~~~Harry, dengan Remembrall Neville masih di genggamannya, mengikuti Profesor McGonagall ke dalam kastil dengan perasaan was-was. Ia tidak tahu apa yang menunggunya, tetapi sorot mata tegas McGonagall membuatnya merasa ini bukan sekadar teguran biasa.
Beberapa saat kemudian, Harry kembali bergabung dengan teman-temannya di ruang makan.
Ternyata Profesor McGonagall tidak menghukumnya, melainkan memperkenalkannya pada Kapten Tim Quidditch Gryffindor, Oliver Wood, yang tampak sangat bersemangat karena baru saja mendapatkan Seeker baru untuk tim mereka.
Harry tidak sabar menceritakan kabar baik itu kepada Ron, Hermione, dan Amelia. Setelah makan malam, mereka memutuskan berjalan bersama kembali ke ruang rekreasi Gryffindor.
Namun, saat menaiki tangga besar, sesuatu terjadi. Tangga itu, yang biasanya menuju ke lantai yang mereka tuju, mulai bergerak perlahan, bergeser ke arah yang lain.
"Oh, tidak!" seru Hermione, menggenggam erat pegangan tangga.
"Ke mana ini membawa kita?" tanya Ron dengan panik.
Ketika tangga berhenti, mereka mendapati diri mereka di depan sebuah pintu kayu besar yang tidak mereka kenali.
"Ini bukan jalur ke ruang rekreasi," kata Amelia sambil mengerutkan dahi.
Hermione melangkah maju, memeriksa lorong di depan mereka. Ia menghela napas panjang ketika menyadari sesuatu. "Kita ada di lantai tiga," bisiknya. "Lantai ini terlarang untuk dimasuki siswa!"
"Lantai terlarang?" tanya Ron, mengerutkan alisnya. "Kenapa ada lantai yang dilarang dimasuki? Bukankah ini sekolah?"
Hermione menjawab dengan nada rendah, "Profesor Dumbledore memperingatkan kita di hari pertama. Sesuatu yang sangat berbahaya ada di sini."
Sebelum mereka sempat memutuskan apa yang harus dilakukan, suara langkah kaki lembut terdengar di belakang mereka.
Keempatnya berbalik dan melihat kucing milik Filch, Mrs. Norris, menatap mereka dengan mata yang tajam, mengeong pelan.
"Itu kucing Filch!" bisik Ron panik. "Dia pasti ada di dekat sini!"
"Tidak mungkin," gumam Amelia, menoleh ke belakang, "Aku bahkan tidak mendengar langkah kaki manusia."
"Kita harus pergi sekarang!" desak Hermione.
Keempatnya berlari melewati lorong gelap lantai tiga, mencoba mencari jalan keluar sebelum Filch muncul. Di ujung lorong, mereka mendapati pintu kayu besar yang tampak kokoh.
"Coba pintu itu!" kata Harry.
Ron mencoba menarik gagangnya, tetapi pintunya terkunci. "Tidak bisa!"
Hermione, dengan wajah yang penuh determinasi, menarik tongkatnya. "Minggir," katanya. "Alohomora!"
Dengan suara klik pelan, pintu terbuka. Mereka semua buru-buru masuk dan menutup pintu di belakang mereka, berharap Filch tidak mendengar.
"Kita aman?" tanya Amelia dengan napas terengah-engah.
Namun, sebelum ada yang sempat menjawab, sesuatu di dalam ruangan itu menarik perhatian mereka. Amelia membeku di tempat.
"Eh... aku rasa kita tidak aman," katanya pelan.
Mereka semua menoleh, dan di sana, berdiri dengan tubuh besar dan tiga kepala yang mengerikan, seekor anjing raksasa menatap mereka. Tiga pasang mata besar berkilauan dalam cahaya redup, dan tiga mulutnya memperlihatkan gigi-gigi tajam yang terlihat siap menerkam.
"Anjing besar berkepala tiga!" seru Ron, suaranya hampir menjadi jeritan.
Anjing itu menggeram, suara gemuruh yang menggema di ruangan kecil itu.
"Kita harus pergi! Sekarang!" desak Hermione.
Mereka berempat berlari ke pintu, membuka kunci dengan cepat, dan keluar dari ruangan sebelum anjing itu sempat mengejar. Mereka terus berlari menyusuri lorong, napas mereka terengah-engah, hingga akhirnya mereka tiba di tangga yang kali ini tidak bergerak.
"Apapun itu, aku tidak ingin kembali ke sana!" kata Ron dengan nada tinggi.
Ketika mereka akhirnya tiba di ruang rekreasi Gryffindor, mereka semua duduk di sofa dengan napas masih tersengal-sengal. Hermione memegang dadanya, mencoba menenangkan dirinya.
"Kalian tahu tidak," katanya akhirnya, suaranya lebih tenang. "Anjing itu tidak ada di sana tanpa alasan. Aku yakin ia menjaga sesuatu."
"Menjaga apa?" tanya Harry dengan penasaran.
"Entahlah," jawab Hermione. "Tapi jika Dumbledore melarang siapa pun ke lantai tiga, itu pasti sesuatu yang sangat penting."
Amelia memeluk lututnya di sofa. Ia merasa ketegangan dari kejadian tadi masih menggantung di udara.
"Apa pun itu," gumam Amelia, "aku rasa ini bukan kali terakhir kita mendengar soal anjing itu."
Keempatnya saling pandang, mengetahui dalam hati bahwa mereka baru saja menginjakkan kaki ke rahasia Hogwarts.
"Ini akan panjang, Selamat malam." Amelia pergi ke kamar terlebih dahulu lalu disusul Hermione.
Dalam kamar, Mereka dengan cepat tidur, akibat kelelahan dan kejadian mengejutkan sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forecast
FantasyHarry Potter x Reader Amelia Brighton. Seorang penyihir campuran. Ibunya adalah penyihir berdarah campuran, Membuat Amelia harus mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari sepupu nya tirinya. Draco Malfoy. Sering diolok Draco dengan sebutan pengkhia...