi bisa dibilang, waktunya sangat fleksibel dan pas untuk anak kuliahan. Kini pukul tujuh pagi, dan kami bertiga sedang memeriksa stok dan membersihkan kafe sebelum jam 8, jam bukanya kafe The Turning Cake.

Apple Flower of Our HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang