~~~Salju pertama musim dingin turun di Hogwarts, menyelimuti kastil dan pekarangannya dalam lapisan putih yang berkilauan.
Terlihat Hagrid yang menyeret pohon cemara kecil untuk dekorasi Hogwarts.
Aula Besar dipenuhi dengan dekorasi Natal yang megah—pohon-pohon cemara besar yang dihiasi lampu ajaib, untaian mistletoe, dan lilin-lilin melayang yang memberikan suasana hangat.
Di ruang rekreasi Gryffindor, Harry dan Ron duduk di depan perapian, bermain catur penyihir. Bidak-bidak catur mereka berteriak dan memukul satu sama lain dengan keras, membuat permainan terlihat lebih seperti perang kecil daripada strategi.
“Ron, aku yakin pionku akan baik-baik saja tanpa kau menyuruhnya untuk menghancurkan yang lain begitu keras,” keluh Harry sambil memutar matanya.
“Kau kalah lagi, Harry,” jawab Ron dengan seringai puas. “Catur penyihir bukan untuk orang dengan logika Muggle.”
Di saat itu, Hermione masuk dengan koper besar yang hampir lebih tinggi dari tubuhnya. Wajahnya terlihat senang, tetapi ada sedikit kesedihan di matanya. “Apa kalian hanya akan bermain catur sepanjang waktu?”
“Jelas,” jawab Ron tanpa menoleh. “Apa lagi yang bisa kita lakukan selama liburan?”
Hermione mendesah sambil memutar bola matanya. "Aku serius, Ron. Liburan Natal adalah kesempatan untuk mempelajari sesuatu. Kalian bisa membaca buku, atau—"
Ron memotongnya dengan suara malas, “Membaca buku? Tidak, terima kasih. Hogwarts tanpa Hermione cukup menyenangkan untuk menghindari hal itu.”
"Setidaknya carilah informasi mengenai Anjing berkepala tiga yang kita temui di lantai 3. Pasti ada informasi mengenainya di perpustakaan."
Ron menjawab dengan tak peduli dan Harry hanya mengangguk,"ya, ya baiklah."
Hermione mendengus tetapi tidak membalas. Sebaliknya, dia beralih ke Amelia, yang sedang duduk di dekat jendela, memandang salju yang turun dengan lembut.
“Kau yakin tidak ingin pulang?” tanya Hermione lembut.
Amelia menggeleng pelan. “Ibuku dan ayahku sedang di Swedia untuk bulan madu mereka. Aku tidak mau mengganggu mereka. Lagi pula, aku ingin melihat Hogwarts saat Natal.”
Hermione tersenyum kecil, tetapi matanya penuh simpati. “Aku akan mengirimu surat, Amelia. Janji.”
Amelia bangkit dan memeluk Hermione erat-erat, kepalanya bersandar di bahu temannya. “Aku akan sangat merindukanmu,” katanya pelan, hampir seperti bisikan.
“Aku juga akan merindukanmu,” jawab Hermione dengan suara serak, menahan tangis.
Mereka berjalan bersama ke Stasiun Hogwarts Express, Amelia masih memeluk Hermione erat-erat sebelum kereta berangkat. Keduanya hampir menangis saat waktunya tiba untuk berpisah.
“Jaga dirimu, ya!” seru Hermione dari jendela kereta, melambaikan tangannya.
“Kau juga!” balas Amelia dengan suara serak, melambai hingga kereta menghilang dari pandangan.
Harry dan Ron menunggu Amelia kembali ke kastil, mencoba terlihat santai meskipun suasana menjadi sedikit sepi tanpa kehadiran Hermione yang biasa mengomeli mereka.
“Nah,” kata Ron akhirnya, mencoba mengangkat suasana. “Setidaknya kita bisa menikmati liburan tanpa jadwal belajar.”
Harry tersenyum kecil, tetapi Amelia tetap diam. Ia masih berdiri di depan pintu besar Hogwarts, menatap ke arah jalur kereta yang kini kosong, pikirannya melayang jauh.
Dia mencoba meyakinkan dirinya bahwa liburan di Hogwarts akan menyenangkan, tetapi ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.
Entah kenapa, ia merasa ada sesuatu yang akan terjadi selama musim dingin ini—sesuatu yang penting, sesuatu yang tak terduga. Namun, ia tidak tahu apa itu.
Untuk sementara, ia mengabaikan perasaan itu dan berjalan bersama Harry dan Ron kembali ke dalam kastil. Liburan Natal dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forecast
FantasyHarry Potter x Reader Amelia Brighton. Seorang penyihir campuran. Ibunya adalah penyihir berdarah campuran, Membuat Amelia harus mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari sepupu nya tirinya. Draco Malfoy. Sering diolok Draco dengan sebutan pengkhia...