Bab 9 Terbang

1 1 0
                                    


~~~

Pagi itu, para siswa Gryffindor dan Slytherin berkumpul di lapangan terbuka Hogwarts untuk pelajaran terbang pertama mereka.

Sapuan angin dingin dari danau membuat beberapa siswa menggigil, tetapi suasana tetap penuh antusias. Di tengah lapangan, sejumlah sapu tergeletak dalam barisan rapi.

Amelia berdiri di antara Hermione dan Ron, menatap sapu dengan rasa gugup. Ia belum pernah menyentuh sapu terbang sebelumnya. Bahkan, ia tidak pernah membayangkan dirinya akan belajar terbang.

"Jangan khawatir," bisik Ron, mencoba menghiburnya meski ia sendiri tampak cemas. "Aku yakin kita akan baik-baik saja... mungkin."

Di sisi lain lapangan, Draco Malfoy berdiri bersama Crabbe dan Goyle, memperhatikan Amelia dengan seringai sinis.

"Pastikan kau tidak terjatuh, Amelia," ejeknya dengan suara keras. "Seperti itu akan membuatmu lebih memalukan daripada sekarang."

Amelia menegakkan punggungnya, mencoba mengabaikan ejekan itu. Namun, tatapan dingin Draco membuatnya merasa tidak nyaman.

Profesor Hooch, seorang wanita berambut pendek dengan mata kuning seperti burung elang, melangkah maju dengan penuh percaya diri. "Baiklah, anak-anak," katanya. "Berdiri di samping sapu kalian. Cepat!"

Semua siswa bergerak mengikuti arahannya, berdiri di sebelah sapu masing-masing.

"Letakkan tangan kanan kalian di atas sapu, lalu katakan 'UP!' dengan tegas. Sapunya akan terbang ke tangan kalian."

"UP!" seru Harry.

Sapunya langsung melompat ke tangannya dalam sekali coba, membuat Hermione mendelik kesal.

"UP!" kata Hermione dengan nada tegas, tetapi sapunya hanya berguling sedikit di tanah. Wajahnya memerah, dan ia mencoba lagi. "UP! UP!! UGH UPPP!!" oke itu tidak berhasil dan sapunya hanya berguling-guling ditanah. Mungkin perlu waktu.

Ron juga mencoba, tetapi sapunya malah bergerak liar dan menampar wajahnya. "Ugh, sial!" serunya sambil mengusap hidungnya yang memerah.

Sampai ditertawakan Hermione dan Harry,"Diamlah Harry." Ucap Ron yang melihat Harry begitu bahagia menertawakannya.

Sementara itu, Amelia menghela napas dan mencoba fokus. "UP!"

Sapunya tiba-tiba melayang, tetapi malah terbang menjauh darinya.

"Oh tidak!" serunya, berlari mengejar sapu yang bergerak liar. Seluruh kelas meledak dalam tawa, terutama Draco dan teman-temannya.

"Sepertinya kau bahkan tidak bisa membuat sapu menghormatimu," ejek Draco sambil tertawa keras.

Dengan wajah merah padam, Amelia akhirnya berhasil menangkap sapunya. Ia kembali ke tempatnya sambil menggerutu.

"Tenang saja," kata Hermione dengan nada menenangkan. "Kita hanya perlu latihan."

Profesor Hooch, yang tampak tidak terlalu terkesan dengan kelas itu, melanjutkan instruksi.

Setelah semua siswa akhirnya mendapatkan sapu mereka, ia berdiri di depan mereka.

"Sekarang, dengarkan baik-baik. Pegang sapu dengan posisi seimbang. Angkat kaki kalian sedikit dari tanah, dan ketika saya memberi aba-aba, dorong dengan lembut untuk melayang."

Semua orang bersiap. Namun, sebelum Profesor Hooch memberikan aba-aba, Neville Longbottom, yang terlihat sangat gugup, tiba-tiba mendorong sapunya terlalu kuat.

“Neville, tunggu!” seru Profesor Hooch.

Tapi sudah terlambat. Sapu Neville terbang liar, membawanya ke udara. Ia berteriak panik sambil memegang sapu erat-erat, terbang dengan gerakan tak terkendali.

"Turunlah, Neville!" teriak Profesor Hooch, tetapi Neville tampaknya tidak mendengar dan sibuk berteriak panik dan takut.

Beberapa detik kemudian, Neville kehilangan keseimbangan dan jatuh dengan keras di atas tanah. Seluruh kelas terdiam.

Profesor Hooch segera berlari mendekat, memeriksa Neville yang meringis kesakitan sambil memegang lengannya. "Ush ushh oh sepertinya lenganmu patah" gumamnya. "Ayo, Longbottom. Ke hospital wing dengan saya."

Profesor Hooch Memapah Neville,"Selagi Aku membawa Tuan Longbottom ke Hospital Wing, Aku tidak ingin ada Satupun sapu yang terlihat melayang di udara atau kalian akan dapat detention!"

Saat Profesor Hooch memapah Neville pergi, sesuatu jatuh dari sakunya—bola kaca kecilnya, Remembrall. Draco, yang melihatnya, segera melangkah maju dan mengambil bola itu.

"Hei!" teriak Amelia. "Itu milik Neville!"

Draco hanya tersenyum sinis. "Oh, aku hanya ingin memastikan dia tidak melupakan ini lagi."

Harry, yang sudah lelah dengan sikap Draco, maju selangkah. "Berikan itu, Malfoy," katanya tegas.

Draco menatap Harry dengan pandangan menantang. "Kenapa kau tidak merebutnya saja, Potter?" katanya sambil melompat ke sapunya.

Harry menatapnya tajam. "Baiklah," katanya, lalu menaiki sapunya.

Hermione mencoba menghentikan Harry,"Tunggu! Tidakkah kau dengar perkataan Professor? Tak boleh ada yang menaiki sapu sebelum dia kembali!" Namun Harry mengabaikan dan tatapan matanya terkunci pada Malfoy pirang itu.

Draco terbang rendah di atas lapangan, memegang Remembrall. "Ayo, Potter. Kalau kau mau, ambil sini!" katanya, meluncur lebih tinggi.

Harry mengikuti, mengejar Draco dengan cepat. Kelas lainnya menatap ke atas dengan tegang, tidak percaya mereka benar-benar menyaksikan duel di udara.

Draco berhenti di udara, memegang Remembrall di tangannya. "Kau pikir kau hebat, ya?" katanya, sebelum melempar bola itu ke arah jendela tinggi menara Hogwarts.

Tanpa kata Harry meluncur secepat kilat.

Dengan kecepatan luar biasa, Harry menukik ke bawah, meraih bola kaca itu hanya beberapa inci sebelum menghantam jendela.

Ia menarik sapunya ke atas dengan mulus, mendarat kembali di tanah dengan sorak-sorai dari teman-teman Gryffindornya.

"Itu luar biasa, Harry!" seru Ron, kagum.

Amelia tersenyum lebar, merasa bangga pada Harry. Hermione bahkan tampak terkesan, meskipun ia mencoba menutupi kekagumannya.

Namun, sebelum mereka sempat merayakan lebih jauh, suara dingin dan tegas terdengar dari belakang mereka.

"POTTER!"

Mereka semua menoleh dan melihat Profesor McGonagall berjalan cepat mendekati mereka, wajahnya penuh ketegasan. Kelas itu langsung hening, menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.

ForecastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang