Dion
Pertemuan selanjutnya aku jauh lebih siap. Aku tahu aku dipasangkan dengan Gennie, yang berarti aku akan menghadapi perasaan dan pemikiranku tentang dia. Meski aku tidak membohongi diri, semester depan aku akan membuat jadwal yang sama dengan Nathan agar aku bisa dipasangkan dengannya. Beruntunglah kali ini pekerjaan pertama terpisah kami adalah pembuatan Company Profile atau Compro, sedangkan Annika akan mengerjakan pembuatan konten Action-Nary (konten kuliner) di festival makanan di Gedung Sate. Selain aku dan Gennie, ada beberapa BPH dan anggota yang menjadi crew utamanya. Dua tahun terakhir, proses pembuatan film seperti ini adalah momen yang paling kusukai, tapi untuk pertama kalinya aku merasa ini begitu menegangkan dan begitu mengejutkan. Ini kali pertamanya aku yang akan membimbing mereka dalam proses ini.
Dan sesaat saat aku masuk studio, semua crew utama menyambutku dengan suka cita. Kegugupanku seketika berubah menjadi rasa senang dan syukur. Setidaknya mereka ramah dan tentunya bisa santai.
"Kang Dion," panggilan Gennie pun terasa biasa saja, terkalahkan dengan perasaan ku saat ini. "Untuk pertemuan inikan sudah ditentukan crew utamanya, kita langsung buat scrip-nya aja kan, yah?" tanya Gennie, memastikan. Dan aku menggangguk dengan senyuman lebar.
Para crew sudah duduk di lantai berlapis karpet tipis. Siap mendengarkan arahanku, yang sebenarnya juga masih bingung. Tapi, secara naluriah aku mengucapkan kata sambutan secara singkat. Berterima kasih karena mau menjadi bagian yang besar. Lalu membaritahu mereka bahwa pembuatan compro ini bertujuan untuk persiapan PPKMB saat memperkenalkan komunitas kampus. Nantinya akan ditayangkan beriringan bersama dengan komunitas kampus yang lain seperti PAK (Pencinta Alam Kampus), Mampus-Band, LISMA (Lingkungan Seni Mahasiwa), dan banyak lagi dan termasuk juga dengan saingan ACS; Vox Campus Radio atau VCR.
Bukan hal yang tabu bagi kami bahwa ACS dengan VCR sering bersaing dari segi perebutan anggota baru, program, kreatifitas, prestasi, tempat atau barang yang akan dipinjam ke pihak kampus, dan banyak lagi. Tapi yang tahu hal ini adalah antar BPH. Dibalik itu, ACS dengan VCR sering mendukung dengan menjadi Media Partner bagi satu sama lain jika salah satunya ada yang membuat acara. Tapi aku dan Annika berjanji tidak akan membuat persaingan ACS dan VCR semakin kentara, bahkan jika bisa dihapuskan. Kami dari almamater yang sama dan perbedaan kami ada pada format yang dibagikan. VCR terfokus dengan format frekuensi online mereka, sedangan kami—ACS terfokus di konten dan film di media sosial. Dan seharusnya kami saling mendukung. Apalagi, mengingat CEO (Sebutan dari Ketua Umum di VCR) adalah salah satu teman tongkronganku karena kami sejurusan, Aris.
"Nah, untuk sekarang, pertemuan pertama kita susun dulu alur compro-nya sebelum nanti malam bisa kita bagikan bagian yang lain, seperti pemeran, campers, editor, dan lainnya di grup compro, ok."
Kendra—Astrada mengangkat tangan. "Gimana kalo alurnya pengenalan BPH di studio, satu persatu, terus nanti pengenalan kontennya kayak BPH nonton TV bareng gitu," katanya, menjabarkan secara singkat alur di kepalanya.
"Lebih rame kalo kita nyewa villa gak, sih? Sekalian makrab pertama gitu. Rame, kan yah?" celetukku dengan santai sertakan juga cengiran, yang membuat riuh beberapa cowok setuju dengan gagasanku. Mengingat sekre yang kita punya tidak terlalu luas dan agak sulit jika harus di dekor dulu.
"Kita harus mikir budget-nya kalo mau nyewa villa segala, Kang," Gennie menimpali dengan tegas, tapi suara masih lembut namun begitu lantang, sampai rasanya tidak mungkin dibentah. Aku sempat mengerjap beberapa kali diiringi dengan riuh yang tiba-tiba menjadi sunyi saat mendengarnya bersuara.
"Kalo di studio kita agak kurang memungkinkan buat estetikanya, tapi kalo studio kampus mungkin masih bisa dipertimbangkan. Iya kan, Gen?" ujar Hasna—Art Director, memberi masukkan sekaligus menunjukkan dukungan kepada sekretarisku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apple Flower of Our Heart
RomanceDion dan Eve hanya berpacaran 5 bulan saat SMA, dan saat kuliah ternyata mereka harus bekerja sama di Komunitas Action Creative Studio dengan Dion sebagai Ketua dan Eve sebagai sekretarisnya. Masalah mereka tak hanya pada perasaan yang belum selesai...